Fadhilah shalat Shubuh dan Ashar.
Hadist Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
عن أبي موسى الأشعري رضي الله عنه أن رسول الله- صلى الله عليه وسلم- قال: «مَنْ صَلَّى البَرْدَيْنِ دَخَلَ الجَنَّةَ». متفق عليه
Dari Abu Musa Al Asy’ari Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang melakukan shalat Shubuh dan Ashar (berjamaah) dia akan masuk surga”. Muttafaq ’alaih.[1]
Hadist Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
عن أبي بَصرة رضي الله عنه قال: صلى بنا رسول الله- صلى الله عليه وسلم- العصر بالمخمَّص فقال: «إنَّ هَذِهِ الصَّلاةَ عُرِضَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ فَضَيَّعُوها، فَمَنْ حَافَظَ عَلَيهَا كَانَ لَهُ أَجْرُهُ مَرَّتَيْنِ..». أخرجه مسلم.
Dari Abu Bashrah Radhiyallahu anhu dia berkata: “Kami shalat ashar bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di Makhmash, lalu beliau bersabda: shalat ini difardhukan kepada umat sebelum kalian akan tetapi mereka melalaikannya. Maka siapa yang menjaganya untuk dua pahala” H.R. Muslim.[2]
Fadhilah shalat ‘Isya dan Shubuh berjamaah.
عن عثمان بن عفان رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله- صلى الله عليه وسلم- يقول: «مَنْ صَلَّى العِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ، وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا صَلَّى الَّليلَ كُلَّهُ». أخرجه مسلم.
Dari ‘Utsman bin ‘Affan Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Aku mendengar Rasulullah r bersabda: “Barangsiapa yang mendirikan shalat isya secara berjamaah seolah-olah ia telah melakukan shalat setengh malam, dan barangsiapa yang melakukan shalat shubuh secara berjamaah maka seolah-olah ia telah melakukan shalat sepanjang malam”. HR. Muslim. [3]
Fadhilah menunggu shalat setelah selesai melakukan shalat
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله- صلى الله عليه وسلم- قال: «أَلا أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللهَ بِهِ الخَطَايَا، وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ؟» قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ الله، قَالَ: «إسْبَاغُ الوُضُوءِ عَلَى المكَارِهِ، وَكَثْرَةُ الخُطَا إلَى المسَاجِدِ وَانْتِظَارُ الصَّلاةِ بَعْدَ الصَّلاةِ فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ». أخرجه مسلم
Dari Abu Huraira Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Maukah kalian aku beritahu sesuatu yang dapat menghapuskan dosa dan mengangkat derajat?”, para sahabat menjawab: “Tentu (wahai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam), beliau bersabda: “Menyempurnakan wudhu pada anggota wudhu yang sulit (disentuh air) dan memperbanyak langkah menuju masjid (untuk shalat jamaah) dan menunggu (masuk) waktu shalat setelah melakukan shalat (fardhu), maka itulah ribath (jihad pada posisi garis yang berbatasan dengan daerah musuh)”.HR. Muslim. [4]
Fadhilah menetap di masjid setelah shalat Shubuh.
عن سماك بن حرب قال: قلت لجابر بن سمرة: أَكُنْتَ تُجَالِسُ رَسُولَ الله- صلى الله عليه وسلم-؟ قَالَ: نَعَمْ كَثِيراً، كَانَ لا يَقُومُ مِنْ مُصَلَّاهُ الَّذِي يُصَلِّي فِيهِ الصُّبْحَ أَوِ الغَدَاةَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ، فَإذَا طَلَعَتِ الشَّمْسُ قَامَ. أخرجه مسلم.
Dari Samak bin Harb ia berkata: “Aku bertanya kepada Jabir bin Samurah: “Apakah engkau pernah duduk bersama rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam?” dia menjawab: “Ya, sering”. Beliau setelah shalat shubuh selalu menatap di masjid hingga matahari terbit. Dan apabila matahari telah terbit maka beliaupun keluar“. H.R. Muslim. [5]
Fadhilah hari Jum’at
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن النبي- صلى الله عليه وسلم- قال: «خَيْرُ يَومٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَومُ الجُمُعَةِ، فِيهِ خُلِقَ آدَمُ، وَفِيهِ أُدْخِلَ الجَنَّةَ، وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا، وَلا تَقُومُ السَّاعَةُ إلَّا فِي يَومِ الجُمُعَةِ». أخرجه مسل
Dari Abu Huraira Radhiyallahu anhu, ia berkata : “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sebaik-baik hari di mana matahari terbit padanya adalah hari Jum’at, di hari itu Adam dimasukan ke dalam surga dan pada hari itu Adam dikeluarkan dari surga dan hari kiamat akan terjadi pada hari Jum’at”. HR. Muslim. [6]
Fadhilah mandi Jumat, mendengarkan khutbah dan shalat Jum’at
عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي- صلى الله عليه وسلم- قال: «مَنْ اغْتَسَلَ، ثُمَّ أَتَى الجُمُعَةَ، فَصَلَّى مَا قُدِّرَ لَهُ، ثُمَّ أَنْصَتَ حَتَّى يَفْرُغَ مِنْ خُطْبَتِهِ، ثُمَّ يُصَلِّي مَعَهُ، غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الجُمُعَةِ الأُخْرَى وَفَضْلُ ثَلاثَةِ أَيَّامٍ». أخرجه مسلم.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: Barang siapa mandi kemudian pergi Jum’at lalu melakukan shalat sunat semampunya dan diam hingga selesai khutbah kemudian shalat Jum’at bersama imam niscaya Allah akan mengampuni dosanya pada hari itu hingga Jum’at yang akan datang ditambah tiga hari. H.R. Muslim.[7]
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله- صلى الله عليه وسلم- ذكر يوم الجمعة فقال: «فِيْهِ سَاعَةٌ لا يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ وَهُوَ يُصَلِّي، يَسْأَلُ الله شَيْئاً إلَّا أَعْطَاهُ إيَّاهُ» زاد قتيبة في روايته: وأشار بيده يقللها. متفق عليه
Dari Abu Huraira Radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang hari jum’at lalu bersabda: “Di hari itu ada saat tertentu, di mana tidaklah seorang muslim mendapatkannya sementara dia berdiri shalat lalu meminta sesuatu kepada Allah, melainkan Allah mengbabulkan permintaan tersebut baginya”, beliau mengisyaratkan dengan tangannya yang berarti sedikit .” Muttafaq Alaih [8]
[Disalin dari مختصر الفقه الإسلامي (Ringkasan Fiqih Islam Bab : Fiqih Al-Qur’an dan Sunnah (Keutamaan Amal, Adab, Dzikir dan Doa-Doa) فقه القرآن والسنة في الفضائل والأخلاق والآداب والأذكار والأدعية ). Penulis Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri Penerjemah Team Indonesia islamhouse.com : Eko Haryanto Abu Ziyad dan Mohammad Latif Lc. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2012 – 1433]
_______
Footnote
[1] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist :574 dan Muslim no hadist: 635.
[2] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist: 830.
[3] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist: 656.
[4] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist: 251.
[5] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist: 670.
[6] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist: 854.
[7] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist: 857.
[8] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist :935 dan Muslim no hadist: 852.
Leave a Reply