Anak Ketika Menikah Lebih Utama Menghadirkan Ayah Atau Ibunya
Anak Ketika Menikah Lebih Utama Menghadirkan Ayah Atau Ibunya
Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Anak Ketika Menikah Lebih Utama Menghadirkan Ayah Atau Ibunya, selamat membaca.
Pertanyaan:
بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Ustadz, Izin Bertanya. Anak laki-laki ketika menikah lebih utama menghadirkan ayah atau ibunya Sebab ayahnya sdh menikah lagi, sedangkan ibunya belum menikah lagi
جزاك اللهُ خيراً
Jawaban:
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ
Alhamdulillāh
Washshalātu wassalāmu ‘alā rasūlillāh, wa ‘alā ālihi wa ash hābihi ajma’in
Anak berkewajiban berbakti dan berbuat baik kepada kedua orang tuanya.
Banyak sekali ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi yang menjelaskan hal ini.
Bahkan banyak ayat-ayat yang menggabungkan kewajiban berbakti kepada orang tua dengan mentauhidkan Alloh Ta’ala.
Alloh Ta’ala berfirman:
وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia,
dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.” (QS. Al Isra’/17: 23)
Allah Ta’ala juga berfirman:
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak.” (QS. An Nisa’/4: 36)
Dan termasuk berbakti dan berbuat baik kepada kedua orang tua, ketika seorang anak menikah, maka dia menghadirkan ayah dan ibunya.
Walaupun ayah dan ibunya sudah bercerai, kemudian ayahnya sudah menikah lagi, sedangkan ibunya belum menikah lagi.
Sebab berbakti dan berbuat baik kepada kedua orang tua tidak putus dengan sebab perceraian keduanya.
Demikian jawaban atas pertanyaan anda, semoga Allah selalu memberikan hidayah kepada kita, sehingga berakhlaq yang mulia kepada siapa saja, apalagi kepada orang tua kita.
Wallohu a’lam.
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Muslim Atsari, حافظه الله
Pengajar Ponpes Ibnu Abbas, Sragen.
Leave a Reply