Hukum Orang yang Mencemooh Wanita yang Menikah Lagi Sepeninggal Suaminya – إسماعيل بن عيسى

حكم من عاب على المرأة التزوج بعد وفاة زوجها

🎙️ Syekh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah bin Baz (wafat 1420 H) rahimahullah

السؤال:

Pertanyaan:

أحد الإخوة المستمعين من العراق بغداد رمز إلى اسمه بـالمستنصر بالله، يقول: في مجتمعنا، وفي بعض المجتمعات الأخرى يعيبون على المرأة المتوفى عنها زوجها أن تتزوج بعده، فما حكم عملهم؟ 

Salah satu saudara pendengar dari Irak menulis identitas diri dengan nama Al-Mustanshir Billah. Dia bertanya: Di masyarakat kami dan di sebagian masyarakat lain, mereka mencemooh wanita yang ditinggal mati suaminya lalu menikah lagi sepeninggalnya. Apa hukum perbuatan mereka?

الجواب:

Jawaban:

هذا غلط، ولا يجوز لهم أن يعيبوها، بل عليها أن تتزوج، وتجتهد في عفة نفسها، وغض بصرها، وتحصيل الذرية، وإنما يحرم هذا على أزواج النبي فقط -عليه الصلاة والسلام- حرم الله على أزواجه ﷺ أن ينكحن بعده.

Ini keliru. Tidak boleh mereka mencemoohnya. Bahkan wanita itu harus berupaya untuk menikah lagi, bersungguh-sungguh untuk menjaga kehormatan dirinya, menundukkan pandangannya, dan melahirkan keturunan.

Wanita menikah lagi sepeninggal suaminya hanya diharamkan untuk istri-istri Nabi ‘alaihish-shalatu was-salam. Allah mengharamkan istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menikah lagi sepeninggal beliau.

وأما غيرهن فلا حرج عليهن في ذلك، ولا تعاب في تزوجها بعد زوجها الذي مات، الذي يعيبها قد غلط وأخطأ عليها، بل ينبغي تشجيعها على الزواج؛ لما فيه من الخير العظيم، والمصالح الجمة، نعم.

Adapun wanita selain mereka, tidak berdosa melakukan hal itu dan tidak boleh dicemooh karena menikah lagi setelah suaminya meninggal. Orang yang mencemoohnya telah keliru dan salah terhadapnya, bahkan seyogyanya memotivasinya untuk menikah karena terdapat kebaikan yang besar dan maslahat yang banyak.

المقدم: جزاكم الله خيرًا. 

Pembawa acara: Semoga Allah membalas Anda dengan kebaikan.

Sumber:

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Secret Link