Diberi Petunjuk, Tapi Memilih Tersesat: Renungan Mendalam QS. Fusshilat: 17

Diberi Petunjuk, Tapi Memilih Tersesat: Renungan Mendalam QS. Fusshilat: 17

11 hours yang lalu
Diberi Petunjuk, Tapi Memilih Tersesat: Renungan Mendalam QS. Fusshilat: 17

Diberi Petunjuk, Tapi Memilih Tersesat: Renungan Mendalam QS. Fusshilat: 17

Dalam Al Qur’an, Allah ceritakan sebagian kondisi umat-umat terdahulu agar kita bisa mengambil pelajaran dari mereka. Sebagian mereka adalah kaum yang dimurkai Allah, kita mesti ambil pelajaran jangan sampai kita mengikuti jejak mereka.

Di antaranya firman Allah ta’ala:

{ وَأَمَّا ثَمُودُ فَهَدَیۡنَـٰهُمۡ فَٱسۡتَحَبُّوا۟ ٱلۡعَمَىٰ عَلَى ٱلۡهُدَىٰ فَأَخَذَتۡهُمۡ صَـٰعِقَةُ ٱلۡعَذَابِ ٱلۡهُونِ بِمَا كَانُوا۟ یَكۡسِبُونَ}

“Dan adapun kaum Tsamud, mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai kebutaan (kesesatan) daripada petunjuk itu, maka mereka disambar petir sebagai azab yang menghinakan disebabkan apa yang telah mereka kerjakan.” [QS Fuṣṣhilat: 17]

Ayat tersebut menceritakan tentang kaum Tsamud yang telah Allah berikan petunjuk, namun mereka berpaling. Allah menurunkan azab pada mereka karena mereka tak mau mengikuti petunjuk.

Siapa Kaum Tsamud?

Kaum Tsamud adalah bangsa Arab di zaman dulu. Allah mengutus kepada mereka salah seorang NabiNya, Nabi Shalih alaihis salam untuk mengingatkan mereka agar bertauhid pada Allah dan bertakwa padaNya.

Allah berfirman 

{ وَلَقَدۡ أَرۡسَلۡنَاۤ إِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمۡ صَـٰلِحًا أَنِ ٱعۡبُدُوا۟ ٱللَّهَ فَإِذَا هُمۡ فَرِیقَانِ یَخۡتَصِمُونَ}

“Dan sungguh, Kami telah mengutus kepada kaum Tsamud saudara mereka yaitu Salih (yang menyeru), Sembahlah Allah! Tetapi tiba-tiba mereka (menjadi) dua golongan yang bermusuhan” [QS An-Naml: 45]

Mereka hidup di daerah Utara Madinah, sekarang disebut daerah Al Ula, perbatasan Arab Saudi dan Yordania. Mereka terkenal dengan kemampuan mengukir batu yang sangat detail. Allah berfirman

{ وَثَمُودَ ٱلَّذِینَ جَابُوا۟ ٱلصَّخۡرَ بِٱلۡوَادِ}

“dan kaum Tsamud yang mengukir batu-batu besar di lembah” [QS Al-Fajr: 9]

Bahkan sampai sekarang bisa kita saksikan batu-batu gunung berukir dibuat seperti rumah dan istana, yang konon itu adalah peninggalan kaum Tsamud.

Ada ulama yang mengatakan bahwa nama Tsamud diambil dari nama nenek moyang mereka, Ibnu Katsir rahimahullah berkata:

قَالَ عُلَمَاءُ التَّفْسِيرِ وَالنَّسَبِ: ثَمُودُ بْنُ عَاثِرَ بْنِ إِرَمَ بْنِ سَامَ بْنِ نُوحٍ، وَهُوَ أَخُو جَديس بْنِ عَاثِرَ، وَكَذَلِكَ قَبِيلَةُ طَسْم، كُلُّ هَؤُلَاءِ كَانُوا أَحْيَاءً مِنَ الْعَرَبِ الْعَارِبَةِ قَبْلَ إِبْرَاهِيمَ الْخَلِيلِ، عَلَيْهِ السَّلَامُ،

“Ulama tafsir & nasab berkata, dia adalah Tsamud bin ‘Atsir bin Iram bin Sam bin Nuh. Dia adalah saudara Jadis bin ‘Atsir dari kabilah Thasm. Mereka adalah orang-orang Arab asli sebelum masa Nabi Ibrahim alaihissalam.” (Tafsir Ibnu Katsir QS Al A’raf: 73)

Petunjuk Bagi Kaum Tsamud

“Mereka telah Kami beri petunjuk” (QS Fushshilat: 17)

Hidayah Atau Petunjuk Ada 2 Macam:

Pertama, hidayah penjelasan. Allah berikan pada seseorang ilmu tentang agama sehingga ia pun memahaminya.

Kedua, hidayah taufik. Allah berikan taufik pada seseorang untuk menjalankan ilmu agama yang dipahaminya dengan baik.

Seseorang yang mendapat hidayah pertama (hidayah penjelasan), belum tentu mendapatkan hidayah kedua (hidayah taufik).

Hidayah yang Allah berikan kepada kaum Tsamud ini adalah hidayah penjelasan. Allah berikan hidayah pada kaum Tsamud dengan diutusnya Rasul pada mereka untuk menjelaskan agamaNya. Sebagian kecil dari mereka, Allah berikan hidayah taufik untuk mengikuti petunjuk yang dibawa Nabi Shalih alaihissalam. Sebagian besar mereka, tidak mendapat hidayah taufik.

Ibnu Katsir berkata dalam tafsirnya, 

قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ، وَأَبُو الْعَالِيَةِ، وَسَعِيدُ بْنُ جُبَيْرٍ، وَقَتَادَةُ، وَالسُّدِّيُّ، وَابْنُ زَيْدٍ: بَيَّنَّا لَهُمْ 

“Ibnu Abbas, Abul ‘Aliyah, Sa’id bin Jubair, Qotadah, as Suddi, & Ibnu Zaid berkata: maksudnya Kami berikan penjelasan pada mereka” (Tafsir Ibnu Katsir)

Selain petunjuk berupa aqidah & syariat, Allah pun menjadikan seekor unta sebagai mukjizat dan ujian untuk kaum Tsamud. Unta tersebut adalah unta yang Allah ciptakan dari batu, ia bisa hidup, bisa makan & minum bahkan bisa diperah air susunya. Mereka diperintahkan untuk membiarkan unta tersebut hidup dan mereka bisa mengambil air susunya. Allah berfirman:

{وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمۡ صَـٰلِحࣰاۚ قَالَ یَـٰقَوۡمِ ٱعۡبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنۡ إِلَـٰهٍ غَیۡرُهُۥۖ قَدۡ جَاۤءَتۡكُم بَیِّنَةࣱ مِّن رَّبِّكُمۡۖ هَـٰذِهِۦ نَاقَةُ ٱللَّهِ لَكُمۡ ءَایَةࣰۖ فَذَرُوهَا تَأۡكُلۡ فِیۤ أَرۡضِ ٱللَّهِۖ وَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوۤءࣲ فَیَأۡخُذَكُمۡ عَذَابٌ أَلِیمࣱ }

“Dan kepada kaum Tsamud (Kami utus) saudara mereka Saleh. Dia berkata, Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Ini (seekor) Unta betina dari Allah sebagai tanda untukmu. Biarkanlah ia makan di bumi Allah, janganlah disakiti, nanti akibatnya kamu akan mendapatkan siksaan yang pedih.” [QS Al-Aʿrāf: 73]

Respon Mereka Terhadap Petunjuk

“tetapi mereka lebih menyukai kebutaan (kesesatan) daripada petunjuk itu,” (QS Fushshilat: 17)

Mereka tak mau mengikuti petunjuk tersebut, mereka berpaling darinya bahkan lebih nyaman berada di zona kegelapan & kesesatan mereka, Allahul musta’an.

