بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Pertama: Berpuasa
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
يأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” [Al-Baqoroh: 183]
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ ، وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosanya yang telah lalu, dan barangsiapa sholat di malam lailatul qodr karena iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosanya yang telah lalu.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]
Kedua: Sholat Tarawih
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa sholat malam di bulan Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda,
إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ
“Sesungguhnya barangsiapa yang sholat (tarawih) bersama imam sampai imam selesai maka dituliskan baginya pahala sholat semalam penuh.” [HR. At-Tirmidzi dari Abu Dzar radhiyallaahu’anhu, Al-Irwa’: 447]
Ketiga: Membaca dan Mempelajari Al-Qur’an
Sahabat yang Mulia Abu Hurairah radhiyallahu’anhu meriwayatkan,
كَانَ يَعْرِضُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ القُرْآنَ كُلَّ عَامٍ مَرَّةً، فَعَرَضَ عَلَيْهِ مَرَّتَيْنِ فِي العَامِ الَّذِي قُبِضَ فِيهِ، وَكَانَ يَعْتَكِفُ كُلَّ عَامٍ عَشْرًا، فَاعْتَكَفَ عِشْرِينَ فِي العَامِ الَّذِي قُبِضَ فِيهِ
“Malaikat Jibril mengajarkan Al-Qur’an kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam setiap tahun (di bulan Ramadhan) satu kali, kemudian Malaikat Jibril mengajari beliau di tahun wafatnya beliau sebanyak dua kali. Dan beliau beri’tikaf setiap tahun 10 hari (akhir Ramadhan), kemudian beliau beri’tikaf 20 hari di tahun beliau wafat.” [HR. Al-Bukhari]
Hadits yang mulia ini bermakna, di bulan Ramadhan terkadang Malaikat Jibril membaca dan mengajarkan Al-Qur’an kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, dan terkadang beliau yang membaca dan didengarkan oleh Malaikat Jibril, sebagaimana disebutkan dalam riwayat yang lain.
Hadits yang mulia ini juga bermakna, di bulan Ramadhan lebih dianjurkan untuk membaca dan mempelajari Al-Qur’an, dan inilah yang dilakukan ulama salaf dahulu, apabila masuk bulan Ramadhan maka mereka lebih serius dengan Al-Qur’an.
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah berkata,
ختم القرآن في رمضان للصائم ليس بأمر واجب، ولكن ينبغي للإنسان في رمضان أن يكثر من قراءة القرآن، كما كان ذلك سنة رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فقد كان عليه الصلاة والسلام يدارسه جبريل القرآن كل رمضان
“Mengkhatamkan Al-Qur’an di bulan Ramadhan bagi orang yang berpuasa tidak wajib, tetapi sepatutnya bagi setiap muslim banyak membaca Al-Qur’an di bulan Ramadhan, sebagaimana itu adalah sunnah Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, sesungguhnya beliau shallallahu’alaihi wa sallam diajarkan Al-Qur’an oleh Malaikat Jibril setiap Ramadhan.” [Majmu’ Fatawa war Rosaail, 20/184]
Keempat: Meningkatkan Sedekah
Sahabat yang Mulia Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma berkata,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ، وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ القُرْآنَ، فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ المُرْسَلَةِ
“Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan, dan beliau semakin dermawan di bulan Ramadhan saat Jibril menemui beliau, dan Jibril menemui beliau setiap malam Ramadhan untuk mengajarkan kepada beliau Al-Qur’an, maka Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam ketika itu lebih baik dalam melakukan setiap kebaikan daripada angin yang berhembus.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
Asy-Syaikh Ibnu Baz rahimahullah berkata,
فيا معشر المسلمين اغتنموا هذا الشهر العظيم، وعظموه، رحمكم الله، بأنواع العبادة والقربات، وسارعوا فيه إلى الطاعات، هو شهر عظيم، جعله الله ميدانا لعباده يتسابقون إليه فيه بالطاعات، ويتنافسون فيه بأنواع الخيرات، فأكثروا فيه، رحمكم الله، من الصلوات والصدقات وقراءة القرآن والإحسان إلى الفقراء والمساكين والأيتام.
“Wahai sekalian kaum musimin, manfaatkan dengan baik bulan yang agung ini, dan agungkanlah bulan ini dengan melakukan berbagai macam ibadah dan pendekatan diri kepada Allah ‘azza wa jalla, semoga Allah merahmatimu.
