╔══꧁✿✿°°°°✿✿꧂══╗ 𝗦𝗕𝗨𝗠 𝗦𝗼𝗯𝗮𝘁 𝗕𝗲…

╔══꧁✿✿°°°°✿✿꧂══╗

𝗦𝗕𝗨𝗠
𝗦𝗼𝗯𝗮𝘁 𝗕𝗲𝗿𝘁𝗮𝗻𝘆𝗮
𝗨𝘀𝘁𝗮𝗱𝘇 𝗠𝗲𝗻𝗷𝗮𝘄𝗮𝗯

╚══꧁✿✿°°°°✿✿꧂ ══╝

𝗡𝗢 : 1⃣6⃣9⃣8⃣

𝗗𝗶𝗿𝗮𝗻𝗴𝗸𝘂𝗺 𝗼𝗹𝗲𝗵 𝗚𝗿𝘂𝗽 𝗜𝘀𝗹𝗮𝗺 𝗦𝘂𝗻𝗻𝗮𝗵 | 𝗚𝗶𝗦
https://grupislamsunnah.com

𝗞𝘂𝗺𝗽𝘂𝗹𝗮𝗻 𝗦𝗼𝗮𝗹 𝗝𝗮𝘄𝗮𝗯 𝗦𝗕𝗨𝗠
𝗦𝗶𝗹𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗞𝗹𝗶𝗸 : https://t.me/GiS_soaljawab

═══════゚・:✿:・゚═══════

𝗧𝗔𝗧𝗔 𝗖𝗔𝗥𝗔 𝗦𝗛𝗢𝗟𝗔𝗧 𝗙𝗔𝗥𝗗𝗛𝗨 𝗗𝗜 𝗔𝗧𝗔𝗦 𝗞𝗘𝗡𝗗𝗔𝗥𝗔𝗔𝗡 𝗞𝗘𝗧𝗜𝗞𝗔 𝗦𝗘𝗗𝗔𝗡𝗚 𝗦𝗔𝗙𝗔𝗥

𝗣𝗲𝗿𝘁𝗮𝗻𝘆𝗮𝗮𝗻
Nama: Ibu Lucky
Angkatan: T06
Grup : 13
Nama Admin : Lili
Nama Musyrifah : Zatriana
Domisili : Bekasi

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Izin bertanya, Ustadz.

Bolehkah shalat fardhu dikerjakan di kendaraan ?

Kalau perjalanan kita panjang, misalnyanJakarta ke Surabaya dengan kereta api malam.
Untuk shalat kita maghrib dan isya serta subuh.

Mohon pencerahannya, Ustadz.

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.

𝗝𝗮𝘄𝗮𝗯𝗮𝗻

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله أما بعد.

Mengerjakan sholat fardhu di atas kendaraan jika memang mampu dan kuasa untuk menunaikan rukun dan syarat sholat, tidak masalah.

Kecuali ada uzur seperti waktu sholat akan berkahir sementara kalau menunggu tempat tujuan maka waktu sholat akan berkahir.
Sebagian para ulama memberikan keringanan dalam masalah ini.

Ada beberapa catatan penting yang perlu kita perhatikan :

𝑷𝒆𝒓𝒕𝒂𝒎𝒂, shalat wajib harus dilakukan dengan cara sempurna, yaitu dengan berdiri, bisa rukuk, bisa sujud, dan menghadap kiblat.
Jika di atas sebuah kendaraan seseorang bisa shalat sambil berdiri, bisa rukuk, bisa sujud, dan menghadap kiblat maka dia boleh shalat wajib di atas kendaraan tersebut. Seperti orang yang shalat di kapal.

𝑲𝒆𝒅𝒖𝒂, jika di atas sebuah kendaraan seseorang tidak mungkin shalat sambil berdiri dan menghadap kiblat, maka dia tidak boleh melaksanakan shalat wajib, KECUALI dengan dua syarat :

1. Khawatir keluar waktu shalat sebelum sampai di tujuan.

2. Tidak memungkinkan baginya untuk menghentikan kendaraan sejenak untuk shalat.
Semacam orang yang naik pesawat, kereta api, dst.

Dari Ya’la bin Murrah radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,

أن النبي صلى الله عليه وسلم انتهى إلى مضيق هو وأصحابه وهو على راحلته ، والسماء من فوقهم والبلة من أسفل منهم فحضرت الصلاة فأمر المؤذن فأذن وأقام ثم تقدم رسول الله صلى الله عليه وسلم على راحلته فصلى بهم يومئ إيماء يجعل السجود أخفض من الركوع

Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama para sahabat berada di sebuah daerah yang sempit ketika safar dan beliau di atas kendaraan.
Ketika itu turun hujan, dan suasana tanah becek di bawah mereka.
Kemudian datanglah waktu shalat.
Beliau memerintahkan muadzin untuk adzan dan iqamah.
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam maju dengan hewan tunggangannya dan mengimami mereka.
Beliau shalat dengan isyarat kepala, dimana sujudnya lebih rendah dari pada rukuknya.”
(HR. Ahmad, dan Turmudzi. Hadis ini diperselisihkan statusnya oleh para ulama).

𝑲𝒆𝒕𝒊𝒈𝒂, jika tidak bisa shalat sambil berdiri, cara shalat yang dibolehkan adalah duduk semampunya.
Dari Imran bin Husain radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صلِّ قائماً فإن لم تستطع فقاعداً ، فإن لم تستطع فعلى جنب

“Shalatlah sambil berdiri, jika tidak mampu, sambil duduk, dan jika tidak mampu shalatlah sambil tiduran.”
(HR. Bukhari 1117)

𝑲𝒆𝒆𝒎𝒑𝒂𝒕, jika di atas kendaraan mampu shalat sambil menghadap kiblat maka wajib shalat dengan menghadap kiblat, meskipun sambil duduk.
Namun jika tidak memungkinkan menghadap kiblat, dia bisa shalat dengan menghadap sesuai arah kendaraan.

Allah berfirman,

لا يُكلف الله نفساً إلا وسعها

“Allah tidak membebani satu jiwa kecuali sebatas kemampuannya.”
(QS. Al-Baqarah: 286).

Allah juga berfirman,

فاتقوا الله ما استطعتم

“Bertaqwalah kepada Allah semampu kalian.”
(QS. At-Taghabun: 16).


View Source


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *