Batasan Waktu Nifas Yang Benar Menurut Islam
Batasan Waktu Nifas Yang Benar Menurut Islam
Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Batasan Waktu Nifas Yang Benar Menurut Islam, selamat membaca.
Pertanyaan:
بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Afwan izin bertanya mengenai batas maksimal nifas, saya pernah mengetahui kalau ada batasan maksimal nifas adalah 60 hari, menurut pendapat ustadz ini bagaimana ya?
جزاك اللهُ خيراً
(Ditanyakan Oleh Santri Mahad Bimbingan Islam)
Jawaban:
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ
Alhamdulillāh
Washshalātu wassalāmu ‘alā rasūlillāh, wa ‘alā ālihi wa ash hābihi ajma’in
Untuk pendapat ulama tentang batasan maksinal nifas adalah 60 hari, maka kami condong secara pendalilan bahwa pendapat ini kurang kuat, karena kurang didukung bukti dalil dan burhan yang jelas sebagaimana yang mengatakan batas maksimalnya adalah 40 hari. Di antara dalil yang menguatkan hal ini adalah,
Berdasarkan Keterangan Ibnu Abbas,
تمسك النفساء عن الصلاة أربعين يوما
“Wanita nifas tidak boleh melaksanakan shalat selama 40 hari.” (HR. Ibnul Jarud dalam al-Muntaqa, 112)
Berdasarkan Keterangan Ummu Salamah,
كانت النفساء تجلس على عهد رسول الله صلى الله عليه وسلم أربعين يوماً
“Wanita nifas duduk (tidak shalat) pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selama 40 hari.” (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan dinilai hasan shahih oleh al-Albani).
Ibnu Abdil Bar mengatakan,
وليس في مسألة أكثر النفاس موضع للاتباع والتقليد إلا من قال بالأربعين فإنهم أصحاب رسول الله صلى الله عليه و سلم ولا مخالف لهم منهم وسائر الأقوال جاءت عن غيرهم ولا يجوز عندنا الخلاف عليهم بغيرهم لأن إجماع الصحابة حجة على من بعدهم
“Dalam masalah batas maksimal nifas, tidak ada pendapat yang layak untuk diikuti sepenuhnya selain ulama yang berpendapat batas maksimalnya 40 hari, yaitu sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan tidak ada sahabat lain yang menyelisihi mereka. Sedangkan pendapat yang lain, berasal dari selain sahabat.
Sementara kita tidak boleh menyelisihi pendapat mereka dengan berdalih pendapat selain sahabat. Karena ijma sahabat adalah dalil yang wajib dipegangi generasi setelahnya (al-Istidzkar, 1:355).
Wallahu Ta’ala A’lam.
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Fadly Gugul, S.Ag. حافظه الله
Leave a Reply