Benarkah Tidak Menziarahi Kubur Orang Tua Termasuk Durhaka?
![]()
Benarkah Tidak Menziarahi Kubur Orang Tua Termasuk Durhaka?
Jika kedua orang tua atau salah satunya telah wafat, lalu sang anak rutin mendoakan mereka dalam setiap sholat, bahkan terkadang bersedekah atas nama mereka di waktu-waktu pilihan, namun ia tidak pernah menziarahi kubur mereka — apakah ini termasuk bentuk kekurangan dalam berbakti? Atau kah inti dari bakti setelah wafat adalah doa, dan itu sudah terpenuhi?
Syaikh Abdurrahman Al-Barrak -hafidzahullah- memberi jawaban bagus mengenai hal ini sebagai berikut
فإنَّ أبواب البر والإحسان إلى الوالدين كثيرة؛ فينبغي لمن أراد البِرَّ أن يضرب في كل باب من أبواب الخير بسهم، ومِن ذلك زيارة قبرَي الوالدين، كيف وقد استأذن النبي -صلى الله عليه وسلم- ربَّه في أن يزور قبر أمِّه، فأذن له؟! واستأذن ربَّه في أن يستغفر لها فلم يأذن له[1]، وفي زيارة قبري الوالدين مزيد تذكُّر، ولا ريب أن الدعاء عند زيارة قبورهما أبلغ؛ لما يقع في القلب من تذكُّرهما، إضافةً إلى ما يحصل مع ذلك من زيارة قبور المسلمين حولهما والدعاء لهم؛ بل إنَّ زيارة قبر الحبيب أمرٌ معروفٌ عند العرب
Sesungguhnya pintu-pintu berbakti dan berbuat baik kepada orang tua itu sangat banyak. Maka siapa yang ingin benar-benar berbakti, hendaknya mengambil bagian dari setiap pintu kebaikan yang ada. Salah satunya adalah dengan menziarahi kubur kedua orang tua.
Apalagi, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam pernah meminta izin kepada Allah untuk menziarahi makam ibunya, dan Allah mengizinkannya. Namun ketika beliau meminta izin untuk memohonkan ampun bagi ibunya, Allah tidak mengizinkan.
Ziarah ke kubur orang tua juga bisa semakin menguatkan ingatan dan rasa cinta kita kepada mereka. Tidak diragukan lagi, berdoa saat ziarah lebih dalam pengaruhnya bagi hati, karena mengingat mereka secara langsung. Selain itu, kita juga bisa sekaligus mendoakan kaum muslimin lain yang dimakamkan di sekitarnya.
Bahkan, dalam tradisi Arab, menziarahi makam orang yang dicintai adalah hal yang sudah dikenal dan dihargai. Sumber :
Begitu juga Syaikh Masyhur Hasan Ali Salman -hafidzahullah- menjelaskan bahwa menziarahi kubur kedua orang tua termasuk bakti kepada mereka
Beliau ditanya
هل زيارة قبر الوالدين من البر بهما بعد موتهما؟
Apakah menziarahi kubur orang tua termasuk bentuk berbakti setelah mereka wafat?
Beliau -hafidzahullah- menjawab
نعم. من البر بالأبوين أن تُكثر الدعاء لهما وأن تزور قبريهما، وتزور وتتعظ.
والنبي صلى الله عليه وسلم استأذن أن يزور قبر أمه فأذن الله له.
فزيارة قبر مخصوص ولا سيما إن كان هذا القبر من صاحب الفضل، والوالدان هم أكبر أصحاب الفضل على الإنسان فلا حرج في أن تزور قبر الوالدين، وهذا من البر بهما.
Ya, termasuk bentuk berbakti. Di antara bentuk berbakti kepada orang tua setelah wafat adalah memperbanyak doa untuk mereka dan menziarahi kuburnya, sekaligus mengambil pelajaran dari ziarah tersebut.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam pun pernah meminta izin kepada Allah untuk menziarahi makam ibunya, dan Allah mengizinkannya.
Ziarah ke kubur yang dituju secara khusus — terutama kubur orang yang memiliki jasa besar — dibolehkan. Dan orang tua adalah pihak yang paling besar jasanya bagi anaknya. Maka tidak ada larangan untuk menziarahi kubur orang tua, bahkan ini termasuk bagian dari birrul walidain (berbakti kepada keduanya). Sumber :
Dengan ulasan ini, kita memahami bahwa tidak menziarahi kubur orang tua bukan berarti durhaka, namun hal itu termasuk melalaikan salah satu pintu penting dalam berbakti kepada mereka setelah wafat. Ziarah kubur menjadi salah satu cara untuk memperkuat ikatan kasih, meningkatkan doa, serta mengingat jasa dan kebaikan mereka.
Semoga kita selalu diberi kesempatan untuk terus berbakti kepada orang tua, baik saat mereka masih hidup maupun setelah tiada. Dengan doa dan ziarah, kita jaga ikatan kasih yang tak terputus, memohonkan ampun dan rahmat bagi mereka. Semoga Allah meridhai dan mengampuni kedua orang tua kita, serta memasukkan mereka ke dalam surga-Nya yang luas.
Aamiin.
Ditulis Oleh Ustadz : Nurhadi Nugroho hafidzhohulloh

