Doa Dalam Tuntunan Al-Qur’an Dan Sunnah Serta Penyimpangannya

Doa Dalam Tuntunan Al-Qur’an Dan Sunnah Serta Penyimpangannya

4 hours yang lalu
Doa Dalam Tuntunan Al-Qur’an Dan Sunnah Serta Penyimpangannya

Doa Dalam Tuntunan Al-Qur’an Dan Sunnah Serta Penyimpangannya

Doa adalah wujud kehambaan dan pengakuan bahwa manusia lemah tanpa pertolongan Allah. Ia merupakan senjata orang beriman, penghubung antara hati hamba dan Rabb-nya. Dalam doa terdapat ketundukan, harapan, dan keyakinan bahwa hanya Allah yang mampu mengabulkan segala permintaan. Allah sendiri memerintahkan kita untuk berdoa, bahkan menjanjikan pengabulan bagi siapa saja yang bersungguh-sungguh memohon kepada-Nya. Maka, memperbanyak doa adalah bentuk nyata dari iman dan tawakal seorang hamba.

Pengertian 

  • Doa secara bahasa berarti permintaan.
  • Secara istilah syar’i, doa adalah: sebuah bentuk permohonan seorang hamba kepada Rabb-nya untuk segala kebutuhannya, baik urusan agama maupun dunianya.

Allah Ta‘ala memerintahkan hamba-hamba-Nya agar selalu menghadap dan memohon kepada-Nya—baik dalam urusan dunia agar dimudahkan, maupun dalam urusan akhirat agar diampuni dosa-dosa, diterima taubatnya, dan diselamatkan dari neraka.

Karena manusia tidak memiliki jalan lain untuk mendapatkan segala kebutuhannya kecuali dengan meminta kepada Sang Pencipta dan Pengatur segala urusan mereka.

Allah telah menyebutkan pentingnya doa dalam banyak ayat-Nya. Di antaranya dalam firman-Nya: 

 وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan doa orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku. Maka hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka mendapat petunjuk.”  (QS. Al-Baqarah: 186)

Pembagian Do’a

Kata doa dalam Islam mencakup dua makna:

  1. Doa Permohonan: Meminta kepada Allah kebaikan atau perlindungan dari keburukan, baik untuk urusan dunia maupun akhirat.  

Contohnya: meminta ampunan, rahmat, petunjuk, surga, dan perlindungan dari neraka.

  1. Doa Ibadah: Segala bentuk ibadah kepada Allah dengan hati, lisan, tubuh, atau harta.  

Contohnya: shalat, puasa, zakat, dzikir, membaca Al-Qur’an, dan amal-amal lainnya.  

Semua yang beribadah sejatinya sedang berdoa kepada Allah.

Kebanyakan ayat dalam Al-Qur’an yang menyebutkan doa, mencakup kedua makna ini sekaligus, karena keduanya saling berkaitan.  

Orang yang berdoa dengan lisannya, itu termasuk ibadah. Dan orang yang beribadah, dia juga sedang berharap pahala dan surga dari Allah.

Syaikh Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah berkata:

كُلُّ مَا وَرَدَ فِي الْقُرْآنِ مِنَ الْأَمْرِ بِالدُّعَاءِ، وَالنَّهْيِ عَنْ دُعَاءِ غَيْرِ اللهِ، وَالثَّنَاءِ عَلَى الدَّاعِينَ، يَتَنَاوَلُ دُعَاءَ الْمَسْأَلَةِ، وَدُعَاءَ الْعِبَادَةِ

“Semua perintah untuk berdoa dalam Al-Qur’an, larangan berdoa kepada selain Allah, serta pujian bagi orang-orang yang berdoa, mencakup doa permohonan dan doa ibadah.”  (Al-Qawa’id Al-Hisaan, kaidah ke-51).

Penyimpangan Dalam Do’a

Sebagian orang membuat-buat doa yang tidak ada tuntunannya dari Allah, lalu mereka gunakan untuk mendekatkan diri kepada-Nya, padahal mereka menyangka telah berbuat baik. Padahal, bentuk-bentuk seperti ini termasuk dalam kategori melampaui batas dalam berdoa.

Ibnu Qayyim rahimahullah berkata:  

كلُّ ‌سُؤالٍ ‌يُنَاقِضُ حِكْمَةَ اللهِ، أو يَتَضَمَّنُ مُنَاقَضَةَ شَرْعِهِ وأَمْرِهِ، أو يَتَضَمَّنُ خِلافَ ما أَخْبَرَ به؛ فهو اعْتِدَاءٌ لا يُحِبُّه اللهُ، ولا يُحِبُّ سَائِلَهُ

“Setiap permintaan (dalam doa) yang bertentangan dengan hikmah Allah, atau bertentangan dengan syariat dan perintah-Nya, atau berisi hal yang bertolak belakang dengan apa yang telah diberitakan-Nya, maka itu termasuk sikap berlebih-lebihan dalam doa — yang tidak Allah cintai dan tidak pula Dia mencintai orang yang melakukannya.”

Beberapa Bentuk Penyimpangan Dalam Doa Yang Perlu Dihindari:

  1. Berdoa kepada selain Allah (tawassul syirik):  

   – Memohon kepada manusia, jin, batu, pohon, dan semacamnya.  

   – Ini adalah bentuk syirik karena doa adalah ibadah yang hanya boleh ditujukan kepada Allah.

  1. Tawassul dengan cara bid’ah: 

   – Contoh: “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan kedudukan Nabi ﷺ” atau “dengan kedudukan wali Fulan.”  

Karena tidak ada dalil yang shahih dari Nabi ﷺ tentang bentuk tawassul seperti ini.  

   – Yang dibolehkan: tawassul dengan amal shalih, seperti berkata, “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu karena keimananku kepada Rasul-Mu.”

  1. Berdoa agar disegerakan hukuman di dunia: 

   – Contoh: meminta agar azab akhirat dipercepat di dunia.  

   – Rasulullah ﷺ melarang hal ini karena manusia tidak akan sanggup menanggungnya.  

   – Sebaiknya berdoalah seperti ini: “Ya Allah, berikan kami kebaikan di dunia dan di akhirat, serta lindungi kami dari siksa neraka.”

  1. Mendoakan keburukan atas diri sendiri, keluarga, atau harta:  

   – Rasulullah ﷺ bersabda: 

لا تَدْعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ، وَلاَ تَدْعُوا عَلَى أَوْلاَدِكُمْ، وَلاَ تَدْعُوا عَلَى أَمْوَالِكُمْ

“Janganlah kalian mendoakan keburukan atas diri kalian, anak-anak kalian, atau harta kalian.” (HR. Muslim)  

   – Karena bisa jadi doa tersebut dikabulkan saat waktu mustajab.

  1. Berdoa minta dipercepat kematian: 

   – Dilarang berharap mati karena musibah.  

   – Jika ingin, doanya: “Ya Allah, hidupkan jika hidup lebih baik, wafatkan jika wafat lebih baik.”  

   – Karena kematian memutus amal, dan umur seorang mukmin selalu membawa kebaikan.

  1. Berdoa untuk dosa atau memutus silaturahmi:  

   – Misalnya berdoa agar seseorang berbuat maksiat atau minta hubungan keluarga orang lain rusak.  

   – Doa seperti ini tidak akan dikabulkan.

Dan selainnya dari berbagai bentuk penyimpangan dalam doa yang insya Allah nanti akan dibahas lebih luas lagi.

Sebagai penutup, marilah kita senantiasa memperbaiki doa-doa kita—baik dari sisi niat, adab, maupun isinya—agar benar-benar sesuai dengan tuntunan syariat. Doa adalah ibadah agung dan senjata orang beriman, namun bisa menjadi keliru bila disertai dengan penyimpangan. Maka hendaknya kita memohon kepada Allah dengan hati yang khusyuk, penuh harap dan takut, serta menjauhi segala bentuk syirik, bid’ah, atau doa yang mengandung dosa dan permusuhan. Semoga Allah menerima doa-doa kita dan membimbing kita dalam setiap permohonan.

Semoga bermanfaat wa baarokalohufikum

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Secret Link