╔══꧁✿✿°°°°✿✿꧂══╗

𝗦𝗕𝗨𝗠
𝗦𝗼𝗯𝗮𝘁 𝗕𝗲𝗿𝘁𝗮𝗻𝘆𝗮
𝗨𝘀𝘁𝗮𝗱𝘇 𝗠𝗲𝗻𝗷𝗮𝘄𝗮𝗯

╚══꧁✿✿°°°°✿✿꧂ ══╝

𝗡𝗢 : 2⃣0⃣3⃣0⃣

𝗗𝗶𝗿𝗮𝗻𝗴𝗸𝘂𝗺 𝗼𝗹𝗲𝗵 𝗚𝗿𝘂𝗽 𝗜𝘀𝗹𝗮𝗺 𝗦𝘂𝗻𝗻𝗮𝗵 | 𝗚𝗶𝗦
https://grupislamsunnah.com

𝗞𝘂𝗺𝗽𝘂𝗹𝗮𝗻 𝗦𝗼𝗮𝗹 𝗝𝗮𝘄𝗮𝗯 𝗦𝗕𝗨𝗠
𝗦𝗶𝗹𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗞𝗹𝗶𝗸 : https://t.me/GiS_soaljawab

═══════゚・:✿:・゚═══════

𝗦𝗘𝗠𝗕𝗨𝗡𝗬𝗜𝗞𝗔𝗡𝗟𝗔𝗛 𝗛𝗔𝗝𝗔𝗧 𝗬𝗔𝗡𝗚 𝗕𝗘𝗟𝗨𝗠 𝗗𝗜𝗥𝗔𝗜𝗛

Nama: Annisa
Angkatan: T. 07
Grup : 001
Nama Admin : Enik Sri Winarti
Nama Musyrifah : Rianti Rosa Meitasari
Domisili : Tanjungbalai

𝗣𝗲𝗿𝘁𝗮𝗻𝘆𝗮𝗮𝗻

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ahsanallahu ilaikum
Afwan ustadz izin mau bertanya.
Ana seorang akhwat usia 24 tahun. Beberapa tahun yang lalu, saat ana berusia 20 tahun. Ada seorang laki-laki yang insyallah shalih, ingin menikahi ana. Dan ana juga sudah beritahu orang tua.

Namun qodarullahu ibu ana menceritakan laki-laki ini dengan saudara-saudaranya.

Qadarullahu juga Ustadz, sampai saat ini dia belum jadi meminang ana.

Yang jadi pertanyaan ana;
Apakah diri ana ini terkena hasad ?

Karena ana pernah mendegar hadits, rahasikanlah hajad-hajad kalian, karena setiap orang yang memiliki nikmat itu menjadi sasaran orang hasad.

Dan apakah ini ada sangkut pautnya juga dengan ridho orang tua ridhonya Allah juga ?

Karena ibu ana menginginkan ana menikah diusia 25 tahun. Ana sangat sedih sebenarnya soal ini Ustadz.

Ana mohon nasihat dan doanya Ustadz.

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.

𝗝𝗮𝘄𝗮𝗯𝗮𝗻

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله أما بعد.

Telah datang hadis Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam yang menjelaskan masalah ini. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda,

[ استَعِيْنُوا عَلَى إِنْجَاحِ الْحَوَائِجِ بِالْكِتْمَانِ فَإِنَّ كُلَّ ذِي نِعْمَةً مَحْسُودٌ ]

“Bantulah kesuksesan hajat-hajat kalian dengan merahasiakannya, karena setiap orang yang memiliki nikmat itu akan menjadi sasaran hasad orang lain.”
(HR. ath-Thabrani, silsilah shahihah: 1453).

Pada hadis diatas, setiap muslim maupun muslimah di anjurkan untuk menyembunyikan setiap hajatnya yang belum didapatkan/diraih. Berbeda halnya kalau hajatnya sudah didapatkan, maka tidak masalah menceritakan nimat tersebut. Akan tetapi tentu tidak sembarang orang perlu tau, tentang nikmat yang kita dapatkan, khususnya tidak boleh menceritakan nikmat kepada orang yang hasad dengan kita.

Dan perlu juga kita pahami, bahwa ridho Allah tergantung ridho orang tua.

Dalam sebuah hadis dijelaskan, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam, disebutkan:

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: [ رِضَا الرَّبِّ فِي رِضَا الْوَالِدِ، وَسُخْطُ الرَّبِّ فِي سُخْطِ الْوَالِدِ ]

“Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallaahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ridha Allah bergantung kepada keridhaan orang tua dan murka Allah bergantung kepada kemurkaan orang tua”.
[HR. Bukhori dalam adabul mufrod 85].

Akan tetapi hadis diatas tidak mutlak bahwa ridho Allah Ta’ala tergantung ridho orang tua. Kaedah ini berlaku selama ridho orang tua tidak menyelisihi ridho Allah Ta’ala.

Seperti orang tua ridho anaknya murtad dari agama Islam. Sementara perbuatan ini tidak diridhoi Allah Ta’ala, maka tidak wajib bagi sang anak untuk meraih ridho orang tua, sementara Allah Ta’ala murka.

Intinya tidak ada ketaatan dan mencari ridho mahkluk sementara dalam ketaatan/keridhoan itu mengundang murka Allah Ta’ala.

Maka nasehat kami untuk kami dan anda, wahai saudariku, ikutilah kemauan orang tuamu selama perintah dan kemauan tersebut tidak bertentangan dengan perintah Allah Ta’ala. Akan tetapi anda wahai saudariku juga tidak dilarang untuk menyampaikan pendapat dan masukan anda kepada orang tua anda, dengan cara yang ma’ruf dan baik, serta menyampaikan alasannya.

SBUM : Sobat Bertanya Ustadz Menjawab
Berisi Pertanyaan dari Sobat Akhwat, tetapi untuk member yang boleh joint Umum
Supaya dapat bermanfaat untuk semua umat

View Source

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Secret Link