Kitab: Kitabut Tauhid
Audio: Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A
Transkrip: ilmiyyah.com
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله
Halaqah yang ke-25 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Kitābut-Tauḥīd alladzhī huwa ḥaqqullāhi ʿalal ʿabīd yang ditulis oleh Al-Imām al-Mujaddid Muḥammad ibn ʿAbdil Wahhāb ibn Sulaimān At-Tamīmī raḥimahullāh.
Sampai kita pada bab yang kelima dari kitab ini, yaitu tentang
بَابُ الدُّعَاءِ إِلَى شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
Bab tentang berdakwah kepada syahadat lā ilāha illallāh, berdakwah kepada persaksian bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allāh.
Pada bab yang sebelumnya telah disebutkan oleh Syaikh tentang bab takut dari kesyirikan. Dan bab yang sebelumnya disebutkan oleh Syaikh tentang bab yang berisi keutamaan tauhid, dan juga keutamaan orang yang mewujudkan tauhid dengan sebenar-benarnya. Maka bab yang berisi tentang keutamaan ini adalah bābut targhīb, bab yang isinya adalah mendorong, memberikan semangat untuk mendapatkan keutamaan.
Adapun bābul khawf minasy-syirk, bab takut dari kesyirikan ini adalah bābut tarhīb, yaitu untuk menakut-nakuti, mengingatkan manusia dari bahaya kesyirikan. Setelah seseorang mengetahui tentang keutamaan tauhid, dan dia menyadari tentang besarnya pahala yang Allāh janjikan bagi orang-orang yang bertauhid, dan seseorang mengetahui tentang bahaya kesyirikan, dan bahwasanya kesyirikan ini adalah dosa yang tidak diampuni oleh Allāh.
Dan orang yang meninggal di atas kesyirikan yang besar, maka dia kekal di dalam neraka dan tidak akan masuk ke dalam surga. Dan dia mengetahui tentang keagungan hak Allāh, dan bahwasanya Dialah yang berhak untuk disembah. Dan bahwasanya orang yang menyekutukan Allāh, dia telah melakukan kezaliman yang besar.
Maka setelah mengetahui itu semuanya dan mempelajari itu semuanya, akan timbul di dalam hatinya keinginan untuk mendakwahkan perkara yang sangat besar pahalanya ini, yaitu tauhid kepada manusia, dan akan mengingatkan manusia dari bahaya kesyirikan yang merupakan lawan dari tauhid. Orang yang telah merasakan dan mengetahui tentang besarnya keutamaan tauhid dan bahayanya kesyirikan, dan ketika dia melihat orang-orang yang ada di sekitarnya, ternyata banyak di antara mereka yang belum mengenal dengan baik makna tauhid, masih melakukan berbagai perkara yang bertentangan dengan tauhid.
Dan dia tahu bahwasanya ini adalah pelanggaran terhadap hak Allāh. Dan dia sebagai seorang hamba senang dan bahagia ketika melihat manusia menjadi hamba-hamba Allāh yang hanya menyerahkan ibadahnya hanya kepada Allāh, dan membuat dia sedih ketika dia melihat orang yang seharusnya dia menyembah kepada Allāh saja, kemudian dia menyekutukan Allāh dengan yang lain.
Maka ini semua menjadikan seseorang tergerak untuk berdakwah. Maka beliau rahimahullāh membawakan bab ini setelah membawakan bab tentang keutamaan tauhid dan rasa takut dari kesyirikan.
Beliau mengatakan,
بَابُ الدُّعَاءِ إِلَى شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
Bab berdakwah, du’a di sini artinya adalah da‘wah, berdakwah kepada persaksian lā ilāha illallāh, yaitu mengajak manusia supaya mereka bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allāh. Persaksian dengan makna yang sebenarnya, yaitu bersaksi dengan mengucapkan dengan lisannya.
Kalau sebelumnya dia belum pernah mengucapkan kalimat ini, maka di antara makna da‘wah kepada syahadat ini adalah mengajak dia untuk mengucapkan lā ilāha illallāh. Demikian pula makna bersaksi adalah mengetahui, berarti mengajak dia untuk memahami kalimat lā ilāha illallāh. Mengajak dia untuk mempelajari lā ilāha illallāh.
Dan di antara makna syahadat adalah mengabarkan kepada orang lain. Maka ini adalah makna-makna syahadat. Kita mengajak manusia untuk bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allāh dengan mengucapkannya, dengan mempelajari maknanya, dan juga mempraktikkan konsekuensi dari kalimat ini di dalam kehidupan sehari-hari. Karena kalimat ini memiliki konsekuensi-konsekuensi. Orang yang sudah bersyahadat lā ilāha illallāh, maka dia harus menyerahkan seluruh ibadah kepada Allāh dan tidak boleh sekali-kali dia menyerahkan satu ibadah pun kepada selain Allāh. Dan ibadah ini bermacam-macam, dan semuanya tanpa terkecuali harus diserahkan hanya kepada Allāh.
Oleh karena itu, Syaikh setelah bab ini, dan di bab yang selanjutnya — karena setelah bab ini adalah bab tentang pengertian lā ilāha illallāh — pada bab-bab selanjutnya beliau akan memperinci, menjelaskan lebih dalam tentang konsekuensi dari lā ilāha illallāh.
Macam-macam ibadah yang harus diserahkan kepada Allāh, yang kalau diserahkan kepada selain Allāh maka ini termasuk kesyirikan yang bertentangan dengan kalimat lā ilāha illallāh. Maka kita mengajak manusia untuk bersyahadat lā ilāha illallāh, yaitu dengan mengetahuinya, mengucapkannya, dan mengamalkan isinya — itu secara global. Kemudian juga kita mengajak mereka untuk benar-benar mempraktikkan.
Dan ini adalah ajakan secara terperinci untuk melaksanakan konsekuensi dari kalimat lā ilāha illallāh. Maka inilah yang dimaksud dengan dakwah kepada syahadat lā ilāha illallāh, bukan hanya mengajak mereka untuk mengucapkan saja, tapi juga mengajak mereka untuk mengamalkan isinya.
Orang yang sudah mengucapkan syahadat ini maka tidak boleh dia berdoa kepada selain Allāh. Tidak boleh dia bernazar kepada selain Allāh. Tidak boleh dia beristighatsah kepada selain Allāh. Maka ini harus kita jelaskan. Kita sampaikan secara terperinci supaya jelas bagi mereka apa perkara yang termasuk kesyirikan.
Sehingga dia bisa menjauhi kesyirikan tersebut dan konsekuen dengan konsekuensi dari kalimat lā ilāha illallāh. Dan hukum berdakwah kepada syahadat lā ilāha illallāh ini adalah wajib. Dan inilah yang akan disampaikan oleh Syaikh.
Beliau ingin menjelaskan di dalam bab ini bahwasanya mengajak manusia kepada tauhid hukumnya adalah wajib. Tentunya kewajiban di sini adalah bagi orang yang terpenuhi syaratnya, termasuk di antaranya adalah harus memiliki ilmu, memiliki kemampuan, memiliki ilmu apa yang akan dia dakwahkan, siapa yang akan dia dakwahi, dan bagaimana dia menyampaikan materi tadi kepada orang-orang yang didakwahi.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته