╔══꧁✿✿°°°°✿✿꧂══╗ 𝗦𝗕𝗨𝗠 𝗦𝗼𝗯𝗮𝘁 𝗕𝗲…

╔══꧁✿✿°°°°✿✿꧂══╗

𝗦𝗕𝗨𝗠
𝗦𝗼𝗯𝗮𝘁 𝗕𝗲𝗿𝘁𝗮𝗻𝘆𝗮
𝗨𝘀𝘁𝗮𝗱𝘇 𝗠𝗲𝗻𝗷𝗮𝘄𝗮𝗯

╚══꧁✿✿°°°°✿✿꧂ ══╝

𝗡𝗢 : 1⃣7⃣3⃣4⃣

𝗗𝗶𝗿𝗮𝗻𝗴𝗸𝘂𝗺 𝗼𝗹𝗲𝗵 𝗚𝗿𝘂𝗽 𝗜𝘀𝗹𝗮𝗺 𝗦𝘂𝗻𝗻𝗮𝗵 | 𝗚𝗶𝗦
https://grupislamsunnah.com

𝗞𝘂𝗺𝗽𝘂𝗹𝗮𝗻 𝗦𝗼𝗮𝗹 𝗝𝗮𝘄𝗮𝗯 𝗦𝗕𝗨𝗠
𝗦𝗶𝗹𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗞𝗹𝗶𝗸 : https://t.me/GiS_soaljawab

═══════゚・:✿:・゚═══════

𝗛𝗨𝗞𝗨𝗠 𝗚𝗔𝗝𝗜 𝗔𝗧𝗔𝗨 𝗨𝗣𝗔𝗛 𝗕𝗔𝗚𝗜 𝗜𝗠𝗔𝗠 𝗠𝗔𝗦𝗝𝗜𝗗

Nama: Ummu Dicky
Angkatan: 06
Grup : 01
Nama Admin : Siti Halimah Sadiyatul Azizah
Nama Musyrifah : Hayatul Fatiyyaturahmah
Domisili : Kota Padang Sidempuan, Medan

𝗣𝗲𝗿𝘁𝗮𝗻𝘆𝗮𝗮𝗻

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Izin bertanya Ustadz,

Apakah Imam masjid harus digaji atau diberikan upah ?

Kalau misalnya digaji, apakah dahulu di zaman Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wasallam juga melakukannya ?

Mohon penjelasannya Ustadz.

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.

𝗝𝗮𝘄𝗮𝗯𝗮𝗻

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله أما بعد.

Jika gaji tersebut bersumber dari baitul mal atau kas negara, maka mayoritas Ulama dari madzhab Malikiyyah, Syafi’iyyah dan Hanabilah memperbolehkannya. Karena harta baitul mal memang seharusnya difungsikan untuk membantu dalam ketaatan.

Jika gaji tersebut berdasarkan kesepakatan ijarah atau sewa menyewa jasa, maka ada perbedaan pendapat di kalangan Ulama. Mayoritas Ulama melarang sewa jasa imam. Hal ini sama dengan hukum sewa jasa muadzin. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

كان آخِرُ ما عَهِدَ إليَّ النبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم: ألَّا أتَّخِذَ مُؤَذِّنًا يأخُذُ على الأذانِ أجرًا

“Termasuk perkara terakhir yang ditinggalkan rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah agar para muadzin tidak mengambil upah dari adzannya.” (HR. Abu Dawud : 4604).

Dan disebabkan kemanfaatan menjadi imam kembali hanya kepada pelakunya, sehingga tidak diperkenankan baginya mengambil upah, seperti halnya sholat dan puasa.

Namun, sebagian Ulama membolehkan hal tersebut. Apabila orang yang ditunjuk sebagai imam memang orang yang membutuhkan, sehingga diharapkan dengan gaji tersebut dia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Ini adalah salah satu pendapat Imam Ahmad dan pilihan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah. sehingga, jika dia adalah orang yang sudah tercukupi kebutuhannya, maka tetap tidak boleh mengambil upah tersebut.

Hadiah yang diberikan negara kepada para imam masjid bukanlah gaji atau upah, akan tetapi salah rezeki yang Allah berikan kepada mereka dalam rangka tolong menolong kebaikan.

Begitupun dizaman kepemimpinan khalifah kaum muslimin, dahulu para imam, para qodi atau hakim, dan para ulama mendapatkan hadiah dari para sultan dan khalifah sebagai hadiah dan imbalan kepada mereka terhadap apa yang sudah mereka lakukan.

والله تعالى أعلم بالصواب.

Dijawab oleh : Ustadz Mahatir Fathoni, S.Ag.

═══════ ゚・:✿:・゚ ═══════
𝗢𝗳𝗳𝗶𝗰𝗶𝗮𝗹 𝗔𝗰𝗰𝗼𝘂𝗻𝘁 𝗚𝗿𝘂𝗽 𝗜𝘀𝗹𝗮𝗺 𝗦𝘂𝗻𝗻𝗮𝗵 (𝗚𝗶𝗦)⁣⁣

WebsiteGIS:
https://grupislamsunnah.com
Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
Telegram Soal Jawab: https://t.me/GiS_soaljawab
YouTube: bit.ly/grupislamsunnah


View Source


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *