Muqaddimah
- Syarat Suatu Amal Diterima Oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala
- Perintah Untuk Ikhlas dan Peringatan Agar Menjauhi Riya’ dan Syirik
- Peringatan agar Menjauhi Syaitan dan Segala Macam Tipu Dayanya
- Bertawassul dengan Keikhlasan kepada Allah di Dalam Amal Perbuatan
- Nabi Yusuf Selamat dengan Sebab Keikhlasannya
- Seorang Pemuda yang Beriman
- Kisah Nabi Ibrahim dan Isterinya di Baitullah
- Termasuk Keikhlasan adalah Melaksanakan Amal Shalih Disertai Rasa Takut Akan Adzab pada Hari Akhir
- Dikabulkannya Do’a Orang yang Dizhalimi dan Dalam Kesulitan Serta Makna Mengosongkan Hati Untuk Allah?
- Bergaul dengan Orang-Orang yang Ikhlas dan Mengambil Manfaat dari Keikhlasan Mereka
- Macam-Macam Riya’
- Yang Dianggap Sebagai Perbuatan Riya’ dan Syirik Padahal Bukanlah Demikian
- Keutamaan Ikhlas Dalam Beramal (1/5)
- Mengobati Penyakit Riya’ dan Berlepas Diri darinya (1/6)
- Hal-Hal yang Dapat Mengusir Syaitan
- Buah yang Dihasilkan dari Sikap Ikhlas Kepada Allah
- Akibat Buruk yang Disebabkan Oleh Riya’
- Yang Dianggap Sebagai Perbuatan Ikhlas Akan Tetapi Tidaklah Demikian
- Hadits di Dalam Kitab at-Targhiib wat Tarhiib yang Membahas Ikhlas dan Perhatian Atas Sikap Riya’
- Kata-Kata Mutiara Tentang Keikhlasan
- Kata-Kata Mutiara Para Salaf dan Orang Shalih Tentang Niat, Ikhlas dan Peringatan Sikap Riya’
- Buku-Buku yang Disarankan untuk Dibaca
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Apakah seseorang tidak sadar bahwa keikhlasan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menyelamatkan raga dan jiwa dari setiap kesengsaraan? Ini bukanlah sebuah perkataan yang diungkapkan tanpa makna, akan tetapi ia adalah sebuah pengalaman yang pernah diarungi oleh manusia yang paling utama dan mulia, yaitu pengalaman yang pernah dialami oleh para Nabi dan Rasul, dan juga pengalaman yang pernah dialami oleh para Sahabat dan Tabi’in, akhirnya mereka berhasil mendapatkan kebahagiaan dan selamat di dalam kehidupan dunia, sedangkan di akhirat mereka mendapatkan kehidupan yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga dan yang belum pernah terlintas dalam hati manusia.
Dengan demikian menurut hemat saya, sangat penting menerbitkan buku ini dalam rangka menjelaskan keutamaan ikhlas dan berbagai fenomena yang ada di dalamnya, juga dalam rangka menjelaskan tentang bahaya riya’ (sikap ingin dilihat orang lain dalam beribadah) dengan berbagai cara pengobatannya, dan hal-hal bermanfaat lainnya.
Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada guru saya yang mulia, Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani, yang telah menyuguhkan hadits-hadits yang berhubungan dengan tema ini, takhrij dan tahqiq beliau dalam at-Targhiib wat Tarhiib karya al-Mundziri, di mana kitab beliau yang sangat berharga, yaitu Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib merupakan sebuah hasil jerih payah beliau yang agung -semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan manfaat (pahala) baginya sampai hari Kiamat, dan kitab ini sedang dalam proses penerbitan, insya Allah.-
[Disalin dari buku “IKHLAS: Syarat Diterimanya Ibadah” terjemahkan dari Kitaabul Ikhlaash oleh Syaikh Husain bin ‘Audah al-‘Awayisyah. Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir Bogor]
Leave a Reply