Prinsip Cara Berdakwah Ilmu Agama Islam Yang Benar

Prinsip Cara Berdakwah Ilmu Agama Islam Yang Benar

Dalam mengajarkan ilmu agama Islam yang sesuai tuntunan Rosulullah shalallahu’alaihiwasallam yaitu melalui alquran dan sunnahnya, terdapat prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan oleh para da’i, antara lain;

1⃣ Berdasarkan Al-Qur’an, Hadits shahih dengan pemahaman Salafush Shalih

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ

“Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.”
(HR. Malik dan Al-Hakim)

2⃣ Tashfiyah yaitu memurnikan/menyucikan agama dari noda kesyirikan dan kebid’ahan.

Termasuk memperingatkan ummat dari bid’ah dan pemikiran-pemikiran sesat yang berusaha masuk kedalam tubuh kaum muslimin serta membersihkan Sunnah/hadits Nabi dari riwayat palsu/dhaif agar kembali suci.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassallam bersabda:

يَحْمِلُ هَذَا الْعِلْمَ مِنْ كُلِّ خَلَفٍ عُدُوْلُهُ : يَنْفُوْنَ عَنْهُ تَحْرِيْفَ الْغَالِيْنَ وَتَأْوِيْلَ الْجَاهِلِيْنَ وَ إِنْتِحِالَ الْمُبْطِلِيْنَ

“Ilmu agama ini akan dibawa oleh orang-orang yang terpercaya pada setiap generasi: mereka akan menolak tahrif (perubahan) yang dilakukan oleh orang-orang yang melewati batas, ta’wil (penyimpangan arti) yang dilakukan oleh orang-orang yang bodoh, dan kedustaan yang dilakukan oleh orang-orang yang berbuat kepalsuan.”
(Riwayat Ibnu ‘Adi, Al-Baihaqi, Ibnu ‘Asakir, Ibnu Hibban, dan selainnya)

3⃣ Tarbiyah yaitu membina/mendidik kaum muslimin diatas syariat yang lurus

Agar kamu muslimin mengamalkan hukum-hukum agama yang haq serta berhias dengan adab dan akhlak islam yang baik.

Allah Ta’ala berfirman,

إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

“Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”
(QS. Al-Ashar: 3)

4⃣ Menjauhi fanatik hizbiyah dan menjalin persaudaraan diatas aqidah dan manhaj yang lurus

Allah Ta’ala berfirman,

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”
(QS. Ali Imran: 103)

5⃣ Tidak mencela pemerintah/penguasa dan tidak pula mengajak manusia untuk menentang pemerintah

Menjauhi perilaku mencela pemerintah di depan umum dan diatas mimbar-mimbar karena perbuatan ini menyelisihi prinsip Ahlussunnah.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ أَرَادَ أَنْ يَنْصَحَ لِسَلْطَانٍ بِأَمْرٍ فَلَا يُبْدِ لَهُ عَلَا نِيَةً وَلَكِنْ لِيَأْخُذْ بِيَدِهِ فَيَخْلُو بِهِ، فَإْن قَبِلَ مِنْهُ فَذَاكَ، وَإِلاَّ كَانَ قَدْ أَدَّى الَّذِي عَلَيْهِ لَهُ

“Barangsiapa hendak menasihati pemerintah tentang sesuatu, janganlah dia lakukan dengan terang-terangan. Akan tetapi, hendaknya dia ajak dan menyendiri dengannya. Jika diterima, itulah yang diharapkan. Jika tidak, sungguh ia telah menunaikan apa yang menjadi kewajibannya.”
(HR. Ahmad dalam Musnad-nya)

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *