ุจูุณูู ู ุงูููููู ุงูุฑููุญูู ููู ุงูุฑููุญููู ู
Pertama: Keringanan bagi Musafir
Musafir, orang yang melakukan perjalanan jauh dibolehkan berbuka dan tidak diwajibkan berpuasa, berdasarkan dalil Al-Qurโan, As-Sunnah dan ijmaโ.
Allah taโala berfirman,
ููู ูู ููุงูู ู ููููู ู ููุฑููุถูุง ุฃููู ุนูููู ุณูููุฑู ููุนูุฏููุฉู ู ูููู ุฃููููุงู ู ุฃูุฎูุฑู
โMaka siapa diantara kalian yang sakit atau dalam perjalanan jauh (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari-hari yang lain (di luar Ramadhan).โ [Al-Baqoroh: 184]
Dan firman Allah taโala,
ููู ููู ููุงูู ู ูุฑููุถูุง ุฃููู ุนูููู ุณูููุฑู ููุนูุฏููุฉู ู ููู ุฃููููุงู ู ุฃูุฎูุฑู ููุฑููุฏู ุงูููููู ุจูููู ู ุงููููุณูุฑู ููููุง ููุฑููุฏู ุจูููู ู ุงููุนูุณูุฑู
โDan siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain (di luar Ramadhan). Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.โ [Al-Baqoroh: 185]
Rasulullah shallallahuโalaihi wa sallam bersabda,
ุฅูููู ุงูููููู ุชูุนูุงููู ููุถูุนู ุดูุทูุฑู ุงูุตููููุงุฉูุ ุฃููู ููุตููู ุงูุตููููุงุฉู ููุงูุตููููู ู ุนููู ุงููู ูุณูุงููุฑูุ ููุนููู ุงููู ูุฑูุถูุนูุ ุฃููู ุงููุญูุจูููู
โSesungguhnya Allah taโala meringankan sebagian sholat atau separuh sholat dan puasa dari musafir dan dari wanita menyusui atau wanita hamil.โ [HR. Abu Daud dari Anas bin Malik Al-Kaโbi radhiyallahuโanhu, Shahih Abi Daud: 2083]
Al-โAllaamah Ibnul โUtsaimin rahimahullah berkata,
ููุฏ ุฃุฌู ุน ุงูุนูู ุงุก ุฃูู ูุฌูุฒ ููู ุณุงูุฑ ุงููุทุฑ
โUlama sepakat bahwa dibolehkan bagi musafir untuk berbuka.โ [Asy-Syarhul Mumtiโ, 6/326]
Kedua: Bolehkah Musafir Berpuasa?
Kondisinya ada tiga:
1) Apabila musafir berpuasa akan membahayakannya atau sangat memberatkannya maka hukumnya haram ia berpuasa, sebagaimana firman Allah taโala,
ูููุงู ุชูููุชููููุงู ุฃููููุณูููู ู ุฅูููู ุงููู ููุงูู ุจูููู ู ุฑูุญููู ูุง
โDan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.โ [An-Nisaโ: 29]
Dan firman Allah taโala,
ูููุงู ุชููููููุงู ุจูุฃูููุฏููููู ู ุฅูููู ุงูุชููููููููุฉู
โDan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan.โ [Al-Baqoroh: 195]
Sahabat yang Mulia Jabir bin Abdillah radhiyallahuโanhuma meriwayatkan,
ุฃูููู ุฑูุณูููู ุงูููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู ุฎูุฑูุฌู ุนูุงู ู ุงููููุชูุญู ุฅูููู ู ููููุฉู ููู ุฑูู ูุถูุงูู ููุตูุงู ู ุญูุชููู ุจูููุบู ููุฑูุงุนู ุงููุบูู ููู ูุ ููุตูุงู ู ุงููููุงุณูุ ุซูู ูู ุฏูุนูุง ุจูููุฏูุญู ู ููู ู ูุงุกู ููุฑูููุนูููุ ุญูุชููู ููุธูุฑู ุงููููุงุณู ุฅูููููููุ ุซูู ูู ุดูุฑูุจูุ ููููููู ูููู ุจูุนูุฏู ุฐููููู: ุฅูููู ุจูุนูุถู ุงููููุงุณู ููุฏู ุตูุงู ูุ ููููุงูู ุฃููููุฆููู ุงููุนูุตูุงุฉูุ ุฃููููุฆููู ุงููุนูุตูุงุฉู
โBahwa Rasulullah shallallahuโalaihi wa sallam keluar menuju Makkah di tahun Fathu Makkah di bulan Ramadhan, beliau ketika itu sedang berpuasa sampai tiba di bukit lembah Al-Ghamim, dan manusia ketika itu juga berpuasa, maka beliau meminta segelas air, lalu mengangkatnya agar manusia dapat melihatnya, kemudian beliau minum, maka dikatakan kepada beliau setelah itu: Sesungguhnya sebagian manusia masih ada yang berpuasa. Beliau bersabda: Mereka adalah orang-orang yang bermaksiat, mereka adalah orang-orang yang bermaksiat.โ [HR. Muslim]
2) Apabila musafir berpuasa akan memberatkannya, namun ia masih mampu untuk berpuasa maka hukumnya makruh, berdasarkan hadits Jabir bin Abdillah radhiyallahuโanhuma, beliau meriwayatkan,
ููุงูู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููู ุณูููุฑูุ ููุฑูุฃูู ุฒูุญูุงู ูุง ููุฑูุฌูููุง ููุฏู ุธูููููู ุนูููููููุ ููููุงูู ู ูุง ููุฐูุงุ ููููุงูููุง: ุตูุงุฆูู ูุ ููููุงูู ููููุณู ู ููู ุงูุจูุฑูู ุงูุตููููู ู ููู ุงูุณููููุฑู
โRasulullah shallallahuโalaihi wa sallam pernah melihat kerumunan orang dan seseorang yang dinaungi (karena kepayahan). Beliau pun bersabda: Ada apa dengannya? Mereka berkata: Dia sedang puasa. Maka beliau bersabda: Tidak termasuk kebaikan, melakukan puasa ketika safar.โ [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
Dalam riwayat An-Nasaai,
ุฅูููููู ููููุณู ู ููู ุงููุจูุฑูู ุฃููู ุชูุตููู ููุง ููู ุงูุณููููุฑูุ ููุนูููููููู ู ุจูุฑูุฎูุตูุฉู ุงูููู ุงูููุชูู ุฑูุฎููุตู ููููู ู ููุงููุจููููููุง
โSesungguhnya tidak termasuk kebaikan, kalian berpuasa ketika safar, hendaklah terhadap keringanan dari Allah yang Dia berikan kepada kalian, terimalah.โ [HR. An-Nasaai dalam As-Sunan Al-Kubro dari Jabir radhiyallahuโanhu, Shahihut Targhib: 1054]
Dan sabda Rasulullah shallallahuโalaihi wa sallam,
ุฅูููู ุงูููู ููุญูุจูู ุฃููู ุชูุคูุชูู ุฑูุฎูุตูููุ ููู ูุง ููููุฑููู ุฃููู ุชูุคูุชูู ู ูุนูุตูููุชููู
โSesungguhnya Allah mencintai keringanan-keringanan dari-Nya diambil, sebagaimana Allah membenci kemaksiatan kepada-Nya dilakukan.โ [HR. Ahmad dan Ibnu Hibban dari Ibnu Umar radhiyallahuโanhuma, Shahihul Jaamiโ: 1886]
Asy-Syaikh Ibnu Baz rahimahullah berkata,
ุฅุฐุง ุงุดุชุฏ ุงูุญุฑุ ูุนุธู ุช ุงูู ุดูุฉุ ุชุฃูุฏ ุงููุทุฑุ ููุฑู ุงูุตูู ููู ุณุงูุฑ
โApabila sangat panas dan berat bebannya maka dimakruhkan bagi musafir untuk berpuasa.โ [Majmuโ Fatawa Ibni Baz, 15/237]
3) Apabila musafir berpuasa tidak membahayakannya dan tidak pula memberatkannya, atau kondisinya sama saja, baik berbuka atau berpuasa tidak ada bedanya, maka boleh baginya untuk berpuasa dan boleh berbuka, berdasarkan hadits Aisyah radhiyallahuโanha, beliau berkata,
ุณูุฃููู ุญูู ูุฒูุฉู ุจููู ุนูู ูุฑูู ุงููุฃูุณูููู ูููู ุฑูุณูููู ุงูููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู ุนููู ุงูุตููููุงู ู ููู ุงูุณููููุฑูุ ููููุงูู ุฅููู ุดูุฆูุชู ููุตูู ู ููุฅููู ุดูุฆูุชู ููุฃูููุทูุฑ
โHamzah bin Amr Al-Aslami radhiyallahuโanhu pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahuโalaihi wa sallam tentang puasa ketika safar? Beliau bersabda: Kalau kamu mau berpuasa silakan dan kalau kamu mau berbuka juga silakan.โ [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
Juga hadits Anas bin Malik radhiyallahuโanhu, beliau berkata,
ูููููุง ููุณูุงููุฑู ู ูุนู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููููู ู ููุนูุจู ุงูุตููุงุฆูู ู ุนูููู ุงูู ูููุทูุฑูุ ูููุงู ุงูู ูููุทูุฑู ุนูููู ุงูุตููุงุฆูู ู
โKami pernah melakukan safar bersama Nabi shallallahuโalaihi wa sallam, maka orang yang berpuasa tidak mencela orang yang tidak puasa, dan orang yang tidak puasa tidak mencela orang yang berpuasa.โ [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
Asy-Syaikh Ibnu Baz rahimahullah berkata,
ูู ู ุตุงู ููุง ุญุฑุฌ ุนููู ุฅุฐุง ูู ูุดู ุนููู ุงูุตูู ุ ูุฅู ุดู ุนููู ุงูุตูู ูุฑู ูู ุฐูู
โBarangsiapa berpuasa maka tidak ada dosa atasnya apabila puasa tidak menyulitkannya, namun apabila memberatkannya maka dimakruhkan baginya berpuasa.โ [Majmuโ Fatawa Ibni Baz, 15/237]
Ketiga: Dalam Kondisi Musafir Boleh Berbuka dan Boleh Berpuasa Mana yang Afdhal baginya?
Pendapat yang lebih kuat insya Allah adalah berpuasa yang afdhal baginya, karena empat alasan:[1]
1) Rasulullah shallallahuโalaihi wa sallam pernah berpuasa ketika safar. Sahabat yang Mulia Abu Ad-Dardaโ radhiyallahuโanhu berkata,
ุฎูุฑูุฌูููุง ู ูุนู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููู ุจูุนูุถู ุฃูุณูููุงุฑููู ููู ููููู ู ุญูุงุฑูู ุญูุชููู ููุถูุนู ุงูุฑููุฌููู ููุฏููู ุนูููู ุฑูุฃูุณููู ู ููู ุดูุฏููุฉู ุงูุญูุฑููุ ููู ูุง ูููููุง ุตูุงุฆูู ู ุฅููููุง ู ูุง ููุงูู ู ููู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ูุ ููุงุจููู ุฑูููุงุญูุฉู
โKami keluar bersama Nabi shallallahuโalaihi wa sallam dalam sebagian safar beliau di hari yang sangat panas, sampai seorang laki-laki meletakkan tangannya di atas kepala karena sangat panasnya, dan tidak ada seorang pun diantara kami yang berpuasa selain Nabi shallallahuโalaihi wa sallam dan Abdullah bin Rowahah.โ [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
2) Berpuasa lebih cepat menunaikan kewajiban, tidak tertunda.
