Mengenal Keajaiban Retorika Al-Qur’an dan Pengaruhnya dalam Kehidupan
![]()
Mengenal Keajaiban Retorika Al-Qur’an dan Pengaruhnya dalam Kehidupan
Bismillah…
Al-Qur’an adalah kitab suci yang menakjubkan, tidak hanya dari sisi kandungan dan hukum-hukumnya, tetapi juga dalam cara penyampaiannya. Keindahan bahasa, kedalaman makna, dan kekuatan retorika yang terkandung di dalamnya mampu mempengaruhi hati dan pikiran banyak orang. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang retorika dalam Al-Qur’an dan hadis, serta pengaruhnya yang luar biasa pada jiwa pembacanya.
Keajaiban Retorika Al-Qur’an Dalam Kehidupan Manusia
Al-Qur’an, sebagai wahyu yang diturunkan Allah kepada umat manusia, memiliki daya tarik yang luar biasa. Dalam firman-Nya, Allah berfirman:
“يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّي لِلْمُؤْمِنِينَ”
“Wahai umat manusia, sesungguhnya telah datang kepada kalian sebuah nasihat dari Rabb kalian, dan penyembuh bagi apa yang ada dalam hati, serta petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus: 57)
Ayat ini menunjukkan betapa Al-Qur’an bukan hanya sebagai kitab petunjuk hidup, tetapi juga memiliki kekuatan untuk menyehatkan hati dan jiwa. Salah satu elemen penting yang membuat Al-Qur’an begitu mempengaruhi adalah retorikanya yang luar biasa. Ketika ayat-ayat Al-Qur’an dibaca, ia tidak hanya menjelaskan hukum atau aturan, tetapi juga menyentuh kedalaman jiwa, menggugah hati, dan mengubah cara pandang seseorang.
Dampak Emosional Al-Qur’an Pada Jiwa
Pengaruh Al-Qur’an terhadap jiwa sangat luar biasa. Salah satu contoh terbaik adalah ketika Jubair bin Muth’im mendengar ayat dari surat At-Tur yang dibacakan oleh Rasulullah ﷺ. Ia menggambarkan betapa hatinya bergetar, dan berkata:
“كَادَ قَلْبِي أَنْ يَطِيرُ”
“Hampir saja hatiku terbang.” (HR. Bukhari 3/297)
Ini menunjukkan betapa kuatnya efek emosional yang ditimbulkan oleh ayat-ayat Al-Qur’an. Ketika Al-Qur’an didengarkan dengan hati yang terbuka, ia mampu menyentuh perasaan paling dalam seseorang, bahkan mampu mengubah pandangan hidup mereka. Keindahan bahasa dan kedalaman makna dalam Al-Qur’an mampu menggugah jiwa dan memberikan kedamaian.
Pengaruh Al-Qur’an pada Kafir Quraisy
Meski orang-orang kafir pada zaman Rasulullah ﷺ menentang keras ajaran Islam, mereka tidak dapat menahan diri untuk tidak mendengarkan Al-Qur’an. Beberapa pemimpin Quraisy, seperti Abu Jahl, Abu Sufyan, dan Al-Akhmas bin Syariq, secara diam-diam mendekati Rasulullah ﷺ di malam hari untuk mendengarkan bacaan Al-Qur’an. Mereka bahkan saling menegur satu sama lain karena merasa tertarik dengan bacaan Al-Qur’an, meskipun mereka bersumpah untuk tidak kembali mendengarkannya. Namun, mereka kembali ke tempat yang sama selama beberapa malam berturut-turut.
