Dirinya melanjutkan : “Akupun masih bersama diriku, mencoba mengusir bayang-bayang dan pikiran buruk yang terkadang melintas, dengan mengingatkan padanya keutamaan lapang dada dan mengharapkan kebaikan bagi orang lain, karena sesungguhnya, terkadang aku mencintai bagi mereka apa yang aku cintai untuk diriku sendiri. Kadang aku mengingat bahayanya hasad serta kerusakannya, dan senatiasa aku berusaha minta pertolongan kepada Allah dan mendo’akan dirinya, sampai pada akhirnya jiwaku mampu memenangi gejolak ini, dan sanggup mengatasinya.
Namun, masih saja aku memikirkannya, mencoba menyibak kejadian ini sampai akhirnya aku temukan bahwa itu semua disebabkan diriku mencoba membiasakan diri lapang dada dan berbaik sangka pada orang lain serta mengharap kebaikan bagi mereka. Dari situ aku rasakan kebahagian serta kelezatan hidup yang menakjubkan, sehingga aku mampu menghadapi urusan serta pekerjaanku dengan hati yang selamat. Dan Allah membuka bagiku perkara yang sangat banyak, dan menakjubkan, segala puji bagiNya atas karunia dan nikmatNya. Yang demikian itu merupakan keutamaan Allah yang diberikan pada siapa yang dikehendakiNya, sesungguhnya Allah Maha Pemurah lagi Maha Agung”. Selesai kisahnya dari sini.
Oleh karena itu, harus ada yang namanya latihan dan olah jiwa, yaitu dengan berusaha dan sabar serta memperhatikan dan melihat dampak dari akibat suatu perkara sebelum berbuat dan minta nasehat pada orang lain dan lain sebagainya dari perkara yang bisa membantu merubah akhlak dan tabiat menuju lebih baik.
Semoga Allah memberi petunjuk kepada kita semua akhlak yang indah sesungguhnya tidak ada yang mampu memberi petunjuk yang lebih baik melainkan Dia Azza wa jalla.
[Disalin dari طريقنا إلى القلوب (edisi Indonesia : Lorong Hati). Penulis Syaikh Ibrahim bin Abdullah ad-Duwaisyi Penerjemah Abu Umamah Arif Hidayatullah, Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad . Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com]
Referensi : https://almanhaj.or.id/99293-apakah-mungkin-bisa-mengubah-akhlak-kita.html
Leave a Reply