╔══꧁✿✿°°°°✿✿꧂══╗

𝗦𝗕𝗨𝗠
𝗦𝗼𝗯𝗮𝘁 𝗕𝗲𝗿𝘁𝗮𝗻𝘆𝗮
𝗨𝘀𝘁𝗮𝗱𝘇 𝗠𝗲𝗻𝗷𝗮𝘄𝗮𝗯

╚══꧁✿✿°°°°✿✿꧂ ══╝

𝗡𝗢 : 1⃣7⃣5⃣0⃣

𝗗𝗶𝗿𝗮𝗻𝗴𝗸𝘂𝗺 𝗼𝗹𝗲𝗵 𝗚𝗿𝘂𝗽 𝗜𝘀𝗹𝗮𝗺 𝗦𝘂𝗻𝗻𝗮𝗵 | 𝗚𝗶𝗦
https://grupislamsunnah.com

𝗞𝘂𝗺𝗽𝘂𝗹𝗮𝗻 𝗦𝗼𝗮𝗹 𝗝𝗮𝘄𝗮𝗯 𝗦𝗕𝗨𝗠
𝗦𝗶𝗹𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗞𝗹𝗶𝗸 : https://t.me/GiS_soaljawab

═══════゚・:✿:・゚═══════

𝗛𝗨𝗞𝗨𝗠 𝗠𝗘𝗡𝗚𝗔𝗡𝗚𝗞𝗔𝗧 𝗔𝗡𝗔𝗞 𝗧𝗔𝗡𝗣𝗔 𝗠𝗘𝗡𝗚𝗨𝗕𝗔𝗛 𝗡𝗔𝗦𝗔𝗕 , 𝗦𝗘𝗥𝗧𝗔 𝗛𝗨𝗞𝗨𝗠 𝗗𝗔𝗡 𝗦𝗬𝗔𝗥𝗔𝗧 𝗠𝗘𝗡𝗝𝗔𝗗𝗜 𝗜𝗕𝗨 𝗦𝗨𝗦𝗨 𝗕𝗔𝗚𝗜 𝗦𝗔𝗡𝗚 𝗔𝗡𝗔𝗞

Nama : Anis
Angkatan/Gelombang : 6
Grup : T14
Nama Adminah : Velya Aristi
Nama Musyrifah : Zatriana
Domisili : Temanggung-Jawa Tengah :

𝗣𝗲𝗿𝘁𝗮𝗻𝘆𝗮𝗮𝗻

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه

Izin bertanya, Ustadz.

1. Ana dan suami sudah 6 tahun menikah dan belum diberikan keturunan.

Apakah boleh kalau ana merawat anak dari seseorang dengan tanpa merubah nasab ?

2. Untuk menjadikan anak yang kami rawat menjadi mahram, apakah boleh ana melakukan Induksi Laktasi ?

Supaya bisa memberikan asi dan menjadi ibu susu sang anak ?

3. Apakah syarat-syarat untuk menjadi ibu susu ?

Mohon penjelasannya, Ustadz.

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.

𝗝𝗮𝘄𝗮𝗯𝗮𝗻

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته.
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله أما بعد.

1. Merawat anak orang lain tanpa merubah nasab hukumnya boleh, sebagaimana yang dilakukan Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam terhadap Zaid Bin Haritsah.

Rasulullah mengangkat Zaid sebagai anak angkatnya, akan tetapi Rasulullah tetap menasabkan Zaid kepada bapak kandungnya.
(HR. Bukhari, no. 4782 dan Muslim, no. 2425).

Allah Ta’ala berfirman,

ٱدْعُوهُمْ لِءَابَآئِهِمْ هُوَ أَقْسَطُ عِندَ ٱللَّهِ

“Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; itulah yang lebih adil pada sisi Allah.:
(Qs. Al-Ahzab : 5).

2. Pada prinsip syar’i nya, jika melakukan induksi tersebut menimbulkan bahaya dan mudhorot bagi ibu angkat, maka tentu melakukan tersebut terlarang dan berisiko.

عَنْ  أَبِـيْ  سَعِيْدٍ سَعْدِ بْنِ مَالِكِ بْنِ سِنَانٍ الْـخُدْرِيِّ  رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّـى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : لَا ضَرَرَ وَلَا ضِرَارَ

Dari Abû Sa’îd Sa’d bin Mâlik bin Sinân al-Khudri Radhyallahu anhu, Rasûlullâh Shallallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda,
“Tidak boleh ada bahaya dan tidak boleh membahayakan orang lain.”
[HR. Mâlik dalam al-Muwaththa’ II/571, no. 31, Ad-Dâraquthni III/470, no. 4461, Al-Baihaqi VI/69, Al-Hâkim II/57-58].

Tentu yang lebih paham masalah ini adalah dunia medis dan para dokter, silahkan konsultasi kepada mereka untuk masalah ini.

3. Syarat untuk menjadi ibu susu adalah :

• Pertama, usia bayi sebelum dua tahun.

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,

لاَ رَضَاعَ إِلاَّ مَا كَانَ فِى الْحَوْلَيْنِ.

“Tidak ada persusuan (yang menjadikan mahram) kecuali pada umur dua tahun.”
(HR. Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubra, 7:462. Hadits ini sanadnya, lihat takhrij Syaikh Syuaib Al-Arnauth dalam Zaad Al-Ma’ad, 5:525).

• Kedua, minimal lima kali persusuan.
Satu kali persusuan batasannya ketika bayi menyusu sampai kenyang atau melepaskan sendiri ASI-nya.

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan,

كَانَ فِيْمَا أُنْزِلَ مِنَ الْقُرْآنِ عَشْرُ رَضَعَاتٍ مَعْلُوْمَاتٍ يُحَرِّمْنَ ثُمَّ نُسِخْنَ بِخَمْسٍ مَعْلُوْمَاتٍ فَتُوُفِّيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاْلأَمْرُ عَلَى ذَلِكَ

“Yang pernah diturunkan dalam Al-Quran adalah bahwa sepuluh kali persusuan menyebabkan adanya hubungan mahram, kemudian hal itu dihapus menjadi lima kali persusuan.
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat dan keadaan masih seperti itu.”
(HR. Muslim, no. 1452).

والله تعالى أعلم بالصواب.

Dijawab oleh :
Ustadz Mahatir Fathoni, S. Ag.

═══════ ゚・:✿:・゚ ═══════
𝗢𝗳𝗳𝗶𝗰𝗶𝗮𝗹 𝗔𝗰𝗰𝗼𝘂𝗻𝘁 𝗚𝗿𝘂𝗽 𝗜𝘀𝗹𝗮𝗺 𝗦𝘂𝗻𝗻𝗮𝗵 (𝗚𝗶𝗦)⁣⁣

View Source


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *