Etika Bertetangga | Almanhaj

Etika Bertetangga | Almanhaj


DAFTAR ISI

  1. Tetangga Di Dalam Al-Qur’an Al-Karim
  2. Hak dan Keutamaan Tetangga Dalam Sunnah
  3. Bergaul Dengan Tetangga yang Bukan Muslim Sunni dan Taat
  4. Bertetangga yang Sehat dan Kiat Menghadapi Tetangga Jahat
  5. Etika Orang Beriman (Ucapan yang Baik, Memuliakan Tetangga dan Menghormati Tamu)

Ziarah Antar Muslimah

  1. Duduk Bersama Orang yang Meninggalkan Shalat
  2. Sikap Kepada Tetangga Nashrani Dalam Hal Menerima Hadiah
  3. Menerima Hadiah Dari Tetangga yang Tidak Shalat

Tetangga adalah sosok yang akrab dalam kehidupan kita sehari-hari. Tak jarang, tetangga kita lebih tahu keadaan kita ketimbang kerabat kita yang tinggal berjauhan. Saat kita sakit dan ditimpa musibah, tetangga lah yang pertama membantu kita. Tak heran, jika Islam begitu menekankan kepada kita untuk berbuat baik kepada terangga, karena dampak hubungan yang harmonis antar tetangga mendatangkankan maslahat yang begitu besar. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِالله وَ اليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُحْسِنْ إلى جَارِهِ

Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia berbuat baik kepada terangganya.[1]

وَأحْسِنْ مُجَاوَرَةَ مَنْ جَاوَرَكَ تَكُنْ مُسْلِمًا

Dan berbuat baiklah kepada tetanggamu, niscaya engkau menjadi seorang muslim.[2]

Dua hadits di atas mengindikasikan bahwa berbuat ihsan (baik) kepada tetangga merupakan salah satu simbol kesempurnaan iman seseorang. Sebab antara iman dan ketinggian akhlak seorang muslim berbanding lurus. Semakin tinggi keimanan seseorang, maka semakin mulia pula akhlaknya kepada siapapun, termasuk kepada para tetangganya. Keluhuran akhlak seseorang bukti kesempurnaan imannya.