Fadhilah Jihad Fi Sabilillah | Almanhaj

Fadhilah Jihad Fi Sabilillah | Almanhaj


FADILAH JIHAD.

Fadilah Jihad fi Sabilillah.
Allah Ta’ala berfirman.

قال الله تعالى: إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ وَالْقُرْآنِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّهِ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ  [التوبة/111]

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar” [At Taubah/9:111]

Fadilah Berangkat Jihad fi Sabilillah di waktu pagi atau sore
Hadis Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

عن أنس بن مالك رضي الله عنه عن النبي- صلى الله عليه وسلم- قال: «لَغَدْوَةٌ فِي سَبِيلِ الله أَوْ رَوْحَةٌ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيِا وَمَا فِيهَا». متفق عليه

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh berjalan di waktu pagi atau sore (di saat berjihad) fi sabilillah lebih baik dari dunia dan segala isinya”. Muttafaq ’alaih. [1]

Hadis Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam

عن أبي أيوب رضي الله عنه قال: قال رسول الله- صلى الله عليه وسلم-: «غَدْوَةٌ فِي سَبِيْلِ الله أَوْ رَوْحَةٌ خَيْرٌ مما طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ وَغَرَبَتْ». أخرجه مسلم.

Dari  Abu Ayyub Radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Berjalan di waktu pagi atau sore (disaat berjihad) fi sabilillah lebih baik dari pada terbitnya matahari dan tenggelamnya”. H.R. Muslim . [2]

Fadilah orang yang berangkat jihad kemudian mati syahid.
Allah Ta’ala berfirman:

قال الله تعالى: وَمَنْ يَخْرُجْ مِنْ بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا  [النساء/100]

“Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” [An Nisaa/4: 100].

Allah Ta’ala berfirman:

قال الله تعالى: وَلَئِنْ قُتِلْتُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوْ مُتُّمْ لَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرَحْمَةٌ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ (157) وَلَئِنْ مُتُّمْ أَوْ قُتِلْتُمْ لَإِلَى اللَّهِ تُحْشَرُونَ  [آل عمران/157- 158]

“Dan sungguh kalau kamu gugur di jalan Allah atau meninggal, tentulah ampunan Allah dan rahmat-Nya lebih baik (bagimu) dari harta rampasan yang mereka kumpulkan. Dan sungguh jika kamu meninggal atau gugur, tentulah kepada Allah saja kamu dikumpulkan.” [Ali Imran/3:157-158]

Fadilah niat berangkat jihad, tetapi urung karena sakit atau uzur.

عن أنس رضي الله عنه أن النبي- صلى الله عليه وسلم- كان في غزاة فقال: «إنَّ أَقْوَاماً بِالمدينَةِ خَلْفَنَا مَا سَلَكْنَا شِعْباً وَلا وَادِياً إلَّا وَهُمْ مَعَنَا فِيهِ، حَبَسَهُمُ العُذْرُ». أخرجه البخاري

Dari Anas Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Saat kami bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah peperangan beliau bersabda: “Sungguh di Madinah saat ini ada beberapa  kaum, setiap kita mengadakan perjalanan (jihad) dan menuruni lembah, mereka selalu bersama kita, (tapi dalam peperangan ini) mereka tertahan di Madinah karena ada uzur.” riwayat Bukhari. [3]

Fadilah mempersiapkan perlengkapan orang yang berjihad.

عن زيد بن خالد رضي الله عنه أن رسول الله- صلى الله عليه وسلم- قال: «مَنْ جَهَّزَ غَازِياً فِي سَبِيلِ الله فَقَدْ غَزَا، وَمَنْ خَلَفَ غَازِياً فِي سَبِيلِ الله بِخَيْرٍ فَقَدْ غَزَا». متفق عليه

Dari Zaid bin Khalid Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Siapa yang memberi perlengkapan seseorang  yang berperang di jalan Allah, berarti ia telah ikut perang, dan siapa yang memenuhi kebutuhan keluarga seseorang  yang berperang di jalan Allah, berarti ia telah ikut perang.” Muttafaq ’alaih. [4]

Fadilah orang yang mengorbankan harta dan jiwa untuk jalan Allah.
Allah Ta’ala berfirman.

قال الله تعالى: مَا كَانَ لِأَهْلِ الْمَدِينَةِ وَمَنْ حَوْلَهُمْ مِنَ الْأَعْرَابِ أَنْ يَتَخَلَّفُوا عَنْ رَسُولِ اللَّهِ وَلَا يَرْغَبُوا بِأَنْفُسِهِمْ عَنْ نَفْسِهِ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ لَا يُصِيبُهُمْ ظَمَأٌ وَلَا نَصَبٌ وَلَا مَخْمَصَةٌ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَطَئُونَ مَوْطِئًا يَغِيظُ الْكُفَّارَ وَلَا يَنَالُونَ مِنْ عَدُوٍّ نَيْلًا إِلَّا كُتِبَ لَهُمْ بِهِ عَمَلٌ صَالِحٌ إِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ (120) وَلَا يُنْفِقُونَ نَفَقَةً صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً وَلَا يَقْطَعُونَ وَادِيًا إِلَّا كُتِبَ لَهُمْ لِيَجْزِيَهُمُ اللَّهُ أَحْسَنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ  [التوبة/120- 121]

