Doa bukan hanya sekadar rangkaian kata yang diucapkan, tetapi merupakan komunikasi langsung antara hamba dan Sang Pencipta, sebuah momen istimewa di mana kita membuka hati dan menyampaikan segala harapan, ketakutan, dan permohonan kita kepada Allah Ta’ala. Di antara berbagai doa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ada satu doa yang memiliki makna yang sangat dalam dan sangat relevan bagi kehidupan kita saat ini, yaitu doa memohon perlindungan dari kemalasan dan keburukan di usia tua.
Bayangkan sejenak, kehidupan sehari-hari kita yang penuh dengan berbagai tantangan, pekerjaan yang menumpuk, tanggung jawab keluarga, dan berbagai distraksi dari teknologi modern. Pada situasi seperti ini, kemalasan dapat dengan mudah menguasai kita, membuat kita kehilangan arah dan semangat. Tidak hanya itu, dengan bertambahnya usia, kita dihadapkan pada berbagai risiko kesehatan dan penurunan kemampuan fisik maupun mental. Di sinilah pentingnya doa ini, yang tidak hanya sekadar ritual harian yang berorientasi ukhrawi, tetapi juga menjadi panduan praktis untuk menjalani kehidupan yang lebih produktif dan sehat.
Mengapa doa ini begitu istimewa? Pertama, karena ia diajarkan langsung oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Kedua, doa ini mencakup dua aspek yang sangat penting dalam menjaga kualitas hidup kita, yaitu: menghindari kemalasan yang dapat merusak produktivitas dan memohon perlindungan dari keburukan di usia tua yang dapat mengurangi kualitas hidup kita secara signifikan.
Bacalah doa ini sambil merenung dan memperbaiki diri. Ingatlah bahwa kemalasan bukan sekadar masalah kecil. Ia adalah hambatan besar yang dapat menghalangi kita dari mencapai potensi penuh yang Allah Ta’ala telah anugerahkan untuk kita. Begitu pula dengan keburukan di usia tua, yang seringkali diabaikan ketika kita masih muda dan sehat. Doa ini mengingatkan kita untuk tidak hanya hidup untuk hari ini, tetapi juga mempersiapkan diri untuk masa depan yang lebih baik.
Jadi, mari kita telusuri lebih dalam makna dan relevansi doa ini, serta bagaimana kita dapat menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari untuk mencapai hidup yang lebih berkualitas dan diberkahi.
Teks doa dan maknanya
Doa yang dimaksud adalah sebagai berikut,
أعوذُ بِك منَ الكسلِ ومن سوءِ الكبَرِ
“Wahai Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan dari keburukan usia tua.”
Doa ini merupakan bagian dari doa yang lebih panjang yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud. Dalam hadis yang lengkap, disebutkan bahwa Nabi Muhammad ﷺ biasa membaca doa ini pada waktu sore.
أنَّ النَّبيَّ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ كانَ يقولُ إذا أمسى أمسينا وأمسى الملكُ للَّهِ والحمدُ للَّهِ ولا إلَه إلَّا اللَّهُ وحدَه لا شريكَ لَه لَه الملكُ ولَه الحمدُ وَهوَ على كلِّ شيءٍ قديرٌ ربِّ أسألُك خيرَ ما في هذِه اللَّيلةِ وخيرَ ما بعدَها وأعوذُ بِك من شرِّ ما في هذِه اللَّيلةِ وشرِّ ما بعدَها ربِّ أعوذُ بِك منَ الكسلِ ومن سوءِ الكبَرِ
“Ketika sore hari tiba, Nabi Muhammad ﷺ biasa mengucapkan, ‘Kami telah memasuki waktu sore dan kerajaan adalah milik Allah. Segala puji bagi Allah. Tidak ada Zat yang berhak disembah selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala pujian, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Wahai Tuhanku, aku memohon kepada-Mu kebaikan yang ada di malam ini dan kebaikan yang ada setelahnya, dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang ada di malam ini dan keburukan yang ada setelahnya. Wahai Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan dari keburukan usia tua.’”[1]
Perlindungan dari kemalasan
Kemalasan adalah salah satu musuh utama produktivitas dan keberhasilan. Rasa malas dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti menunda-nunda salat, pekerjaan, ketergantungan pada teknologi secara berlebihan, atau kurangnya motivasi untuk mencapai tujuan hidup. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kita untuk memohon perlindungan dari kemalasan karena dampaknya yang merugikan baik secara fisik, mental, maupun spiritual.
