MENGAPA BERDOA SETELAH MAKAN? – Islamic Centre Bin Baz

MENGAPA BERDOA SETELAH MAKAN? – Islamic Centre Bin Baz

MENGAPA BERDOA SETELAH MAKAN?

17 Februari 2024 08:38
MENGAPA BERDOA SETELAH MAKAN? – Islamic Centre Bin Baz

Dalam satu riwayat dijelaskan tentang hal ini disampaikan oleh sahabatnya, Sahl bin Mu’adz bin Anas radhiyallahu ‘anhu, di bawah ini:

عَنْ سَهْلِ بْنِ مُعَاذِ بْنِ أَنَسٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَكَلَ طَعَامًا ثُمَّ قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَطْعَمَنِي هَذَا الطَّعَامَ وَرَزَقَنِيهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّي وَلَا قُوَّةٍ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ قَالَ وَمَنْ لَبِسَ ثَوْبًا فَقَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي كَسَانِي هَذَا الثَّوْبَ وَرَزَقَنِيهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّي وَلَا قُوَّةٍ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ

Sahl bin Mu’adz bin Anas, menceritakan bahwa bapaknya mengabarkan Rasulullah bersabda, “Barangsiapa memakan makanan kemudian membaca doa; ‘ALHAMDULILLAHIL LADZI ATH’AMANI HADZA ATH THA’AMA WA RAZAQANIHI MIN GHAIRI HAULIN MINNI WA LA QUWWATIN (Segala puji bagi Allah yang telah memberikan makanan ini kepadaku sebagai rezeki, tanpa daya dan kekuatan dariku). ‘Maka akan diampuni dosanya yang lalu dan yang akan datang. Dan barangsiapa memakai baju lalu membaca doa; ‘ALHAMDULILLAHIL LADZI KASANII HADZA ATS TSAUBA WA RAZAQANIHI MIN GHAIRI HAULIN MINNI WA LA QUWWATIN (Segala puji bagi Allah yang telah memberikan pakaian ini kepadaku sebagai rezeki, tanpa daya dan kekuatan dariku). ‘Maka akan diampuni dosanya yang lalu dan yang akan datang. (Shahih al-Jami’ No. 6068 dan Shahih Abi Dawud No. 3505)

Fawaid Hadits:

1. Keutamaan membaca alhamdulillah setelah makan, minum, dan berpakaian; pahalanya berupa diampuni dosa-dosa sebelumnya.

2. Nabi ingin para sahabatnya mengamalkan hal-hal yang bisa menambah pahala dan menghapus dosa-dosa.

3. Bahwa manusia tidak punya kekuatan apa-apa. Misalnya merasakan makanan yang dipunya, kalau Allah subhanahu wa ta’ala mencabut nikmat sehatnya –sakit ginjal, misalnya atau korona—banyak yang tidak bisa menikmati kelezatanya.

Disadur secara bebas oleh: Al-Ustadz Abu Nida’ Chomsaha Shofwan, Lc., Hafizhahullah, dari Kitab “Al-Arba’una Haditsan fil Madhi wadz Dzammi”, karya: Syaikh Sa’ad bin Muhammad at-Thukhis.

Editor: @rimoesta
Team Redaksi: Ustadz Abu Abdillah Mubarok, M.Pd. dan Ustadz Abu Layla Turahmin, M.H. Hafizhahumallah.

Source link


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *