Tafsir Surah An-Naba Ayat 31-36 – إسماعيل بن عيسى

‎﴿إِنَّ لِلۡمُتَّقِينَ مَفَازًا ۝٣١ حَدَآئِقَ وَأَعۡنَٰبًا ۝٣٢ وَكَوَاعِبَ أَتۡرَابًا ۝٣٣ وَكَأۡسًا دِهَاقًا ۝٣٤ لَّا يَسۡمَعُونَ فِيهَا لَغۡوًا وَلَا كِذَّٰبًا ۝٣٥ جَزَآءً مِّن رَّبِّكَ عَطَآءً حِسَابًا﴾‏ [النبأ: ٣١-٣٦].

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa akan mendapat kemenangan, kebun-kebun dan buah anggur, gadis-gadis remaja yang sebaya, dan gelas-gelas yang penuh (berisi minuman). Mereka tidak mendengar ucapan sia-sia dan ucapan dusta di dalam janah, sebagai balasan dari Tuhanmu dan pemberian yang cukup banyak.” (QS An-Naba: 31-36).

ذكر الله عز وجل ما للمتقين من النعيم بعد قوله: ﴿إِنَّ جَهَنَّمَ كَانَتْ مِرْصَادًا ۝٢١ لِّلطَّٰغِينَ مَـَٔابًا﴾؛ لأن القرآن مثان إذا ذكر فيه العقاب ذكر فيه الثواب، وإذا ذكر الثواب ذكر العقاب، وإذا ذكر أهل الخير ذكر أهل الشر، وإذا ذكر الحق ذكر الباطل، مثان حتى يكون سير الإنسان إلى ربه بين الخوف والرجاء؛ لأنه إن غلب عليه الرجاء وقع في الأمن من مكر الله، وإن غلب عليه الخوف وقع في القنوط من رحمة الله، وكلاهما من كبائر الذنوب، كلاهما شر، قال الإمام أحمد بن حنبل رحمه الله: (ينبغي أن يكون الإنسان في عبادته لربه بين الخوف والرجاء، فأيهما غلب هلك صاحبه).

Allah—‘azza wa jalla—menyebutkan balasan kenikmatan untuk orang-orang yang bertakwa setelah firman-Nya, “Sesungguhnya neraka Jahannam ada tempat pengintai. Sebagai tempat kembali orang-orang yang melampaui batas.”

Karena Al-Qur’an adalah matsani. Jika disebutkan adanya hukuman, maka disebutkan pula pahala. Jika disebutkan pahala, maka disebutkan pula hukuman. Jika orang-orang baik disebutkan, maka orang-orang jahat juga disebutkan. Jika kebenaran disebutkan, maka kebatilan juga disebutkan.

Al-Qur’an adalah matsani hingga perjalanan hidup manusia kepada Tuhannya di antara takut dan harap. Karena jika rasa harapnya mendominasi, akan menjadikannya merasa aman dari makar Allah. Kalau rasa takutnya dominan, dia akan terjatuh ke dalam sikap putus asa dari rahmat Allah.

Kedua sifat ini termasuk dosa besar. Keduanya adalah kejelekan. Imam Ahmad bin Hanbal—rahimahullah—berkata, “Sepantasnya seorang manusia dalam beribadah kepada Tuhannya di antara rasa takut dan harap. Jika salah satu dari keduanya dominan, orang itu akan binasa.”

لذلك تجد القرآن الكريم يأتي بهذا وبهذا؛ ولئلا تمل النفوس من ذكر حال واحدة والإسهاب فيها دون ما يقابلها، وهكذا؛ لأجل أن يكون الإنسان حين يقرأ القرآن راغبًا راهبًا، وهذا من بلاغة القرآن الكريم.

Oleh karenanya, Anda akan mendapati Al-Qur’an datang dengan ini dan ini. Juga agar jiwa-jiwa tidak merasa jenuh karena hanya disebutkan satu keadaan dengan panjang lebar tanpa menyebutkan lawannya.

Dan begitulah Al-Qur’an, agar seseorang ketika membaca Al-Qur’an diiringi rasa harap dan rasa takut. Ini termasuk tingginya gaya bahasa Al-Qur’an Al-Karim.

Ayat Ke-31

﴿إِنَّ لِلۡمُتَّقِينَ مَفَازًا﴾ المتقون هم الذين اتقوا عقاب الله، وذلك بفعل أوامر الله واجتناب نواهيه، وأحيانًا يأمر الله بتقواه، وأحيانًا يأمر بتقوى يوم الحساب، وأحيانًا يأمر بتقوى النار، قال الله تعالى: ﴿وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ ۝١٣٠ وَٱتَّقُوا۟ ٱلنَّارَ﴾ [آل عمران: ١٣٠]، فجمع بين الۡأمر بتقواه والۡأمر بتقوى النار، وقال تعالى: ﴿وَٱتَّقُوا۟ يَوۡمًا تُرۡجَعُونَ فِيهِ إِلَى ٱللَّهِ﴾ [البقرة: ٢٨١]، فأمر بتقوى يوم الحساب، وكل هذا يدور على معنى واحد وهو: أن يتقي الإنسان محارم ربه، فيقوم بطاعته وينتهي عن معصيته، فالمتقون هم الذين قاموا بأوامر الله واجتنبوا نواهي الله، هؤلاء لهم ﴿مَفَازًا﴾، والمفاز هو مكان الفوز وزمان الفوز أيضًا، فهم فائزون في أمكنتهم، وفائزون في أيامهم.

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa akan mendapatkan kemenangan.” Orang-orang yang bertakwa adalah mereka yang takut dari hukuman Allah, yaitu dengan cara menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Terkadang Allah memerintahkan agar takut kepada-Nya. Terkadang Allah memerintahkan agar takut akan hari perhitungan. Terkadang Allah memerintahkan agar takut terhadap neraka.

Allah taala berfirman, “Bertakwalah kepada Allah agar kalian mendapatkan kemenangan dan takutlah dari neraka.” (QS Ali ‘Imran: 130).

Allah mengumpulkan perintah takut kepada-Nya dan perintah takut dari neraka. Allah taala berfirman, “Takutlah kalian dari hari kalian dikembalikan kepada Allah.” (QS Al-Baqarah: 281).

Allah memerintahkan untuk takut akan hari perhitungan. Semua ini berporos pada satu makna, yaitu agar seseorang takut terhadap perkara-perkara yang diharamkan oleh Tuhannya lalu dia akan melaksanakan ketaatan kepada Allah dan berhenti memaksiati-Nya.

Orang-orang yang bertakwa adalah mereka yang melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan Allah. Mereka itulah yang mendapatkan kemenangan.

Al-Mafaz adalah tempat kemenangan dan waktu kemenangan pula. Mereka adalah orang-orang yang menang di tempat-tempat mereka dan menang di hari-hari mereka.

Ayat Ke-32

ثُمَّ بَيَّنَ تَعَالَى شَيۡءًا مِنۡ هٰذَا الۡفَوۡزِ، فَقَالَ: ﴿حَدَآئِقَ وَأَعۡنَٰبًا﴾ هذا نوع المفاز، ﴿حَدَآئِقَ﴾ جمع حديقة؛ أي: بساتين أشجارها عظيمة وكثيرة ومنوعة.

Kemudian Allah ta’ala menerangkan sebagian bentuk kemenangan ini. Allah berfirman, “Kebun-kebun dan buah anggur” ini adalah satu bentuk kemenangan. “Ḥadāiq” adalah bentuk jamak dari ḥadīqah yaitu taman-taman yang pohon-pohonnya besar dan beraneka ragam.

﴿وَأَعۡنَٰبًا﴾ الۡأعناب جمع عنب، وهي من جملة الحدائق، لكنه خصها بالذكر؛ لشرفها.

“Dan a‘nāb (buah-buah anggur)”, a‘nāb adalah bentuk jamak dari ‘inab dan dia termasuk jenis kebun-kebun akan tetapi Allah mengkhususkan penyebutannya karena memiliki kemuliaan.

Ayat Ke-33

﴿وَكَوَاعِبَ أَتۡرَابًا﴾ الكواعب: جمع كاعب، وهي التي تبين ثديها ولم يتدل، بل برز وظهر كالكعب، وهذا أكمل ما يكون في جمال الصدر.

“Dan gadis-gadis remaja yang sebaya.” Kawā‘ib adalah bentuk jamak dari kā‘ib yaitu wanita yang payudara montok dan tidak turun, bahkan tampak menonjol seperti ka‘b (mata kaki). Bentuk payudara ini adalah bentuk yang paling sempurna dalam hal keindahan dada.

﴿أَتۡرَابًا﴾؛ أي: على سن واحدة لا تختلف إحداهن عن الۡأخرى كبرًا كما في نساء الدنيا؛ لأنها لو اختلفت إحداهن عن الۡأخرى كبرًا فربما تختل الموازنة بينهما، وربما تكون إحداهما محزونة إذا لم تساوي الۡأخرى، لكنهن أتراب.

Atrāban (sebaya)” artinya usianya sama, tidak ada perbedaan usia antara satu dengan yang lainnya seperti pada wanita-wanita di dunia, karena kalau ada perbedaan usia antara satu dengan yang lain, maka bisa menimbulkan kesenjangan antara keduanya. Bisa jadi salah satunya sedih jika usianya berbeda dengan wanita lainnya. Akan tetapi mereka semua sebaya.

Ayat Ke-34

﴿وَكَأۡسًا دِهَاقًا﴾؛ أي: كأسًا ممتلئة، والمراد بالكأس هنا كأس الخمر، وربما يكون للخمر وغيره، لأن الجنة فيها ﴿أَنۡهَٰرٌ مِّن مَّآءٍ غَيۡرِ ءَاسِنٍ وَأَنۡهَٰرٌ مِّن لَّبَنٍ لَّمۡ يَتَغَيَّرۡ طَعۡمُهُۥ وَأَنۡهَٰرٌ مِّنۡ خَمۡرٍ لَّذَّةٍ لِّلشَّٰرِبِينَ وَأَنۡهَٰرٌ مِّنۡ عَسَلٍ مُّصَفًّى﴾ [محمد: ١٥].

Wa ka’san dihāqā” yakni gelas yang penuh. Yang dimaksud di sini adalah gelas yang berisi khamar. Bisa jadi isinya khamar dan bisa pula yang lain, karena di dalam janah “ada sungai-sungai dari air yang tidak berubah rasa dan baunya, ada sungai dari susu yang tidak berubah rasanya, ada sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi orang yang meminumnya, dan ada sungai-sungai dari madu yang disaring.” (QS Muhammad: 15).

لكن يرجح أنها الخمر وحدها

Tetapi pendapat yang lebih kuat adalah gelas itu berisi khamar saja.

Ayat Ke-35

قوله: ﴿لَّا يَسۡمَعُونَ فِيهَا لَغۡوًا وَلَا كِذَّٰبًا﴾ لا يسمعون في الجنة لغوًا؛ أي: كلامًا باطلًا لا خير فيه.

Firman Allah, “Mereka tidak mendengar ucapan yang sia-sia di dalamnya, tidak pula perkataan dusta.” Mereka (orang-orang yang bertakwa) tidak mendengar lagw dalam janah, yaitu: ucapan yang batil yang tidak ada kebaikan padanya.

﴿وَلَا كِذَّٰبًا﴾؛ أي: ولا كذبًا فلا يكذبون، ولا يكذب بعضهم بعضًا، لأنهم على سرر متقابلين، قد نزع الله ما في صدورهم من غل وجعلهم أخوانًا.

Wa lā kiżżābā” maksudnya kedustaaan, sehingga mereka tidak berdusta dan tidak saling berdusta satu sama lain, karena mereka berada di atas dipan-dipan yang saling berhadapan. Allah telah mencabut rasa dendam di dalam dada-dada mereka dan menjadikan mereka bersaudara.

Ayat Ke-36

﴿جَزَآءً مِّن رَّبِّكَ عَطَآءً﴾؛ أي: أنهم يجزون بهذا جزاء من الله سبحانه وتعالى على أعمالهم الحسنة التي عملوها في الدنيا واتقوا بها محارم الله.

“Sebagai balasan dari Tuhanmu dan pemberian” artinya mereka itu diberi ganjaran dengan balasan dari Allah—subhanahu wa ta’ala—atas amalan kebaikan yang mereka lakukan di dunia dan mereka menjauhi perkara yang diharamkan oleh Allah.

﴿حِسَابًا﴾؛ أي: كافيًا، مأخوذة من الحسب وهو الكفاية؛ أي: أن هذا الكأس كأس كافٍ لا يحتاجون معه إلى غيره؛ لكمال لذته وتمام منفعته.

Ḥisāban” artinya yang mencukupi. Kata “ḥisāban” diambil dari kata al-ḥasb artinya cukup. Maksudnya bahwa gelas (di janah) ini mencukupi mereka karena mereka tidak membutuhkan yang lainnya karena kelezatannya sempurna dan manfaatnya pun sempurna.

Sumber: Tafsir Al-Qur’an Al-Karim Juz ‘Amma, surah An-Naba, karya Syekh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin (wafat 1421 H) rahimahullah

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Secret Link