Salah Dalam Memaknai Idul Fithri


DAFTAR ISI

  1. Menyambut Hari Raya
  2. Hari Raya dan Maknanya Dalam Islam
  3. Orang yang Berbahagia (Di Hari Raya)
  4. Hari Raya (‘Ied) : Ibadah dan Pengungkapan Rasa Syukur

Mudik Lebaran dan Tradisi yang Keliru

  1. Salah Memaknai Idul Fithri
  2. Bagaimana Merayakan Hari Raya
  3. Berpartisipasi Dalam Perayaan Tahunan
  4. Hari-Hari Raya yang Tidak Disyariatkan
  5. Kemungkaran-Kemungkaran yang Biasa Terjadi Pada Hari Raya

Para pedagang, sejak jauh-jauh hari sebelum Ramadhân tiba, mereka sudah bersiap melakukan stock barang sebagai persiapan dagang untuk meraup keuntungan melimpah di bulan suci ini. Bahkan banyak pedagang musiman yakni khusus bulan Ramadhân. Para karyawan, pegawai, pekerja, buruh dan lain-lain yang bekerja diluar kota pun punya harapan untuk cuti menjelang hari raya sampai dengan beberapa hari sesudah hari raya.

Sedikit orang yang benar-benar memanfaatkan bulan Ramadhân sebagai kesempatan emas meraup pahala dan menghapus dosa dengan cara-cara yang benar sesuai tuntunan Nabi Besar Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam .

Begitu pula tentang hari raya. Sudah terbentuk opini di kalangan banyak kaum Muslimin bahwa Idul Fithri adalah saat bersenang-senang, seakan baru lepas dari beban puasa selama satu bulan penuh. Sebagian lagi berdalih menikmati keuntungan melimpah dari hasil dagang selama Ramadhân. Sebagian yang lain mengemukakan alasan-alasan lain sesuai dengan aktifitasnya selama Ramadhân. Yang jelas, menurut anggapan sementara sebagian kaum Muslimin, Idul Fithri adalah hari bersenang-senang sampai puas, seakan tanpa batas.