“Tidaklah sepatutnya bagi penduduk Madinah dan orang-orang Arab Badwi yang berdiam di sekitar mereka, tidak turut menyertai Rasulullah (berperang) dan tidak patut (pula) bagi mereka lebih mencintai diri mereka daripada mencintai diri Rasul. Yang demikian itu ialah karena mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan pada jalan Allah, dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan sesuatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal saleh. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik, dan mereka tiada menafkahkan suatu nafkah yang kecil dan tidak (pula) yang besar dan tidak melintasi suatu lembah, melainkan dituliskan bagi mereka (amal saleh pula) karena Allah akan memberi balasan kepada mereka yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” [At Taubah/9:120-121].

Hadis Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam

عن أبي عبس رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله- صلى الله عليه وسلم- يقول: «مَنْ اغْبَرَّتْ قَدَمَاهُ فِي سَبِيلِ الله حَرَّمَهُ الله عَلَى النَّارِ». أخرجه البخاري .

Dari Abu ‘Abs Radhiyallahu anhu, dia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barang siapa yang kakinya berdebu menapaki jalan berjihad fi sabilillah niscaya Allah haramkan api neeraka menyentuhnya.” H.R. Bukhari. [5]

Fadilah mengeluarkan harta untuk jihad.
Allah Ta’ala berfirman.

قال الله تعالى: مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ 
[البقرة/ 261].

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui” [Al Baqarah/2: 261].

Hadis Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam

عن أبي مسعود الأنصاري رضي الله عنه قال: جاء رجل بناقة مخطومة فقال: هذه في سبيل الله، فقال رسول الله- صلى الله عليه وسلم-: «لَكَ بِهَا يَومَ القِيَامَةِ سَبْعُمِائَةِ نَاقَةٍ كُلُّهَا مَخْطُومَةٌ». أخرجه مسلم.

Dari Abu Mas’ud Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Seorang lelaki datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan membawa unta yang telah diberi tali kekang lalu ia berkata: “Ini untuk jihad fi sabilillah”, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Dengan unta ini kelak engkau di hari kiamat akan memperoleh 700 ekor unta, semuanya bertali kekang”. HR. Muslim. [6]

Fadilah orang yang mati syahid.
Allah Ta’ala berfirman:

قال الله تعالى: وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ (169) فَرِحِينَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا بِهِمْ مِنْ خَلْفِهِمْ أَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (170) يَسْتَبْشِرُونَ بِنِعْمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ وَأَنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُؤْمِنِينَ [آل عمران/169- 171]

“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.” [Ali Imran/3:169-171]

Hadis Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam

عن أبي قتادة رضي الله عنه قال: جاء رجل إلى رسول الله- صلى الله عليه وسلم- فقال: أَرَأَيْتَ إنْ قُتِلْتُ فِي سَبِيلِ الله أَتُكَفَّرُ عَنِّي خَطَايَايَ؟ فَقَالَ رَسُولُ الله- صلى الله عليه وسلم-: «نَعَمْ، وَأَنْتَ صَابِرٌ مُحْتَسِبٌ، مُقْبِلٌ غَيْرُ مُدْبِرٍ إلَّا الدَّيْنَ، فَإنَّ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلامُ قَالَ لي ذَلِكَ». أخرجه مسلم

Dari Abu Qatadah Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam  seorang laki-laki seraya berkata: “Wahai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bagaimana jika aku terbunuh fii sabilillah, apakah dosa-dosaku dihapuskan?”, ia bersabda: “Ya, jika engkau terbunuh fii sabilillah dalam keadaan sabar, ikhlas, menghadapi musuh tidak berpaling (untuk lari), kecuali hutang, sungguh Jibril baru mengabariku hal tersebut”. HR. Muslim.[7]

[Disalin dari مختصر الفقه الإسلامي   (Ringkasan Fiqih Islam Bab :  Fiqih Al-Qur’an dan Sunnah (Keutamaan Amal, Adab, Dzikir dan Doa-Doa) فقه القرآن والسنة في الفضائل والأخلاق والآداب والأذكار والأدعية ). Penulis Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri  Penerjemah Team Indonesia islamhouse.com : Eko Haryanto Abu Ziyad dan Mohammad Latif Lc. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2012 – 1433]
_______
Footnote

[1] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 2792, ini adalah lafadznya dan  Muslim no hadist: 1880.
[2] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist: 1883.
[3] Diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 2839.
[4] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 2843, ini adalah lafadznya dan  Muslim no hadist: 1895.
[5] Diriwayatkan oleh Bukhari  no hadist: 907.
[6] Diriwayatkan oleh Muslim  no hadist: 1892.
[7] Diriwayatkan oleh Muslim  no hadist: 1885.



Source link


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *