Karena tujuan hamba diciptakan di muka bumi untuk menunaikan hak yang paling agung, yaitu hak Allah ‘azza wa jalla untuk ditauhidkan dan tidak dipersekutukan.
Allah ta’ala berfirman,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالأِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُونِ
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku saja.” [Adz-Dzariyyat: 56]
Sahabat yang Mulia Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma berkata,
كَلُّ مَا وَرَدَ فِي الْقُرْآنِ مِنَ الْعِبَادَةِ فَمَعْنَاهَا التَّوْحِيدُ
“Semua kata ibadah yang disebutkan dalam Al-Qur’an maknanya adalah tauhid.” [Tafsir Al-Baghawi, 1/71]
Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
وَمَعْنَى الْآيَةِ: أَنَّهُ تَعَالَى خَلَقَ الْعِبَادَ لِيَعْبُدُوهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ
“Makna ayat ini: Bahwa Allah menciptakan makhluq semata-mata untuk beribadah kepada-Nya saja, tidak ada sekutu bagi-Nya.” [Tafsir Ibnu Katsir, 7/425]
Maka ibadah adalah tauhid, bukan sekedar menyembah Allah, tetapi memurnikan penyembahan hanya kepada Allah dan meyakini hanya Allah yang patut disembah, serta tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu apa pun dan meyakini semua yang disembah selain Allah adalah batil.
Sumber: https://web.facebook.com/sofyanruray.info/videos/1058938620922286/
Telegram BIS: https://t.me/ilmusyar1
* Grup Whatsapp* :https://bit.ly/grupbis
Silakan disebar Artikel ini dengan tidak menambah atau mengurangi isi tulisan dan yang berkaitan dengannya
┅┅══❃ ✿❃══┅┅ ✿❃══┅┅
Leave a Reply