Pikirkan tentang waktu ketika kita merasa enggan untuk bergerak, terjebak dalam siklus menunda-nunda ibadah, berlalai-lalai dalam pekerjaan, atau merasa tidak bersemangat untuk menjalani hari. Kemalasan bisa datang dalam bentuk-bentuk yang sangat halus, merayap masuk tanpa kita sadari, dan tiba-tiba kita menemukan diri kita jauh dari target dan impian yang kita miliki.
Namun, harapan untuk terus berusaha dan bekerja keras selalu ada karena kita memiliki tujuan akhirat berupa jannatun na’im. Islam menekankan pentingnya bekerja keras dan berusaha, yang bertentangan dengan sifat malas.
Allah Ta’ala berfirman,
وَقُلِ ٱعۡمَلُواْ فَسَيَرَى ٱللَّهُ عَمَلَكُمۡ وَرَسُولُهُۥ وَٱلۡمُؤۡمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلۡغَيۡبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ
“Dan katakanlah (Muhammad), ‘Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.’” (QS. At-Taubah: 105)
Saudaraku, ingatlah! kemalasan dapat diatasi dengan disiplin, pengaturan waktu yang baik, dan motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan yang bermanfaat. Penelitian modern juga menunjukkan bahwa orang yang rajin dan disiplin cenderung memiliki kesehatan mental dan fisik yang lebih baik.
Perlindungan dari keburukan di usia tua
Usia tua adalah fase kehidupan yang tidak bisa dihindari, dan setiap orang mendambakan kesehatan serta kesejahteraan di masa tersebut. Rasulullah ﷺ mengajarkan kita untuk memohon perlindungan dari keburukan di usia tua, seperti penyakit yang melemahkan, kehilangan kemampuan fisik dan mental, serta ketergantungan pada orang lain.
Sebuah ungkapan arab mengatakan,
من شبَّ على شيءٍ شابَ عليه”
“Barangsiapa yang tumbuh dewasa dengan suatu kebiasaan, maka dia akan tua dalam keadaan tersebut.”
Maka dari itu, penting bagi kita untuk membangun kebiasaan baik sejak muda, karena kebiasaan tersebut akan terbawa hingga usia tua. Kebiasaan baik seperti rajin beribadah, menjaga kesehatan, dan selalu berpikir positif dapat membantu kita menghindari keburukan di usia tua. Maka, dengannya pula, kita bisa memperpanjang kualitas hidup dan mengurangi risiko penyakit degeneratif.
Menjaga kesehatan dan produktivitas di era modern
Tantangan kesehatan di usia tua semakin kompleks dengan adanya penyakit degeneratif seperti diabetes, hipertensi, dan demensia. Pola hidup yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, serta stres yang berkepanjangan turut memperburuk kondisi ini. Teknologi yang seharusnya membantu meningkatkan kualitas hidup seringkali justru menambah beban stres, mengurangi aktivitas fisik, dan memicu pola makan yang tidak sehat. Oleh karena itu, doa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam di atas sangat relevan untuk dijadikan sebagai pedoman dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
اَلْـمُؤْمِنُ الْقَـوِيُّ خَـيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَـى اللهِ مِنَ الْـمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ وَفِـيْ كُـلٍّ خَـيْـرٌ
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah, dan pada masing-masing terdapat kebaikan.” (HR. Muslim no. 2664. Lihat Syarh Nawawi, jilid 8, hal. 260.)
