Tentang Penolakan Hijaamah Oleh Para Tabib (Syaikh Muhammad Bin Ibraahim Aal Al-Syaikh)

Tentang Penolakan Hijaamah Oleh Para Tabib (Syaikh Muhammad Bin Ibraahim Aal Al-Syaikh)

Dari fatwa Syekh Muhammad bin Ibrahim Aal al-Syaikh (rahimahullaah) (sumber):

Tentang Penolakan Hijaamah Oleh Para Tabib (Syaikh Muhammad Bin Ibraahim Aal Al-Syaikh)Keuntungan:

Pengobatan melalui Hijaamah (Bekam Darah) dan penolakannya oleh para dokter: Urusan hijaamah sangat penting bagi kesehatan, dan dalam hadits Israa (Kenaikan) terjadi bahwa beliau (sallallahu alayhi wasallam) tidak pernah melewatkan silaturahmi dari berkumpulnya para Malaikat kecuali mereka memerintahkannya untuk menertibkan ummatnya dengan Hijaamah.

Sebab darah mempunyai unsur-unsur yang berlebih (dan berbahaya) melebihi apa yang (diperlukan) untuk peredaran dalam tubuh dan apa yang dikeluarkan (melalui cara-cara lain), dan jika tidak berkurang (melalui pembuangan) maka tidak akan ada kehidupan (dalam darah). jangka panjang). Kemudian kelebihan yang tidak diperlukan itu dibuang, dan dengan demikian muncullah Hijaamah (sebagai pengobatan dalam hal ini).

Namun para tabib (dokter) tidak menganggap hal itu sebagai sesuatu pun, dan hal ini bukanlah sesuatu yang aneh bagi mereka, karena mereka mempunyai kekurangan (dalam ilmunya) dari berbagai sudut. Jadi keadilan mengharuskan setiap orang diberikan haknya. Mereka (para dokter) diberikan haknya (atas apa yang mereka ketahui) namun urusan pengobatan berada di luar pemahaman individu. Sebab mereka tidak mengetahui perkara-perkara besar, dan demikianlah keumuman firman-Nya Yang Maha Tinggi, “Dan kamu tidak diberi ilmu kecuali sedikit(17:85).

Maka mereka menolak hal-hal yang disyariatkan (dalam syariat) karena besarnya kebodohan mereka. Dan salah satu dari mereka adalah orang Eropa, atau murid orang Eropa, atau orang yang mengikuti perkataan orang Eropa. Lebih jauh lagi, penolakan mereka (terhadap hal ini) bukan karena prinsip-prinsip yang telah mereka pelajari, namun karena mereka telah mengambil dari orang-orang yang mengingkari Kenabian, penolakan mereka terhadap Jin (juga) adalah karena gabungan dari apa yang mereka ingkari, dan penolakan mereka terhadap (realitas) mata jahat. Mereka bilang tentang jin, itu hanya penyakit saraf.

Diterjemahkan oleh Abu Iyaad (@abuiyaadsp)

<

p style=”display: inline;”>

Anda harus terdaftar dan login untuk berkomentar.

Source link


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Discover more from Al-Qur'an Application

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading