انظروا إلى من هو أسفل منكم
٢ – وعن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله ﷺ: (انۡظُرُوا إلى من هو أَسۡفَلَ مِنۡكُمۡ ولا تَنۡظُرُوا إلى من هو فَوۡقَكُمۡ، فهو أَجۡدَرُ أَنۡ لَا تَزۡدَرُوا نعمة اللهِ عَلَيۡكُمۡ). متفق عليه.
2. Dari Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau berkata: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Pandanglah orang yang (kondisi duniawinya) berada di bawah kalian! Jangan memandang orang yang (kondisi duniawinya) di atas kalian! Cara itu akan membantu kalian tidak menganggap remeh nikmat Allah.” (Muttafaq ‘alaih, HR Al-Bukhari nomor 6490 dan Muslim nomor 2963)
الشرح
Syarah
في هذا الحديث أدب آخر إضافةً للآداب التي ذكرت في الحديث السابق، وهو أن الإنسان لا يرغب في هذه الدنيا، ولا يجزع بما أصابه، بل يصبر ويحتسب سواءً كان فقيراً أو مريضاً أو غير ذلك، فالدنيا دار ابتلاء، فلا يجزع من المصائب ومن الابتلاء، والذي يسهل عليه ذلك ما أرشد إليه النبي ﷺ في هذا الحديث: (انظروا إلى من هو دونكم، ولا تنظروا إلى من هو فوقكم، فإنه أجدر ألا تزدروا نعمة الله عليكم).
Hadis ini mengandung satu adab lain sebagai pelengkap adab-adab yang disebutkan dalam hadis sebelumnya, yaitu bahwa manusia tidak usah serakah di dunia ini dan tidak usah putus asa terhadap musibah yang menimpanya, tetapi hendaknya dia bersabar dan mengharap pahala sama saja baik karena fakir, atau sakit, atau sebab selain itu. Dunia adalah negeri cobaan. Jadi janganlah dia putus asa dari berbagai musibah dan cobaan.
Yang akan memudahkan untuk menghadapinya adalah bimbingan Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—dalam hadis ini, “Pandanglah orang yang (kondisi duniawinya) berada di bawah kalian! Jangan memandang orang yang (kondisi duniawinya) di atas kalian! Cara itu akan membantu kalian tidak menganggap remeh nikmat Allah.”
فالفقير ينظر إلى من هو أفقر منه، ولا ينظر إلى الغني، ولو شاء الله لجعلك مثل هذا الفقير الذي ليس عنده شيء، أنت عندك بعض الشيء، وعندك قوت يومك، وهذا الفقير ما عنده شيء، ليس عنده حتى قوت يومه، أنت أحسن منه حالًا، احۡمَدِ الله على هذا، ولا تنظر إلى الأغنياء؛ لأن هذا يحملك على السخط على الله وعدم الرضا بقضاء الله، تقول: لماذا صرتُ مثل فلان، ولم أكن مثل الأثرياء، هذا معناه أن تزدري ما عندك من النعمة، أما إذا نظرت إلى من تحتك، فهذا يبعثك على الشكر لأن حالك أحسن من حال كثير من الناس، الصحيح ينظر إلى المريض فيحمد الله على الصحة، والمريض ينظر إلى من هو أشد منه مرضًا، فيحمد الله على خفّة المرض.
Orang fakir hendaknya memandang orang yang lebih fakir dan jangan memandang orang yang kaya. Kalau Allah ingin, pasti Dia akan menjadikanmu seperti orang fakir ini yang tidak memiliki apa-apa, sementara engkau masih memiliki sedikit harta dan engkau masih memiliki makanan pokok untuk hari ini. Orang fakir yang ini tidak memiliki apapun. Dia tidak memiliki sesuatupun sampai makanan untuk hari ini. Engkau lebih baik keadaannya daripada dia. Pujilah Allah atas keadaanmu ini dan jangan memandang kepada orang-orang kaya, karena tindakan ini akan membawamu untuk kecewa kepada Allah dan tidak rida dengan ketetapan Allah. Engkau mengatakan, “Mengapa aku menjadi seperti si Polan dan aku tidak menjadi seperti para hartawan?” Inilah makna engkau meremehkan nikmat yang engkau miliki.
Adapun apabila engkau memandang orang yang di bawahmu, ini akan mendorongmu untuk bersyukur karena keadaanmu lebih baik daripada banyak orang. Orang yang sehat memandang kepada orang yang sakit lalu memuji Allah atas kesehatan. Orang yang sakit memandang kepada orang yang lebih parah sakitnya lalu dia memuji Allah atas sakitnya yang ringan.
فهذه قاعدة عظيمة: (انظروا إلى من هو دونكم) في المال، في الصحة، وفي غير ذلك من الأمور إلا في أمور العبادة، ففي أمور العبادة لا تنظر إلى من هو دونك لا تنظر إلى الكسالى والمضيعين، بل انظر إلى الأبرار وإلى الأتقياء ؛ لكي تشاركهم أو تتشبه بهم، ففي أمور الدين لا تنظر إلى من هو دونك، بل انظر إلى من هو فوقك في الدين، لماذا لا تكون مثله؟ لماذا لا تقتدي بالصالحين؟ لماذا لا تقتدي بالعلماء وتطلب العلم؟
Ini adalah sebuah kaidah yang agung, “pandanglah orang yang di bawah kalian” dalam perkara harta, kesehatan, dan perkara-perkara lainnya, kecuali dalam perkara ibadah. Dalam perkara ibadah, jangan engkau memandang orang yang di bawahmu! Jangan memandang pemalas dan orang-orang yang abai! Tetapi lihatlah orang-orang yang baik dan bertakwa agar engkau bisa menjadi sama dengan mereka atau menyerupai mereka.
Jadi dalam perkara agama, janganlah memandang orang yang di bawahmu! Tetapi pandanglah orang yang di atasmu dalam perkara agama! Mengapa engkau tidak bisa seperti dia? Mengapa engkau tidak meneladani orang-orang yang saleh? Mengapa engkau tidak meneladani para ulama dan menuntut ilmu?
إذا كنت طالب علم فلا تقنع بما حصلت عليه من العلوم، بل اطلب المزيد منها ما دمت حيًا، وهذا خلاف أمور الدنيا.
Jika engkau adalah penuntut ilmu, janganlah merasa cukup dengan ilmu-ilmu yang engkau peroleh! Tetapi carilah tambahan ilmu selama engkau masih hidup! Lain halnya dengan perkara dunia.
Sumber: Ithaf Al-Kiram bi Syarh Kitab Al-Jami’ fi Al-Akhlaq wa Al-Adab min Bulugh Al-Maram syarah Syekh Doktor Shalih bin Fauzan bin ‘Abdullah Al-Fauzan hafizhahullah
