Hukum Membaca Al-Quran dengan Iringan Musik

Hukum Membaca Al-Quran dengan Iringan Musik

52 mins yang lalu
Hukum Membaca Al-Quran dengan Iringan Musik

Hukum Membaca Al-Quran dengan Iringan Musik

Membaca Al-Quran merupakan dzikir yang paling utama, tapi bagaimana apabila bacaan Quran tersebut diiringi dengan alunan alat musik, sungguh ini sudah melampaui batas dan menghinakan Al-Quran itu sendiri, dengan menggabungkan sebuah ibadah dengan sesuatu yang haram hukumnya.

Akhir-akhir ini kita melihat fenomena dari beberapa vidio seperti membuat pentas seni gamelan dengan lirik bacaan Quran, atau lantunan musik dengan lirik bacaan Quran, lalu bagaimana islam memandang dan apa hukumnya orang yang melakukan perbuatan tersebut.

Pertama, perbuatan tersebut merupakan perbuatan menyerupai orang-orang Nasrani dalam beribadah.

Sungguh benar sabda Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa umat islam akan mengikuti kebiasan dan tata cara ibadah agama yang lainnya sedikit demi sedikit, beliau bersabda:

لَتَتَّبِعُنَّ سننَ مَن قَبْلَكُمْ شِبْرًا بشِبْرٍ، وَذِرَاعًا بذِرَاعٍ، حتَّى لو سَلَكُوا جُحْرَ ضَبٍّ لَسَلَكْتُمُوهُ، قُلْنَا: يا رَسُولَ اللَّهِ، اليَهُودَ وَالنَّصَارَى؟ قالَ: فَمَنْ؟ ـ رواه البخاري و مسلم

“Sesungguhnya kalian akan mengikuti jejak orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, hingga jika mereka masuk ke lubang biawak, kalian pun akan mengikutinya.” Kami bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud adalah orang Yahudi dan Nasrani?” Beliau menjawab, “Siapa lagi?” (HR. Bukhari, No. 3456 dan Muslim, No.2669, Hadist ini Shahih Muttafaq alaihi)

Dalam hadits ini menjelaskan akan keadaan kaum muslimin di akhir zaman, yang mana mereka mengikuti kebiasan dan tatacara ibadah dari agama yang lain, dan keadaan tersebut sudah tampak di zaman kita sekarang, maka dari itu hendaknya seorang muslim berpegang teguh dengan identiasnya sebagai seorang muslim yang taat dengan beribadah sesuai dengan syariat yang sudah dijelaskan dan menjaga ciri khas sebagai muslim sejati.

Kedua, Hukum membaca Al-Quran dengan iringan musik

Tidak diragukan lagi bahwa orang yang menghinakan Al-Quran bisa termasuk ke dalam kekufuran, karena Al-Quran adalah Kalamullah dan kitab suci sekaligus pedoman seorang muslim yang harus dimuliakan, maka bagi siapa saja yang mencampurkan antara kalamullah dengan sebuah kemungkaran, maka ia telah terjerumus ke dalam penghinaan terhadap Al-Quran itu sendiri, maka barangsiapa yang menghinakan Al-Quran maka ia telah kufur. wal’iyadzu billah.

Sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab Kifayatul Akhyar disebutkan:

وَأما الْكفْر بِالْفِعْلِ فكالسجود للصنم وَالشَّمْس وَالْقَمَر وإلقاء الْمُصحف فِي القاذورات وَالسحر الَّذِي فِيهِ عبَادَة الشَّمْس وَكَذَا الذّبْح للأصنام والسخرياء باسم من أَسمَاء الله تَعَالَى أَو بأَمْره أَو وعيده أَو قِرَاءَة الْقُرْآن على ضرب الدُّف وَكَذَا لَو كَانَ يتعاطى الْخمر وَالزِّنَا وَيقدم اسْم الله تَعَالَى اسْتِخْفَافًا بِهِ فَإِنَّهُ يكفر

“Adapun contoh bentuk kufur dengan perbuatan seperti sujud kepada berhala, matahari, dan bulan, dan melempar Al-Quran ditempat yang kotor, dan perbuatan sihir yang mana di dalamnya terdapat penyembahan kepada matahari, begitu juga menyembelih untuk berhala, menghinakan nama di antara nama-nama Allah ta’ala atau menghinakan larangan dan perintahnya atau janjinya, atau Membaca Al-Quran dengan iringin alat musik, begitu juga apabila seseorang mendatangi khamr dan zina dengan menyebut nama Allah sebagai hinaan, maka itu termasuk perbuatan Kufur.”



Ketiga, Al-Quran diturunkan untuk ditadabburi ayat-ayat nya, bukan untuk dipentaskan sebagai kesenian.

Tujuan utama dari Al-Quran adalah untuk ditadabburi dan direnungkan kandungan yang terdapat di dalam Al-Quran. Bagaimana bisa kita merenungkan ayat-ayat Al-Quran apabila hati kita disibukkan dengan iringan musik? Allah subhanahu wata’ala berfirman:

 (كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِّيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ) (ص:29)

“Ini adalah Kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah agar mereka mentadabburi ayat-ayat-Nya dan agar orang-orang yang memiliki akal sehat mengambil pelajaran.” (QS. Shad [38]: 29)

Demikianlah Al-Quran ini diturunkan agar kita mendapatkan petunjuk dan menambah keimanan kita ketika membacanya.

Kesimpulan

Di zaman yang penuh fitnah ini hendaknya seorang muslim berpegang teguh kepada Agamanya dengan menjadikan Al-Quran sebagai pedoman kehidupan, jangan sampai kita mengikuti gaya dan kebiasaan agama yang telah Allah sesatkan. Kita melihat fenomena sebagian kaum muslimin yang menjadikan bacaan Al-Quran dengan diiringi alunan musik, kebanyakan mereka adalah orang-orang orientalis, yaitu orang-orang yang belajar Islam akan tetapi tujuannya tidak ingin kembali kepada Al-Quran dan Sunnah, malah ingin merevolusikan Islam itu sendiri, walhasil mereka menjadi bermudah-mudahan dalam toleransi ketika beribadah, sehingga kaum muslimin hilang jati dirinya sebagai seorang muslim karena menyamakan dan mengikuti peribadahan agama lain. Wal’iyadzu billah.

Semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah dan dijauhkan dari segala macam fitnah di akhir zaman ini. Amin ya Rabbal ’alamin.

 

Referensi

  1. Al-Bukhari, Muhammad bin Ismail. (1422 H). Sahih Al-bukhari, Bab: apa yang disebutkan tentang bani israil. Dar Athoatul ilmi.
  2. Muslim, Muslim bin Hajjaj. (1374 H). Sahih Muslim, Bab: Mengikuti kebiasaan Yahudi dan Nasrani. Bayrut: Dar Ihya Turats Alarabi.
  3. Taqiyudin Alhisni. (1994). Kifayatul Akhyar fii halli ghayat al-ikhtishar. Dimasqus: Dar alkhair.

 

Disusun oleh: Muhammad Akmal Hafizd, B.A.

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Discover more from Al-Qur'an Application

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading