Halaqah 34 | Pembahasan HR. Muslim Dari Thariq ibn Ashim Al-Asyja’i – ilmiyyah.com

Kitab: Kitabut Tauhid
Audio: Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A
Transkrip: ilmiyyah.com

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله

Halaqah yang ke-34 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Kitābut-Tauḥīd alladzhī huwa ḥaqqullāhi ʿalal ʿabīd yang ditulis oleh Al-Imām al-Mujaddid Muḥammad ibn ʿAbdil Wahhāb ibn Sulaimān At-Tamīmī raḥimahullāh.

Masuk kita pada bab yang keenam di dalam kitab ini, yaitu

بَابُ تَفْسِيرِ التَّوْحِيدِ وَشَهَادَةِ أَن لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ

Beliau akan menyebutkan hadits Nabi ﷺ yang menunjukkan kepada kita sebenarnya apa hakikat dari tauhid ini. 

وَفِي الصَّحِيحِ: عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، أَنَّهُ قَالَ: «مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَكَفَرَ بِمَا يُعْبَدُ مِنْ دُوْنِ اللَّهِ؛ حَرُمَ مَالُهُ وَدَمُهُ، وَحِسَابُهُ عَلَى اللَّهِ

Didalam hadits yang shahih diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari Nabi ﷺ bahwasanya beliau berkata, barang siapa yang mengatakan lā ilāha illallāh — ucapan yang keluar dari hati, ucapan lā ilāha illallāh yang keluar dari hati yang memahami tentang kalimat lā ilāha illallāh, yang dia punya keinginan untuk mempraktikkan kalimat lā ilāha illallāh ini dalam kehidupan sehari-harinya; mengesakan Allāh dalam ibadah, menyerahkan ibadahnya kepada Allāh dan menafikan, berlepas diri dari sesembahan-sesembahan selain Allāh — dia mengatakan dan memahami perkara tadi.

Wa kafara bimā yu‘budu min dūnillāh — dan dia mengingkari segala sesuatu yang disembah selain Allāh. Kalimat ini adalah penguat dari kalimat lā ilāha illallāh. Karena kufur, mengingkari segala sesuatu yang disembah selain Allāh sudah terkandung di dalam kalimat lā ilāha illallāh. Sudah kita sebutkan bahwa lā ilāha illallāh ada penafian dan ada penetapan — menafikan segala sesuatu yang disembah selain Allāh.

Wa kafara bimā yu‘budu min dūnillāh ini hanya sekedar menguatkan apa yang terkandung di dalam kalimat lā ilāha illallāh. Harus seseorang mengingkari dan berlepas diri dari segala sesuatu yang disembah selain Allāh. Inilah pengertian tauhid yang sebenarnya. Harus ada pengingkaran terhadap sesembahan selain Allāh.

Kalau seseorang hanya mengatakan lā ilāha illallāh, tapi dalam kehidupan sehari-harinya masih dekat dengan sesuatu yang disembah selain Allāh dan senang melakukan ibadah kepada selain Allāh, maka ini berarti dia telah membatalkan tauhidnya. Karena tauhid mengharuskan dia untuk berlepas diri dari semua itu.

Ḥaruma māluhu wa damuhu wa ḥisābuhu ‘alā Allāh azawajal — maka menjadi haram hartanya dan juga darahnya. Yaitu tidak boleh kita mengambil hartanya karena dia sudah menjadi saudara kita se-Islām. Dan juga darahnya menjadi haram — tidak boleh ditumpahkan kecuali dengan sebab yang syar‘ī.

Wa ḥisābuhu ‘alallāh — dan perhitungannya adalah di sisi Allāh. Artinya, kita menerima yang zahir. Dia mengatakan lā ilāha illallāh, kufur dengan segala sesuatu yang disembah selain Allāh. Maka kita terima secara dzahir.

Adapun hisab yang sebenarnya, perhitungan yang sebenarnya, maka Allāh ﷻ Dialah yang ḥāsibuhu, Allāh yang akan menghitung dan akan menghisab orang tersebut.

وَشَرْحُ هَذِهِ التَّرْجَمَةِ مَا بَعْدَهَا مِنَ الأَبْوَابِ

Penjelasan tentang bab ini secara panjang lebar dan perinciannya, maka adalah bab-bab yang setelahnya.

Jadi bab-bab yang setelah ini, bab yang ketujuh dan seterusnya, itu sebenarnya adalah penjelasan, syaraḥ dari bab yang keenam ini.

Nanti akan disebutkan oleh Syaikh rahimahullāh tentang macam-macam kesyirikan — baik syirik yang besar maupun syirik yang kecil. Di sana ada sesuatu yang membatalkan tauhid seseorang dan ada yang mengurangi.

Maka disebutkan di sana apa syirik yang berupa lafadz, seperti ucapan seseorang mā syā’a Allāh wa syā’a fulān atau lawlā fulān la kāna kadzā wa kadzā. Maka akan disebutkan oleh Syaikh di sana perkara-perkara yang merupakan penjelasan dari kalimat lā ilāha illallāh ini.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Halaqah 34 | Pembahasan HR. Muslim Dari Thariq ibn Ashim Al-Asyja’i – ilmiyyah.comimage_print

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Secret Link