3) Berpuasa lebih mudah ketika dilakukan bersama-sama kebanyakan kaum muslimin daripada melakukannya sendiri.
4) Berpuasa di bulan Ramadhan lebih afdhal.
Keempat: Jarak Safar yang Membolehkan Berbuka
Jarak safar yang membolehkan seseorang berbuka puasa adalah jarak safar yang membolehkannya meng-qoshor sholat, yaitu meringkas sholat yang tadinya empat rakaโat menjadi dua rakaโat. Berapa jarak minimalnya?
Pendapat Pertama: Mayoritas ulama berpendapat jarak minimalnya adalah kurang lebih 80 KM. Pendapat ini yang dikuatkan Asy-Syaikh Ibnu Baz rahimahullah dan Al-Lajnah Ad-Daimah.[2]
Pendapat Kedua: Sebagian ulama berpendapat bahwa jarak safar dikembalikan kepada kebiasaan (โurf) manusia.[3] Pendapat ini yang dikuatkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah[4] dan Asy-Syaikh Ibnul โUtsaimin rahimahumallah.[5]
Pendapat yang kuat insya Allah adalah pendapat kedua, karena tidak ada dalil yang shahih lagi sharih (tegas) yang menentukan jarak safar, maka dikembalikan kepada kebiasaan manusia (โurf).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
ููููู ุงุณูู ู ููููุณู ูููู ุญูุฏูู ููู ุงููููุบูุฉู ููููุง ููู ุงูุดููุฑูุนู ููุงููู ูุฑูุฌูุนู ููููู ุฅููู ุงููุนูุฑููู ููู ูุง ููุงูู ุณูููุฑูุง ููู ุนูุฑููู ุงููููุงุณู ูููููู ุงูุณููููุฑู ุงูููุฐูู ุนูููููู ุจููู ุงูุดููุงุฑูุนู ุงููุญูููู ู
โSetiap nama yang tidak memiliki batasan dalam bahasa dan tidak pula dalam syariโat, maka rujukan untuk menentukannya dikembalikan kepada kebiasaan, maka apa yang dianggap safar menurut kebiasaan manusia, itulah safar yang dikaitkan dengan hukum oleh Penetap syariโat.โ [Majmuโ Fatawa, 24/40-41]
Kelima: Apabila Terjadi Perbedaan Kebiasaan Manusia dalam Penentuan Jarak Safar
Apabila seseorang sulit memastikan kebiasaan manusia dalam penentuan satu jarak safar karena perbedaan kebiasaan mereka maka hendaklah kembali kepada pendapat jumhur ulama, yaitu 80 KM.
Asy-Syaikh Ibnul โUtsaimin rahimahullah berkata,
ููุง ุญุฑุฌ ุนูุฏ ุงุฎุชูุงู ุงูุนุฑู ููู ุฃู ูุฃุฎุฐ ุงูุฅูุณุงู ุจุงูููู ุจุงูุชุญุฏูุฏุ ูุฃูู ูุงู ุจู ุจุนุถ ุงูุฃุฆู ุฉ ูุงูุนูู ุงุก ุงูู ุฌุชูุฏูู, ูููุณ ุนูููู ุจู ุจุฃุณ ุฅู ุดุงุก ุงููู ุชุนุงูู, ุฃู ุง ู ุงุฏุงู ุงูุฃู ุฑ ู ูุถุจุทุงู ูุงูุฑุฌูุน ุฅูู ุงูุนุฑู ูู ุงูุตูุงุจ
โTidak mengapa ketika terjadi perbedaan kebiasaan dalam jarak tertentu sehingga seseorang mengambil pendapat yang menentukan jarak safar (80 KM), karena itu adalah pendapat sebagian imam dan ulama mujtahid, maka tidak mengapa insya Allah, namun apabila perkaranya dapat dipastikan dengan kebiasaan maka dikembalikan kepada kebiasaan itulah yang benar.โ [Majmuโ Fatawa wa Rosaail Ibnil โUtsaimin, 15/265 no.1098]
Keenam: Kapan Musafir Boleh Berbuka?