Dan bersegeralah di bulan ini untuk melakukan amal-amal ketaatan, karena ia adalah bulan yang agung, yang Allah jadikan untuk hamba-hamba-Nya sebagai medan untuk berlomba-lomba dalam ketaatan dan kebaikan.
Maka perbanyaklah di bulan ini ibadah sholat, sedekah, membaca Al-Qur’an dan berbuat baik kepada orang-orang fakir, miskin dan anak-anak yatim, semoga Allah merahmatimu”.
وقد كان رسول الله صلى الله عليه وسلم أجود الناس، وكان أجود ما يكون في رمضان، فتأسوا بنبيكم صلى الله عليه وسلم، واقتدوا به في مضاعفة الجود والإحسان في شهر رمضان، وأعينوا إخوانكم الفقراء على الصيام والقيام واحتسبوا أجر ذلك عند الملك العلام
“Dan sungguh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan, dan beliau semakin dermawan di bulan Ramadhan, maka teladanilah Nabi kalian shallallahu’alaihi wa sallam, dan ikutilah beliau dalam meningkatkan kedermawanan dan berbuat baik di bulan Ramadhan, bantulah saudara-saudara kalian yang fakir agar mereka bisa berpuasa dan sholat tarawih (dengan lebih baik), dan harapkan pahalanya di sisi Allah Raja yang Maha Mengetahui.” [Majmu’ Al-Fatawa, 15/45]
Maka di bulan Ramadhan pahala sedekah semakin besar, dan ketahuilah pahala sedekah akan semakin besar lagi di saat manusia sangat membutuhkannya.
Allah ‘azza wa jalla berfirman,
أَوْ إِطْعَامٌ فِي يَوْمٍ ذِي مَسْغَبَةٍ
“Atau memberi makan pada hari kelaparan.” [Al-Balad: 14]
Al-Imam Ibrahim An-Nakha’i rahimahullah berkata,
في يوم الطعام فيه عزيز
“Hari kelaparan maknanya hari ketika makanan sangat berharga.” [Tafsir Al-Qurthubi, 20/69]
Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullah berkata,
وإطعام الطعام فضيلة ، وهو مع السغب الذي هو الجوع أفضل
“Memberi makan adalah amalan yang utama, dan memberi makan di masa kelaparan pahalanya lebih besar.” [Tafsir Al-Qurtuhubi, 20/69]
Kelima: Banyak Berdoa
Dalam 5 ayat puasa yang terdapat dalam Surat Al-Baqorah: 183-187 terdapat perintah untuk berdoa, yaitu Al-Baqorah: 186, sebagai bimbingan bagi kita untuk banyak berdoa.
Allah ‘azza wa jalla berfirman,
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka katakanlah bahwa Aku dekat, Aku mengabulkan doa hamba apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka memenuhi seruan-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka mendapatkan petunjuk.” [Al-Baqorah: 186]
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ لِلَّهِ عُتَقَاءَ مِنَ النَّارِ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ، وَلِكُلِّ مُسْلِمٍ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ
“Sesungguhnya Allah memiliki hamba-hamba yang dibebaskan dari neraka di setiap siang dan malam Ramadhan, dan bagi setiap muslim di setiap malam dan siangnya ada doa yang pasti dikabulkan.” [HR. Ath-Thobrani dalam Al-Mu’jam Al-Aushat dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu’anhu, Shahihut Targhib: 1002]
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda,
ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ لَا تُرَدُّ، دَعْوَةُ الْوَالِدِ، وَدَعْوَةُ الصَّائِمِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ
“Ada tiga doa yang tidak akan ditolak: Doa orang tua (untuk anak), doa orang yang berpuasa dan doa musafir.” [HR. Al-Baihaqi dari Anas radhiyallahu’anhu, Ash-Shahihah: 1797]
Keenam: I’tikaf dan Meningkatkan Ibadah 10 Hari Terakhir Ramadhan
Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu’anha berkata,
أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِه
“Bahwa Nabi shallallahu’alaihi wa sallam melakukan i’tikaf pada sepuluh hari terakhir Ramadhan sampai Allah mewafatkan beliau, kemudian istri-istri beliau masih melakukan i’tikaf sepeninggal beliau.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu’anha juga berkata,
كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ
“Nabi ﷺ apabila masuk 10 hari akhir Ramadhan maka beliau mengencangkan sarungnya (meningkatkan ibadah), menghidupkan malamnya (tidak tidur untuk ibadah), dan membangunkan keluarganya (untuk ibadah).” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
Al-Imam An-Nawawi Asy-Syafi’i rahimahullah berkata,
وَقَوْلُهَا أَحْيَا اللَّيْلَ أَيِ اسْتَغْرَقَهُ بِالسَّهَرِ فِي الصَّلَاةِ وَغَيْرِهَا
“Ucapan Aisyah radhiyallahu’anha bahwa Nabi ﷺ menghidupkan malam, maknanya adalah beliau begadang sepanjang malam untuk sholat dan ibadah yang lainnya.” [Syarh Muslim, 8/71]
Tujuan dan hikmah i’tikaf adalah,
تسليم المعتكف: نفسه، وروحه، وقلبه، وجسده بالكلية إلى عبادة الله تعالى، طلباً لرضاه، والفوز بجنته، وارتفاع الدرجات عنده تعالى، وإبعاد النفس من شغل الدنيا التي هي مانعة عما يطلبه العبد من التقرب إلى الله عز وجل
“Orang yang beri’tikaf menyerahkan dirinya, ruhnya, hatinya dan jasadnya secara totalitas untuk beribadah kepada Allah ta’ala, demi mencari ridho-Nya, menggapai kebahagian di surga-Nya, terangkat derajat di sisi-Nya dan menjauhkan diri dari semua kesibukan dunia yang dapat menghalangi seorang hamba untuk berusaha mendekatkan diri kepada Allah ‘azza wa jalla.” [Ash-Shiyaamu fil Islam, hal. 459]
Ketujuh: Umroh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَإِنَّ عُمْرَةً فِى رَمَضَانَ تَقْضِى حَجَّةً مَعِى
“Sesungguhnya umrah di bulan Ramadhan seperti melakukan haji bersamaku.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma]
Asy-Syaikh Ibnu Baz rahimahullah berkata,
فهي لها فضل عظيم العمرة في رمضان ، والحديث صحيح، فينبغي للمؤمن اغتنام الفرص إذا تيسر ذلك
“Hadits tentang keutamaan umroh yang sangat besar di bulan Ramadhan adalah hadits shahih, maka sepatutnya bagi seorang mukmin untuk memanfaatkan kesempatan ini apabila ia mampu.” [Fatwa Nur ‘alad Darb: 956]
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
═══ ❁✿❁ ═══
Bimbingan Umroh & Haji Ustadz Sofyan Chalid bin Idham Ruray, Lc dan Asatidzah Ahlus Sunnah hafizhahumullah
Insya Allah Keberangkatan Umroh dan Haji 2024
– Umroh I’tikaf Akhir Ramadhan, Lebaran di Makkah 17 Hari (1 April ’24)
– Umroh Syawwal Libur Lebaran (15 April ’24)
– Haji Tanpa Antri 2024
– Umroh 17 Agustus 2024
– Umroh Desember (Akhir Tahun 2024)
HUBUNGI wa.me/628118247111
Gabung Grup WA Info dan Konsultasi Fikih Umroh dan Haji Asatidzah Ahlus Sunnah:
═══ ❁✿❁ ═══
WA GROUP KAJIAN ISLAM
Ketik: Daftar
Kirim ke Admin:
wa.me/628111833375
TELEGRAM
t.me/taawundakwah
t.me/sofyanruray
t.me/kajian_assunnah
t.me/kitab_tauhid
t.me/videokitabtauhid
t.me/kaidahtauhid
t.me/akhlak_muslim
Medsos dan Website:
– youtube.com/c/kajiansofyanruray
– instagram.com/sofyanruray.info
– facebook.com/sofyanruray.info
– instagram.com/taawundakwah
– facebook.com/taawundakwah
– twitter.com/sofyanruray
– sofyanruray.info
#Yuk_share agar menjadi amalan yang terus mengalir insya Allah. Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
“Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya.” [HR. Muslim dari Abu Mas’ud Al-Anshori radhiyallaahu’anhu]
Leave a Reply