Selain itu, mukjizat nabi Shalih berupa unta ajaib yang mereka tahu sendiri keajaibannya itu, mereka sembelih kemudian mereka pun menantang agar azab Allah diturunkan pada mereka.

Dalam ayat lain Allah sebutkan:

{قَالَ ٱلَّذِینَ ٱسۡتَكۡبَرُوۤا۟ إِنَّا بِٱلَّذِیۤ ءَامَنتُم بِهِۦ كَـٰفِرُونَ (76) فَعَقَرُوا۟ ٱلنَّاقَةَ وَعَتَوۡا۟ عَنۡ أَمۡرِ رَبِّهِمۡ وَقَالُوا۟ یَـٰصَـٰلِحُ ٱئۡتِنَا بِمَا تَعِدُنَاۤ إِن كُنتَ مِنَ ٱلۡمُرۡسَلِینَ (77) }

“Orang-orang yang menyombongkan diri berkata, Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kalian imani. Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan berlaku angkuh terhadap perintah Tuhannya. Mereka berkata, Wahai Saleh! Buktikanlah ancamanmu pada kami, jika benar engkau seorang rasul!”. [QS Al-Aʿrāf: 76-77]

Hukuman Yang Allah Turunkan

“Maka mereka disambar petir sebagai azab yang menghinakan disebabkan apa yang telah mereka kerjakan.” [QS Fuṣṣilat: 17]

Setelah datang penjelasan dengan terang, setelah diutus Rasul untuk menjelaskan, disampaikan mukjizat untuk membuktikan, namun mereka tak mau juga beriman bahkan berpaling & mencela utusan Allah, maka azab Allah pun turun pada mereka.

Selain petir yang menyambar-nyambar pada mereka sebagaimana disebutkan di ayat ini, mereka pun ditimpa gempa bumi yang sangat dahsyat. Allah ta’ala berfirman:

{فَعَقَرُوا۟ ٱلنَّاقَةَ وَعَتَوۡا۟ عَنۡ أَمۡرِ رَبِّهِمۡ وَقَالُوا۟ یَـٰصَـٰلِحُ ٱئۡتِنَا بِمَا تَعِدُنَاۤ إِن كُنتَ مِنَ ٱلۡمُرۡسَلِینَ (77) فَأَخَذَتۡهُمُ ٱلرَّجۡفَةُ فَأَصۡبَحُوا۟ فِی دَارِهِمۡ جَـٰثِمِینَ (78) }

“Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan berlaku angkuh terhadap perintah Tuhannya. Mereka berkata, “Wahai Ṣalih! Buktikanlah ancaman kamu kepada kami, jika benar engkau salah seorang rasul!”. Lalu datanglah gempa menimpa mereka, dan mereka pun mati bergelimpangan di dalam reruntuhan rumah mereka.” [QS Al-Aʿrāf: 77-78]

Renungan Untuk Kita

Begitulah kaum Tsamud, Allah ceritakan pada kita untuk kita jadikan pelajaran agar jangan sampai kita terjerumus seperti apa yang mereka lakukan: mendahulukan kegelapan daripada petunjuk.

Ketika datang pada kita cahaya tauhid, jangan sampai kita justru memilih kesyirikan. Ketika datang pada kita cahaya Sunnah, jangan sampai kita justru memilih penyimpangan. Ketika datang cahaya ketaatan, jangan sampai kita memilih kemaksiatan.

Jangan sampai turun hukuman pada kita sebagaimana turun hukuman pada kaum Tsamud, wal’iyadzubillah. Semoga Allah berikan taufik.

 

Ditulis Oleh Ustadz: Amrullah Akadhinta, S.T.

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Secret Link