Musafir baru dibolehkan berbuka ketika ia telah berstatus sebagai musafir. Maka apabila seseorang berniat di malam hari untuk safar di siang hari, tidak boleh ia masuk waktu pagi dalam keadaan tidak berpuasa, karena ia baru meniatkan safar, belum melakukan safar.
Al-Imam Ibnu Abdil Barr rahimahullah berkata,
ููุงุชูููููู ุงููููููููุงุกู ููู ุงููู ูุณูุงููุฑู ููู ุฑูู ูุถูุงูู ุฃูููููู ููุง ููุฌููุฒู ูููู ุฃููู ููุจููููุชู ุงููููุทูุฑู ููุฃูููู ุงููู ูุณูุงููุฑู ููุง ููููููู ู ูุณูุงููุฑูุง ุจูุงูููููููุฉู ููุฅููููู ูุง ููููููู ู ูุณูุงููุฑูุง ุจูุงููุนูู ููู ููุงูููููููุถู ููู ุณูููุฑููู
โPara Fuqoha sepakat dalam permasalahan musafir di bulan Ramadhan bahwa ia tidak boleh bermalam dalam keadaan berniat tidak berpuasa, karena musafir tidak menjadi musafir dengan sekedar berniat safar, tetapi dengan perbuatan dan mulai melakukan safarnya.โ [At-Tamhid, 22/49]
Ketujuh: Di Mana Musafir Boleh Berbuka?
Pendapat Pertama: Apabila sudah meninggalkan perumahan kampungnya. Ini yang dikuatkan Asy-Syaikh Ibnul โUtsaimin rahimahullah.[6]
Pendapat Kedua: Apabila sudah siap melakukan safar walau masih berada di kampungnya. Ini yang dikuatkan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah.[7]
Pendapat yang kuat insya Allah adalah pendapat yang kedua berdasarkan beberapa riwayat, diantaranya dari Tabiโin yang Mulia Muhammad bin Kaโab rahimahullah, beliau berkata,
ุฃูุชูููุชู ุฃูููุณู ุจููู ู ูุงูููู ููู ุฑูู ูุถูุงูู ูููููู ููุฑููุฏู ุณูููุฑูุงุ ููููุฏู ุฑูุญูููุชู ูููู ุฑูุงุญูููุชูููุ ููููุจูุณู ุซูููุงุจู ุงูุณููููุฑูุ ููุฏูุนูุง ุจูุทูุนูุงู ู ููุฃูููููุ ููููููุชู ูููู: ุณููููุฉูุ ููุงูู: ุณููููุฉู ุซูู ูู ุฑูููุจู
โAku mendatangi Anas bin Malik di bulan Ramadhan dan beliau ingin melakukan safar, kendaraannya pun telah disiapkan dan beliau telah mengenakan pakaian safar, maka beliau meminta makanan lalu memakannya. Aku pun berkata kepadanya: Apakah ini sunnah? Beliau berkata: Ya sunnah. Kemudian beliau naik kendaraan.โ [HR. At-Tirmidzi, Shahih At-Tirmidzi, 1/419]
Al-Imam At-Tirmidzi rahimahullah berkata,
ููููุฏู ุฐูููุจู ุจูุนูุถู ุฃููููู ุงูุนูููู ู ุฅูููู ููุฐูุง ุงูุญูุฏููุซูุ ููููุงูููุง: ููููู ูุณูุงููุฑู ุฃููู ููููุทูุฑู ููู ุจูููุชููู ููุจููู ุฃููู ููุฎูุฑูุฌู ููููููุณู ูููู ุฃููู ููููุตูุฑู ุงูุตูููุงูุฉู ุญูุชููู ููุฎูุฑูุฌู ู ููู ุฌูุฏูุงุฑู ุงููู ูุฏููููุฉู ุฃููู ุงูููุฑูููุฉูุ ูููููู ูููููู ุฅูุณูุญูุงูู ุจููู ุฅูุจูุฑูุงูููู ู ุงูุญูููุธูููููู
โSebagian ulama berdalil dengan hadits ini, mereka berkata: Boleh bagi musafir untuk berbuka di rumahnya sebelum keluar, tetapi tidak boleh baginya meng-qoshor sholat sampai ia keluar dari perumahan kotanya atau kampungnya, ini adalah pendapat Ishaq bin Ibrahim Al-Hanzhali.โ [Sunan At-Tirmidzi, 2/155]
Kedelapan: Apabila Musafir Singgah di Satu Daerah, Masih Bolehkah baginya Berbuka atau Tidak Berpuasa?