Hal ini menunjukkan betapa kuatnya daya tarik Al-Qur’an, bahkan bagi mereka yang secara terbuka menentang Islam. Allah berfirman dalam Surah An-Naml:
“وَجَحَدُوا بِهَا وَاسْتَيْقَنَتْهَا أَنفُسُهُمْ ظُلْمًا وَعُلُوًّا”
“Mereka mengingkarinya, padahal hati mereka meyakini hal itu dengan zalim dan kesombongan…” (QS. An-Naml: 14)
Di sisi lain, pemimpin Quraisy juga mencoba menghalangi pengikut mereka untuk mendengarkan Al-Qur’an. Dalam Surah Fussilat, Allah berfirman:
“وَقَالُوا لَا تَسْمَعُوا لِهَٰذَا الْقُرْآنِ وَالْغَوْا فِيهِ”
“Dan mereka berkata: ‘Janganlah kamu mendengarkan Al-Qur’an ini dan perbanyaklah kebisingan di sekelilingnya…’” (QS. Fussilat: 26)
Ini menunjukkan bahwa meskipun mereka mencoba menghalangi orang lain untuk mendengarkan Al-Qur’an, pengaruhnya tetap terasa kuat. Para pemimpin Quraisy merasa takut dengan daya tarik Al-Qur’an yang begitu besar, karena mereka melihat pengikut mereka mulai tertarik dan tersihir oleh ayat-ayat yang dibacakan.
Keajaiban Retorika Al-Qur’an, Menggugah Jiwa dan Hati
Al-Qur’an memiliki cara yang unik dalam menggugah jiwa. Seperti yang dikatakan oleh ulama terkenal Al-Khatabi, “Al-Qur’an bukan hanya memiliki keajaiban di permukaan, tetapi ia memiliki dampak yang mendalam pada jiwa manusia yang belum sepenuhnya dimengerti, dan itu adalah sebagian dari rahasia pengaruhnya.” (Bayan I’jazil Quran, hal. 71)
Al-Qur’an memiliki kemampuan untuk menyentuh hati dengan cara yang tidak dapat dilakukan oleh kata-kata biasa. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Al-Khatabi:
“فَإِنَّكَ لَا تَسْمَعُ كَلَامًا غَيْرَ الْقُرْآنِ مَنْظُومًا أَوْ مَنثُورًا إِذَا قَرَعَ السَّمْعَ خَلُصَ إِلَى الْقَلْبِ مِنَ اللَّذَّةِ وَالْحَلَاوَةِ فِي حَالٍ وَمِنَ الرَّوْعَةِ وَالْمُهَابَةِ فِي أُخْرَى…”
“Kamu tidak akan mendengar kata-kata selain Al-Qur’an, baik yang tersusun rapi atau tidak, yang dapat mencapai hati dengan rasa manis dan indah dalam satu keadaan, dan rasa kagum dan takut dalam keadaan lainnya.” (Bayan I’jazil Quran, hal. 71)
Kekuatan retorika Al-Qur’an juga terlihat dalam pengaruhnya terhadap musuh-musuh Islam yang awalnya berniat untuk menyakiti Rasulullah ﷺ. Banyak dari mereka yang mendekati Al-Qur’an dengan niat buruk, tetapi setelah mendengarnya, mereka berubah dan masuk Islam. Ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an memiliki kekuatan untuk mengubah hati manusia, bahkan yang paling keras sekalipun.
Al-Qur’an, Kitab yang Tidak Ada Habisnya Keajaibannya
Al-Qur’an adalah kitab yang penuh dengan keajaiban dan pengaruh yang tak terhingga. Bukan hanya sebagai petunjuk hidup, tetapi juga sebagai kitab yang mampu mengubah hati dan jiwa. Keindahan bahasa, kedalaman makna, dan retorika yang terkandung dalam Al-Qur’an memberikan dampak yang sangat mendalam pada setiap jiwa yang mendengarnya.
Sebagaimana yang disampaikan oleh para ulama, meskipun telah banyak yang menulis dan membahas tentang keajaiban Al-Qur’an, ia tetap memiliki banyak lapisan rahasia yang belum sepenuhnya terungkap. Oleh karena itu, setiap generasi harus terus menggali dan memahami lebih dalam makna serta keajaiban yang terkandung dalam Al-Qur’an.
Referensi:
Al-‘Amar, A. (2006, 1 Oktober). مقدمة في بلاغة القرآن وإعجازه. ملتقى أهل التفسير.
Ditulis ustadz Oleh: Ahmad Anshori, Lc., M.Pd.


