RAJA’ (Rasa Berharap Dalam Islam)

RAJA’ (Rasa Berharap Dalam Islam)

9 hours yang lalu
RAJA’ (Rasa Berharap Dalam Islam)

RAJA’ (Rasa Berharap Dalam Islam)

Rajā’ adalah amalan hati yang sangat mulia — ia adalah harapan yang disandarkan sepenuhnya kepada rahmat dan kebaikan Allah. Bukan sekadar rasa ingin, tapi keyakinan bahwa Allah Maha Pemurah dan Maha Menerima taubat, disertai dengan kesungguhan dalam beramal.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering berharap banyak hal: kemudahan urusan, ampunan atas dosa, akhir hidup yang husnul khatimah, bahkan masuk surga. Namun, tidak semua harapan bernilai ibadah. Harapan yang benar (rajā’) selalu dibarengi dengan usaha nyata dan tawakal kepada Allah. Sedangkan angan kosong tanpa usaha disebut tamanni — dan ini bukan sifat orang beriman.

Pengertian:

Raja’ adalah harapan dalam hati akan datangnya sesuatu yang disukai di masa depan.

Ada juga yang mengatakan: Raja’ adalah rasa optimis terhadap kemurahan dan karunia Allah, serta harapan akan kebaikan dan pemberian-Nya, disertai usaha dan tawakal yang baik.

Perbedaan Antara Raja’ Dan Angan-Angan (Tamanni):

– Raja’: disertai usaha nyata dan tawakal.

– Tamanni (angan-angan): hanya berharap tanpa usaha, cenderung bermalas-malasan.

Maka, orang yang bersungguh-sungguh dengan melakukan ketaatan dan menjauhi larangan, sambil berharap rahmat, kemurahan, dan kebaikan Allah — dialah yang disebut “raji” (orang yang berharap).

Sedangkan yang hanya berharap tanpa usaha, bukan disebut raji’, tapi sekadar berangan-angan.

Orang yang hanya berharap tanpa usaha, sebenarnya bukan disebut orang yang memiliki harapan (raja’), tapi hanya sekadar berangan-angan (tamanni).

Allah Ta’ala berfirman:  

لَيْسَ بِأَمَانِيِّكُمْ وَلَا أَمَانِيِّ أَهْلِ الْكِتَابِ مَنْ يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِهِ 

“Bukanlah (urusan itu) menurut angan-anganmu, dan bukan pula menurut angan-angan Ahli Kitab. Barang siapa yang berbuat kejahatan, niscaya akan diberi balasan karenanya.” (QS. An-Nisa: 123)  

Artinya: Angan-angan kosong tanpa amal tidak akan memberi hasil apa pun.

Iman itu bukan sekadar angan-angan, tapi sesuatu yang tertanam dalam hati dan dibuktikan dengan amal. Allah berfirman:  

فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا 

“Barang siapa yang mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya, maka hendaklah ia mengerjakan amal saleh dan tidak mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Rabb-nya.” (QS. Al-Kahfi: 110)

Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم bersabda:  

الكيِّس مَن دان نفسه وعمِل لما بعد الموت، والعاجز مَن أتبع نفسه هواها وتمنَّى على الله الأماني

“Orang cerdas adalah yang mengoreksi dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati, sedangkan orang lemah adalah yang mengikuti hawa nafsunya lalu hanya berangan-angan kepada Allah.” (HR. Tirmidzi, hasan)

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:

أجمع العارفون على أن الرجاء لا يصلح إلا مع العمل”  

“Para ulama sepakat bahwa harapan yang benar (raja’) tidak sah kecuali disertai dengan amal.” (Madarijus Salikin)

Setiap Muslim Butuh Rasa Harap (Raja’) Karena:

– Ia punya dosa yang ingin diampuni,  

– Kekurangan yang ingin diperbaiki,  

– Amal baik yang ingin diterima,  

– Kebaikan yang ingin dijaga dan ditingkatkan,  

– Dan kedekatan kepada Allah yang ingin diraih.

Oleh karena itu, harapan kepada Allah adalah salah satu kunci agar seseorang tetap istiqamah di jalan agama.

Jenis Harapan (Raja’):

  1. Harapan biasa (boleh):  

Contoh: Meminta bantuan atau hadiah dari sesama manusia dalam hal yang mereka mampu lakukan.  

Hukumnya: Boleh, asalkan hati tidak bergantung penuh pada makhluk tersebut. Jika bergantung sepenuhnya, ini termasuk syirik kecil.

  1. Harapan ibadah (khusus untuk Allah):  

Contoh: Mengharap sembuh dari penyakit, rezeki, anak, masuk surga, dan dijauhkan dari musibah.  

Hukumnya: Hanya boleh ditujukan kepada Allah. 

