Mandi Junub Haid Khususnya Memakai Wewangian

Mandi Junub Haid Khususnya Memakai Wewangian

Mandi Junub Haid Khususnya Memakai Wewangian

January 29, 2024
Mandi Junub Haid Khususnya Memakai Wewangian

Mandi Junub Haid Khususnya Memakai Wewangian

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Mandi Junub Haid Khususnya Memakai Wewangian, selamat membaca.


Pertanyaan:

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Ustadz izin bertanya :

1. Terkait dengan mandi Junub dari Haid khususnya, memakai wewangian (maaf – di kemaluan) bagaimana hukumnya?
2. Biasanya setelah mandi, kemudian kita mengeringkan badan, dan menyentuh / mengeringkan kemaluan dengan handuk,
Apakah kita wajib wudhu lagi atau seperti apa ustadz?
جزاك اللهُ خيراً

(Ditanyakan Oleh Santri Mahad Bimbingan Islam)

 


Jawaban:

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ

Alhamdulillāh
Washshalātu wassalāmu ‘alā rasūlillāh, wa ‘alā ālihi wa ash hābihi ajma’in

1. Boleh, bahkan itu disunnahkan. Berdasarkan hadits

تَأْخُذُ إحْداكُنَّ ماءَها وسِدْرَتَها، فَتَطَهَّرُ فَتُحْسِنُ الطُّهُورَ، ثُمَّ تَصُبُّ عَلى رَأْسِها فَتَدْلُكُهُ دَلْكًا شَدِيدًا حَتّى تَبْلُغَ شُؤُونَ رَأْسِها، ثُمَّ تَصُبُّ عَلَيْها الماءَ، ثُمَّ تَأْخُذُ فِرْصَةً مُمَسَّكَةً فَتَطَهَّرُ بِها» فَقالَتْ أسْماءُ: وكَيْفَ تَطَهَّرُ بِها؟ فَقالَ: «سُبْحانَ اللهِ، تَطَهَّرِينَ بِها» فَقالَتْ عائِشَةُ: كَأنَّها تُخْفِي ذَلِكَ تَتَبَّعِينَ أثَرَ الدَّمِ

“Wanita tersebut mandi dengan air dan daun bidara. kemudian dia siramkan air ke atas kepalanya, lalu dia gosok-gosok sampai ke kulit kepalanya, kemudian barulah dia membasahi seluruh badannya. Kemudian ambillah sepotong kain/kapas yang telah dibubuhi minyak wangi dan bersucilah dengannya. Asma pun berkata: bagaimana cara bersuci dengan kain dan kapas tersebut? Rasulullah pun berkata: Subhanallah, bersucilah dengan kapas tersebut. (rasulullah risih untuk menjelaskannya). Maka Aisyah pun segera berbsisik kepada Asma, engkau bersihkan area yang terkena darah haidh.” (HR. Muslim).

Imam Nawawi berkata : “Diantara sunah bagi wanita yang mandi dari haid adalah mengambil minyak wangi kemudian menuangkan pada kapas, kain atau semacamnya, lalu memasukkannya ke dalam farjinya setelah selesai mandi, hal ini disukai juga bagi wanita-wanita yang nifas karena nifas adalah haid.”

2. Para ulama membolehkannya dengan syarat kainnya tebal.

Jika kainnya tebal maka tidak batal wudhunya. Adapun jika kainnya tipis maka lebih baik berwudhu lagi.

Wallahu Ta’ala A’lam.

 

Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Achmad Nur Hanafi, Lc حافظه الله

Source link


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *