Hukumnya Sering Melakukan Sholat Taubat
Bismillah, Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh. Semoga Alloh senantiasa memberikan keberkahan-Nya, rahmat-Nya, hidayah-Nya, dan keistiqomahan dalam agama-Nya kepada Ustadz sekeluarga aamiin Allohumma aamiin. Izin bertanya Ustadz, bagaimana hukum seseorang yang sering melakukan sholat taubat, karena merasa belum mendapatkan ampunan dan hatinya belum meresa lega atas dosa yang diperbuat, apakah ini merupakan salah satu bentuk su’udzhon pada Alloh, atau memang sholat taubat yang dilakukan belum sempurna sehingga meninggalkan kegelisahan di hati ?? Syukron Ustadz, Jazaakumullohu Khoiron.
Jawab:
Wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh
Termasuk ciri hamba yang beriman adalah selalu kembali dan bertaubat kepada Allah dari segala dosa walaupun kesalahan tersebut terulang.
{ وَتُوبُوۤا۟ إِلَى ٱللَّهِ جَمِیعًا أَیُّهَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ }
Dan bertaubatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung. [Surat An-Nur: 31]
Dan Allah adalah Rabb yang Maha Pengampun lagi maha penuh kasih, Allah akan senang dan cinta jika hambaNya selalu kembali dan bertaubat
وَعَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ الْأَنْصَارِي رَمَ اللَّهُ عَنْهُ – خَادِمِ رَسُولِ اللهِ صَلَى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( اللَّهُ أَفْرَحُ بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ مِنْ أَحَدِكُمْ سَقَطَ عَلَى بَعِيرِهِ وَقَدْ أَضَلَّهُ في أَرْضِ فَلَاةٍ)). (متفق عليه)
Dari Abu Hamzah Anas bin Malik al-Anshari radhiyallahu anhu, pembantu/pelayan Rasulullah ﷺ ia berkata; Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya Allah lebih senang menerima taubat hamba-Nya melebihi kegembiraan salah seorang di antara kalian yang menemukan kembali untanya yang hilang di tengah-tengah padang pasir.” (Muttafaq ‘alaih)
Dan barangsiapa yang bertaubat Allah akan menerimanya.
{ وَهُوَ ٱلَّذِی یَقۡبَلُ ٱلتَّوۡبَةَ عَنۡ عِبَادِهِۦ وَیَعۡفُوا۟ عَنِ ٱلسَّیِّـَٔاتِ وَیَعۡلَمُ مَا تَفۡعَلُونَ }
Dan Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan,
[Surat Asy-Syura: 25]
Akan tetapi untuk diterimanya taubat ada ketentuan dan syarat yang harus dipenuhi, para ahli ilmu mengatakan bahwa syarat diterima taubat adalah;
1- Ikhlas, tujuannya adalah mengharap ridha Allah, bukan kepada selain Nya atau untuk mendapatkan sesuatu dari dunia.
2- Meninggalkan dosa
3- Ada rasa menyesal atas perlakuan dosa yang berlalu, karena ini bentuk rasa bersalah dan benci terhadap dosa tersebut
4- Ada tekad dan keyakinan kuat agar tidak kembali melakukan dosa tersebut
5- Hendaknya taubat sebelum nyawa dicabut, sebelum ruh dicabut dari jiwa.
Barangsiapa yang menyempurnakan 5 syarat ini Allah akan menerima taubatnya, dan jika dosa terulang lagi maka terus bertaubat sampai seorang hamba tersebut menang melawan tipu daya syaithan.
Dan agar mudah bertaubat dan hati menjadi lebih tenang dan tidak gelisah ada beberapa kiat yang harus diusahakan.
1- Hendaknya mendawamkan istighfar sebagaimana Rasulullah istighfar 100 kali dalam sehari
2- Membaca dan merenungi pahala yang besar orang yang bertaubat
3- Membaca dan merenungi azab serta ancaman bagi yang enggan bertaubat
4- Melakukan amalan yang melembutkan hati seperti baca quran, dzikir, mengingat kematian.
5- Makan makanan yang halal karena ini akan melembutkan hati
6- Banyak menangis karena Allah
7- Berdoa minta kelembutan hati dan dijauhkan dari maksiat baik dengan doa yang warid dari Rasulullah seperti
اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا
“Ya Allah, berilah ketakwaan kepada jiwaku, sucikanlah jiwaku. Engkaulah sebaik-baik Dzat yang dapat mensucikan nya. Engkaulah yang menguasai dan yang menjaganya.” (HR. Muslim)
اللَّهمَّ اجعَلْني مِن التَّوَّابِينَ، واجعَلْني مِن المُتطهِّرِينَ
Ya Allah, jadikanlah aku termasuk hamba-hamba-Mu yang rajin bertobat dan menyucikan diri.” (HR. Tirmidzi )
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالْغِنَى
“Ya Allah aku memohon kepada-Mu petunjuk, dan ketakwaan, dan diberikan sifat ‘afaf (menjaga diri) dan ghina (kecukupan)”. (HR. Muslim no.2721)
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Ya Rabb kami, kami telah mezhalimi diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi”. [Al-A’râf/7:23]
Atau dengan doa umum memakai bahasa indonesia meminta agar dimudahkan bertaubat.
Semoga kita menjadi hamba hamba yang selalu kembali dan bertaubat kepada Allah Ta’ala.
Semuga bermanfaat baarakallahufikum
Wallahu A’lam.