Pendapat Pertama: Boleh berbuka hanya bagi musafir yang tinggal sementara di suatu daerah dalam waktu kurang dari empat hari, apabila lewat empat hari maka wajib baginya puasa dan tidak boleh meng-qoshor sholat. Pendapat ini yang dikuatkan Asy-Syaikh Ibnu Baz rahimahullah.[8]
Pendapat Kedua: Selama apa pun boleh baginya berbuka selama ia tidak berniat mukim. Pendapat ini yang dikuatkan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah.[9]
Pendapat yang kuat insya Allah adalah pendapat yang kedua, karena tidak ada dalil shahih dan sharih yang menunjukkan penentuan batas waktu bagi musafir yang singgah di satu negeri, maka selama ia tidak menetap, statusnya masih musafir, berlaku baginya hukum-hukum musafir terkait sholat dan puasa.
Dan terdapat banyak riwayat para sahabat dan tabiโin yang tinggal sementara di satu negeri selama berbulan-bulan dan bertahun-tahun dalam keadaan meng-qoshor sholat, karena mereka tidak berniat untuk menetap atau bermukim.
Namun telah kami jelaskan di atas, dalam kondisi musafir mampu berpuasa dan tidak merasa berat, maka lebih afdhal melakukan puasa daripada berbuka.
Kesembilan: Orang yang Safar dengan Pesawat atau Kendaraan yang Nyaman, Masih Bolehkah Berbuka?
Asy-Syaikh Ibnu Baz rahimahullah berkata,
ููุง ุญุฑุฌ ููู ุณูุงุก ูุงูุช ูุณุงุฆู ุงูููู ู ุฑูุญุฉ ุฃู ุดุงูุฉ ูุฅุทูุงู ุงูุฃุฏูุฉ
โTidak apa-apa bagi musafir untuk berbuka, sama saja apakah sarana transportasinya nyaman atau tidak nyaman, berdasarkan keumuman dalil-dalil (tidak memberikan pengecualiaan terhadap jenis transportasi tertentu).โ [Majmuโ Al-Fatawa, 15/236]
Kesepuluh: Apabila Musafir Pulang di Siang Hari dalam Keadaan Tidak Berpuasa, Bolehkah baginya Makan, Minum dan Berhubungan Suami Istri?
Pendapat Pertama: Tidak boleh karena statusnya bukan lagi musafir. Pendapat ini dikuatkan Al-Lajnah Ad-Daimah.[10] Tetapi tidak sah baginya berpuasa apabila telah masuk waktu pagi dalam keadaan berbuka atau tadinya berpuasa kemudian telah berbuka karena safar, maka ia tetap harus meng-qodhoโ.
Pendapat Kedua: Boleh karena ia berbuka dengan sebab yang dibolehkan syariโat. Pendapat ini dikuatkan Asy-Syaikh Ibnul โUtsaimin rahimahullah.[11]
Pendapat yang kuat insya Allah adalah pendapat kedua, karena tidak ada dalil shahih lagi sharih yang mengharuskannya untuk menahan diri dari makan, minum dan berhubungan suami istri dalam keadaan ia tidak berpuasa, dan terdapat beberapa riwayat dari Salaf yang menguatkan pendapat ini.
Sahabat yang Mulia Ibnu Masโud radhiyallahuโanhu berkata,
ู ู ุฃูุทุฑ ุฃูู ุงูููุงุฑ ููููุทุฑ ุขุฎุฑู
โBarangsiapa dibolehkan berbuka di awal hari maka boleh baginya berbuka di akhirnya.โ [Diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah, 3/54]
Al-Imam Malik dan Asy-Syafiโi rahimahumallah berkata,
ูููููู ููุฏูู ู ู ูุณูุงููุฑู ููู ููุฐููู ุงููุญูุงูู ููููุฌูุฏู ุงู ูุฑูุฃูุชููู ููุฏู ุทูููุฑูุชู ุฌูุงุฒู ูููู ููุทูุคูููุง
โAndai seorang musafir kembali dalam keadaan seperti ini, lalu ia mendapati istrinya baru bersih dari haid (dan tidak berpuasa karena sampai Shubuh masih haid), maka boleh baginya untuk menggauli istrinya tersebut.โ [At-Tamhid, 22/53]
Ats-Tsauri meriwayatkan dari Abu Ubaid, dari Jabir bin Zaid rahimahumullah,
ุฃูููููู ููุฏูู ู ู ููู ุณูููุฑู ููู ุดูููุฑู ุฑูู ูุถูุงูู ููููุฌูุฏู ุงููู ูุฑูุฃูุฉู ููุฏู ุงุบูุชูุณูููุชู ู ููู ุญูููุถูุชูููุง ููุฌูุงู ูุนูููุง
โBahwa beliau ketika pulang dari safar di bulan Ramadhan, mendapati istrinya baru mandi besar dari haidnya, maka beliau menggaulinya.โ [At-Tamhid, 22/53]
Kesebelas: Suami Istri yang Melakukan Safar di Bulan Ramadhan
Suami istri yang melakukan safar bersama di bulan Ramadhan boleh berhubungan suami istri karena tidak wajib bagi mereka berpuasa.
Akan tetapi bila mereka melakukan safar hanya untuk bersiasat agar mendapat keringanan berhubungan suami istri maka dosa mereka lebih besar, karena mereka telah membatalkan puasa dengan berjimaโ dan melakukan tipu daya dalam syariโat.
Maka wajib atas mereka bertaubat kepada Allah taโala dan membayar kaffaroh, sebagaimana akan datang pembahasannya lebih detail insya Allah taโala.
Keduabelas: Apa Kewajiban Musafir yang Tidak Berpuasa?
Kewajibannya hanyalah meng-qodhoโ sejumlah hari yang ia tinggalkan di bulan Ramadhan, sebagaimana firman Allah taโala,
ููู ููู ููุงูู ู ูุฑููุถูุง ุฃููู ุนูููู ุณูููุฑู ููุนูุฏููุฉู ู ููู ุฃููููุงู ู ุฃูุฎูุฑู ููุฑููุฏู ุงูููููู ุจูููู ู ุงููููุณูุฑู ููููุง ููุฑููุฏู ุจูููู ู ุงููุนูุณูุฑู
โDan siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.โ [Al-Baqoroh: 185]
Ketigabelas: Puasa Pekerja yang Terus Melakukan Safar Seperti Pilot dan Supir
Keumuman dalil mencakup orang-orang yang bekerja dalam keadaan safar seperti supir, pilot dan yang semisalnya, maka boleh bagi mereka untuk berbuka dan meng-qoshor sholat.
