Tawassul Dengan Bacaan Al Fatihah

Tawassul Dengan Bacaan Al Fatihah

59 mins yang lalu
Tawassul Dengan Bacaan Al Fatihah

Tawassul Dengan Bacaan Al Fatihah

Tawassul merupakan salah satu bentuk doa yang sangat dikenal dalam tradisi Islam, yaitu memohon kepada Allah dengan perantara tertentu. Di antara bentuk tawassul yang dipraktikkan sebagian kaum muslimin adalah bertawassul dengan bacaan Al-Fatihah, seperti mengucapkan: “Ya Allah, dengan bacaan Al-Fatihah ini, sembuhkanlah penyakitku,” atau “berilah rezeki kepada fulan.” Lalu, bagaimana sebenarnya pandangan syariat terhadap amalan ini? Adakah dalilnya dari Rasulullah atau para sahabat? Artikel ini akan mengulasnya secara ringkas dan ilmiah..

Surat Al-Fatihah mengandung kesembuhan dari semua jenis penyakit. 

Ibnul Qayyim dalam Madarijus Salikin menjelaskan bahwa Al-Fatihah mencakup dua jenis penyembuhan: penyembuhan hati dan penyembuhan badan.

Beliau berkata: 

(كثيرا ما كنت أسمع شيخ الإسلام ابن تيمية -قدس الله روحه- يقول: {إياك نعبد}، تدفع الرياء {وإياك نستعين}، تدفع الكبرياء، فإذا عوفي من مرض الرياء ب {إياك نعبد} ومن مرض الكبرياء والعجب ب {إياك نستعين}، ومن مرض الضلال والجهل ب {اهدنا الصراط المستقيم} عوفي من أمراضه وأسقامه، ورفل في أثواب العافية، وتمت عليه النعمة، وكان من المنعم عليهم غير المغضوب عليهم وهم أهل فساد القصد، الذين عرفوا الحق وعدلوا عنه، والضالين وهم أهل فساد العلم، الذين جهلوا الحق ولم يعرفوه، وحق لسورة تشتمل على هذين الشفاءين، أن يستشفى بها من كل مرض، ولهذا لما اشتملت على هذا الشفاء الذي هو أعظم الشفاءين، كان حصول الشفاء الأدنى بها أولى، كما سنبينه، فلا شيء أشفى للقلوب التي عقلت عن الله وكلامه، وفهمت عنه فهما خاصا، اختصها به من معنى هذه السورة).

Sering aku mendengar Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah (semoga Allah merahmatinya) berkata: “Iyyāka na’budu (Hanya kepada-Mu kami menyembah)” mengobati penyakit riya (pamer dalam ibadah). “Wa iyyāka nasta’īn (Hanya kepada-Mu kami mohon pertolongan)” mengobati penyakit kesombongan dan rasa bangga diri. “Ihdinaṣ-ṣirāṭal mustaqīm (Tunjukilah kami jalan yang lurus)” menyembuhkan penyakit kesesatan dan kebodohan. Jika seseorang disembuhkan dari riya dengan iyyāka na’budu, dari kesombongan dengan iyyāka nasta’īn, dan dari kebodohan serta kesesatan dengan ihdinaṣ-ṣirāṭal mustaqīm, maka dia telah sembuh dari penyakit-penyakit hatinya dan akan hidup dalam kesehatan ruhani, mendapat nikmat yang sempurna, termasuk golongan orang yang Allah beri nikmat, bukan yang dimurkai (mereka yang tahu kebenaran tapi menyimpang) dan bukan pula orang yang tersesat (mereka yang tidak tahu kebenaran).

Maka pantaslah jika surat yang mencakup dua penyembuhan besar ini menjadi sarana kesembuhan dari semua penyakit. Karena ketika Al-Fatihah mampu menyembuhkan penyakit hati yang paling berat, maka menyembuhkan penyakit fisik tentu lebih layak lagi. Tidak ada yang lebih menyembuhkan bagi hati yang benar-benar memahami makna Al-Fatihah dengan pemahaman khusus, selain surat ini. (Selesai)

Bertawassul dengan “rahasia Al-Fatihah” atau dengan “kedudukan Al-Fatihah”

Seperti seseorang berdoa: “Ya Allah, dengan rahasia Al-Fatihah, ampunilah aku,” tampaknya tidak mengapa, karena “rahasia Al-Fatihah” adalah inti makna yang dikehendaki Allah, yang menjadi tujuan diturunkannya kitab-kitab-Nya dan menjadi poros seluruh ibadah. Makna ini adalah firman Allah, yang bukan makhluk, tapi bagian dari sifat-sifat-Nya. Bertawassul dengan sifat-sifat Allah adalah sesuatu yang disyariatkan. 

Oleh karena itu, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Minhaj as-Sunnah an-Nabawiyyah menyebutkan bahwa Hasan al-Bashri rahimahullah berkata:

وقد روي عن الحسن البصري رحمه الله: أن الله أنزل مائة كتاب وأربعة كتب جمع سرها في الأربعة، وجمع سر الأربعة في القرآن، وجمع سر القرآن في الفاتحة، وجمع سر الفاتحة في هاتين الكلمتين “إياك نعبد وإياك نستعين” ولهذا ثناها الله في كتابه في غير موضع من القرآن كقوله: فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ {هود: 123}

Allah menurunkan 104 kitab, lalu diringkas isinya dalam 4 kitab besar, kemudian diringkas lagi dalam Al-Qur’an, dan inti Al-Qur’an ada dalam Al-Fatihah, sedangkan inti Al-Fatihah terdapat dalam dua kalimat: “Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in” (Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan). Karena itu, Allah mengulang-ulang kandungan kalimat tersebut di berbagai ayat dalam Al-Qur’an, seperti firman-Nya: “Sembahlah Dia dan bertawakallah kepada-Nya.” (Hud: 123). (Selesai)

Namun, yang lebih utama adalah menghindari doa dengan lafaz seperti itu (misalnya “dengan rahasia Al-Fatihah”), karena tidak pernah diajarkan atau dilakukan oleh para ulama salaf. Bisa jadi, sebagian orang atau kelompok memiliki maksud tertentu dari ucapan itu yang berbeda dari makna yang benar.

Adapun membaca surat Al-Fatihah untuk menutup dzikir atau doa, sejauh yang kami ketahui, tidak ada dasarnya dalam ajaran Islam. Menjadikan hal itu sebagai kebiasaan ibadah termasuk perbuatan bid’ah yang tercela. (Islamweb)

Sebagai penutup, dapat disimpulkan bahwa bertawassul dengan bacaan Al-Fatihah, jika dimaksudkan melalui kandungan makna yang agung dalam surat tersebut — seperti tauhid, keikhlasan ibadah, permohonan pertolongan, dan petunjuk — maka tidak mengapa dan termasuk bentuk tawassul yang secara makna bisa diterima. Tentunya dengan meyakini bahwa yang memberi manfaat dan mengabulkan doa hanyalah Allah, bukan karena keistimewaan bacaan itu secara dzat.

Namun, karena tidak terdapat riwayat dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam maupun para sahabat tentang bertawassul dengan cara ini secara khusus, maka sebaiknya tidak dijadikan kebiasaan tetap dalam berdoa. Tawassul yang disyariatkan dan dicontohkan langsung, seperti bertawassul dengan nama-nama Allah, amal saleh, dan doa orang saleh yang masih hidup, tetap lebih utama dan lebih aman dari sisi tuntunan.

Al-Fatihah memang memiliki kandungan yang sangat besar dalam menyembuhkan hati dan jasmani, sebagaimana dijelaskan oleh para ulama seperti Ibnul Qayyim dan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah. Maka, membaca dan mengamalkan maknanya adalah kunci keberkahan. Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang mendapat hidayah dan tidak termasuk yang dimurkai atau tersesat.

 

Semoga bermanfaat, baarokallohufikum

Sumber utama :

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Secret Link