Kalau diberikan kepada selain Allah, itu termasuk syirik besar.

Macam Harapan Berdasarkan Isinya:

  1. Harapan yang terpuji (benar): 

– Harapan orang saleh agar amalnya diterima.  

– Harapan orang berdosa yang bertaubat agar diampuni.  

Keduanya ada dalam diri orang beriman.

  1. Harapan yang tercela (palsu):

– Harapan orang yang terus bermaksiat tapi tetap berharap rahmat Allah tanpa usaha atau taubat.  

Ini bukan raja’, tapi angan-angan kosong dan bentuk penipuan diri sendiri.

Hubungan Antara Rasa Takut (Khauf) Dan Harapan (Raja’):

Rasa takut itu pasti disertai harapan. Kalau tidak ada harapan, maka itu akan berubah menjadi putus asa dari rahmat Allah. Begitu juga, harapan harus disertai rasa takut. Kalau tidak ada rasa takut, maka akan menjadi sikap merasa aman dari azab Allah.

Jadi, rasa takut dan harapan saling berkaitan. Setiap orang yang berharap kepada Allah, pasti juga merasa takut. Dan setiap orang yang takut kepada Allah, pasti punya harapan.

Karena itu, Allah menyebut harapan (raja’) di tempat-tempat yang juga layak disebutkan rasa takut. Seperti dalam firman-Nya:  

مَا لَكُمْ لَا تَرْجُونَ لِلَّهِ وَقَارًا 

“Mengapa kalian tidak mengharap keagungan Allah?” (QS. Nuh: 13).

Bagaimana cara menumbuhkan harapan (raja’) kepada Allah?

  1. Mengingat karunia Allah yang sudah kita rasakan sejak awal, seperti penciptaan kita, segala yang Allah tundukkan di bumi untuk manusia, petunjuk lewat para rasul dan kitab-Nya, serta segala nikmat agama dan dunia yang kita terima tanpa kita minta.
  2. Mengingat nikmat Allah saat ini, yang diberikan kepada kita tanpa kita minta, seperti kesehatan, keamanan, rezeki, dan hidayah.
  3. Mengingat janji Allah akan balasan besar dan surga bagi orang yang beriman dan taat, seperti dalam firman-Nya:

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَنُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا وَعْدَ اللَّهِ حَقًّا وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ اللَّهِ قِيلًا

“Orang-orang yang beriman dan beramal saleh akan Kami masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itu adalah janji Allah yang benar.” (QS. An-Nisa: 122)

  1. Meyakini luasnya rahmat Allah, yang lebih besar daripada murka-Nya. Allah adalah Maha Penyayang dan Lembut kepada hamba-hamba-Nya. Firman-Nya:

قُلْ لِمَنْ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ قُلْ لِلَّهِ كَتَبَ عَلَى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ 

 “Allah telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang.” (QS. Al-An’am: 12)

  1. Yakin bahwa Allah membuka pintu harapan dan ampunan untuk semua dosa, bahkan untuk orang yang banyak berbuat maksiat. Firman-Nya: 

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

“Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa.” (QS. Az-Zumar: 53)

Buah/Manfaat Dari Harapan (Raja’) Kepada Allah:

  1. Harapan mendorong seseorang untuk rajin beribadah dan terus melakukannya dengan semangat, bahkan membuatnya menikmati ibadah meski terasa berat, karena ia tahu pahala besar menantinya.
  2. Harapan membuat hati lebih dekat kepada Allah, lebih senang berdoa dan beribadah, lalu ketika doanya dikabulkan, hatinya makin terpaut kepada Allah.
  3. Harapan menunjukkan kerendahan hati dan pengakuan bahwa kita sangat butuh kepada Allah.
  4. Allah mencintai hamba yang berharap dan meminta kepada-Nya. Sebaliknya, Allah murka kepada orang yang tidak mau berdoa. Maka harapan menghindarkan kita dari murka Allah.
  5. Harapan membuat seseorang terus melangkah menuju Allah dengan semangat dan ringan.
  6. Harapan memperbesar rasa cinta kepada Allah. Semakin kuat harapannya, semakin besar cintanya ketika harapan itu terwujud.
  7. Harapan mendorong kita bersyukur atas karunia Allah.
  8. Harapan memperdalam pengenalan kita terhadap nama dan sifat-sifat Allah yang indah, seperti Maha Pengampun, Maha Penyayang, Maha Penerima Taubat.
  9. Harapan membuat hati terus bergantung kepada Allah dalam setiap keadaan.
  10. Sebesar harapan dan rasa takut kita kepada Allah di dunia, sebesar itu pula kebahagiaan yang kita rasakan kelak saat meraih harapan terbesar: ridha Allah, surga, dan melihat-Nya di akhirat.

Sekian semoga bermanfaat baarokallohufikum

 

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Secret Link