Tips menjaga kesehatan dan produktivitas di usia tua
Renungkanlah, betapa pentingnya menjaga kekuatan dan kesehatan fisik sebagai bentuk ibadah kepada Allah Ta’ala. Kesehatan yang baik memungkinkan kita untuk lebih produktif dalam menjalankan berbagai ibadah dan aktivitas sehari-hari.
Oleh karenanya, izinkan kami berbagi tentang beberapa langkah praktis yang bisa diambil untuk menjaga kesehatan dan produktivitas di usia tua:
Pertama: Gaya hidup sehat
Konsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, dan cukup istirahat adalah kunci utama menjaga kesehatan di usia tua. Al-Qur’an mengajarkan kita untuk tidak berlebih-lebihan dalam makan dan minum.
Allah Ta’ala berfirman,
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
“Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebihan.” (QS. Al-A’raf: 31)
Penelitian menunjukkan bahwa pola makan seimbang dan aktivitas fisik dapat memperlambat proses penuaan dan mencegah penyakit kronis. Cobalah untuk mengintegrasikan makanan tinggi serat, sayuran, dan buah-buahan ke dalam diet harian. Rutin berolahraga, seperti berjalan kaki, bersepeda, atau senam ringan, dapat meningkatkan kesehatan jantung dan mengurangi risiko penyakit degeneratif.
Kedua: Aktivitas mental
Menjaga otak tetap aktif dengan kegiatan seperti membaca, menulis, atau belajar hal baru dapat mencegah penurunan fungsi kognitif. Terlebih, aktif secara rutin mengikuti kajian-kajian Islam dan mencoba memahami, serta mempraktikkan faedah kajian tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial juga penting untuk menjaga kesehatan mental. Aktivitas seperti ini dapat membantu mengurangi risiko depresi dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Nabi Muhammad ﷺ juga mendorong kita untuk selalu menuntut ilmu, sebagaimana sabdanya,
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِم
“Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim.” (HR. Ibnu Majah, no. 224. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadis ini dha’if jiddan)
Ketiga: Ibadah
Menjaga hubungan yang erat dengan Allah Ta’ala melalui ibadah dan doa dapat memberikan ketenangan batin dan motivasi untuk tetap aktif dan produktif. Ibadah yang rutin juga membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan emosional. Salat, zikir, dan membaca Al-Qur’an adalah cara-cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan ketenangan jiwa.
Allah Ta’ala berfirman,
أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
Keempat: Lingkungan sosial
Berinteraksi dengan keluarga, teman, dan komunitas dapat memberikan dukungan emosional dan mencegah rasa kesepian yang sering dialami di usia tua. Memiliki jaringan sosial yang kuat juga dapat meningkatkan kualitas hidup. Dapat kita buktikan pula bahwa orang yang memiliki hubungan sosial yang baik cenderung hidup lebih lama dan lebih sehat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
“Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR. Bukhari no. 6011 dan Muslim no. 2586)
Doa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk memohon perlindungan dari kemalasan dan keburukan di usia tua adalah doa yang sangat relevan dengan kondisi kehidupan kita saat ini.
Allah Ta’ala berfirman,
فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ
“Maka, apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain.” (QS. Asy-Syarh: 7)
Teruslah berusaha dan tidak terjebak dalam kemalasan. Semoga Allah Ta’ala melindungi kita dari segala bentuk kemalasan dan keburukan, serta memberikan kita kekuatan untuk selalu berusaha menjadi lebih baik setiap hari. Amin. Mari kita jadikan doa ini sebagai bagian dari rutinitas harian kita, memohon perlindungan dan keberkahan dari Allah Ta’ala di setiap fase kehidupan.
Wallahu a’lam.
***
Penulis: Fauzan Hidayat
Artikel: Muslim.or.id
Catatan kaki:
[1] Hadis ini dinilai hasan oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam kitabnya, Hidayatul Ruwah. Hadis ini juga terdapat dalam Sunan Abu Dawud, no. 5071 dan Shahih Muslim, no. 2723. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan doa ini dalam berbagai kesempatan untuk memberikan panduan bagi umatnya dalam menjaga diri dari dua hal yang bisa merusak kualitas hidup.
Leave a Reply