Kewajiban mereka hanyalah meng-qodhoโ puasa setelah bulan Ramadhan, selain di hari-hari yang terlarang berpuasa, yaitu dua hari raya dan hari-hari Tasyriq.[12]
Akan tetapi, sebagaimana telah kami jelaskan di atas, dalam kondisi musafir mampu berpuasa dan tidak merasa berat, maka lebih afdhal melakukan puasa daripada berbuka.
ูุจุงููู ุงูุชูููู ูุตูู ุงููู ุนูู ูุจููุง ู ุญู ุฏ ูุขูู ูุตุญุจู ูุณูู
Catatan Kaki:
[1] Lihat Asy-Syarhul Mumtiโ, 6/330 dan 6/343.
[2] Lihat Fatawa Al-Lajnah Ad-Daaimah, 10/203, no. 7652.
[3] Sebagai faidah seputar permasalahan โurf, lihat risalah ringkas kami yang berjudul โAl-โUrf, Haqiqatuhu, wa Hujjiyyatuhu wa Tathbiqotuhโ, yang kami susun di bawah bimbingan Dosen Pembimbing Asy-Syaikh Dr. Hisyam Muhammad As-Saโid hafizhahullah.
[4] Lihat Majmuโ Al-Fatawa, 24/38-44.
[5] Lihat Majmuโ Fatawa wa Rosaail Ibnil โUtsaimin, 15/265 no. 1098.
[6] Lihat Asy-Syarhul Mumtiโ, 6/346.
[7] Lihat risalah โTashih Hadits Ifthoris Shooim Qobla Safarihi wa Baโdal Fajriโ.
[8] Lihat Majmuโ Fatawa Ibni Baz, 12/276.
[9] Lihat Majmuโ Al-Fatawa, 24/18.
[10] Lihat Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah, 10/210 no. 1954.
[11] Lihat Asy-Syarhul Mumtiโ, 6/409.
[12] Lihat Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah, 10/212.
โโโ โโฟโ โโโ
Bimbingan Umroh & Haji Ustadz Sofyan Chalid bin Idham Ruray, Lc dan Asatidzah Ahlus Sunnah hafizhahumullah
Insya Allah Keberangkatan Umroh dan Haji 2024
โ Umroh Iโtikaf Akhir Ramadhan, Lebaran di Makkah 17 Hari (1 April โ24)
โ Umroh Syawwal Libur Lebaran (15 April โ24)
โ Haji Tanpa Antri 2024
โ Umroh 17 Agustus 2024
โ Umroh Desember (Akhir Tahun 2024)
HUBUNGI wa.me/628118247111
Gabung Grup WA Info dan Konsultasi Fikih Umroh dan Haji Asatidzah Ahlus Sunnah:
โโโ โโฟโ โโโ
WA GROUP KAJIAN ISLAM
Ketik: Daftar
Kirim ke Admin:
wa.me/628111833375
TELEGRAM
t.me/taawundakwah
t.me/sofyanruray
t.me/kajian_assunnah
t.me/kitab_tauhid
t.me/videokitabtauhid
t.me/kaidahtauhid
t.me/akhlak_muslim
Medsos dan Website:
โ youtube.com/c/kajiansofyanruray
โ instagram.com/sofyanruray.info
โ facebook.com/sofyanruray.info
โ instagram.com/taawundakwah
โ facebook.com/taawundakwah
โ twitter.com/sofyanruray
โ sofyanruray.info
#Yuk_share agar menjadi amalan yang terus mengalir insya Allah. Rasulullah shallallaahuโalaihi wa sallam bersabda,
ู ููู ุฏูููู ุนูููู ุฎูููุฑู ูููููู ู ูุซููู ุฃูุฌูุฑู ููุงุนููููู
โBarangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya.โ [HR. Muslim dari Abu Masโud Al-Anshori radhiyallaahuโanhu]
Leave a Reply