Makna Isti’anah: Ketika Hati Hanya Bergantung kepada Allah

Makna Isti’anah: Ketika Hati Hanya Bergantung kepada Allah

4 hours yang lalu
Makna Isti’anah: Ketika Hati Hanya Bergantung kepada Allah

Makna Isti’anah: Ketika Hati Hanya Bergantung kepada Allah

Setiap hamba pasti menghadapi berbagai kesulitan dalam hidup, baik dalam urusan agama maupun dunia. Di saat seperti itu, ke mana hati berpaling? Islam mengajarkan satu bentuk ibadah yang mulia namun sering dilupakan: isti’anah, yaitu meminta pertolongan hanya kepada Allah. Ibadah ini bukan sekadar ucapan, namun bukti tawakal dan pengakuan bahwa tiada daya dan upaya selain dari-Nya.

Ibadah Isti’anah (Meminta Pertolongan) dan Dalilnya

  1. Definisi dan Kedudukan Isti’anah dalam Islam

Allah Ta’ala berfirman : 

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

{Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan}” (QS. Al-Fatihah: 5).

Makna Isti’anah Secara Umum  

Isti’anah artinya meminta pertolongan. Meminta pertolongan kepada Allah bisa dalam urusan agama maupun dunia. Jika Allah tidak memberi pertolongan kepada seseorang, maka ia tidak akan mendapatkan apa pun dari apa yang diinginkannya. 

  1. Hubungan Isti’anah dengan Tauhid

Ayat ini datang setelah lafaz ibadah, karena isti’anah merupakan cabang dari pengakuan terhadap keesaan Allah. Barangsiapa yang mengakui bahwa Allah adalah satu-satunya yang disembah, maka ia pun akan meminta pertolongan hanya kepada-Nya, karena hanya Allah yang sempurna sifat-sifat-Nya.

  1. Pengakuan Uluhiyyah dan Rububiyyah dalam Ayat Al-Fatihah  

Hubungan dengan Tauhid Uluhiyyah dan Rububiyyah  

Firman Allah:     

Kalimat Penutup: 

Isti’anah adalah bentuk nyata dari tauhid, karena seorang hamba yang jujur dalam tauhidnya akan selalu menggantungkan hatinya hanya kepada Rabbnya. Maka perkuatlah imanmu dengan membiasakan isti’anah kepada Allah dalam setiap urusan, dan tinggalkan kebiasaan meminta kepada makhluk kecuali dalam perkara yang memang dibolehkan. Semoga Allah menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang bergantung hanya kepada-Nya dan selalu dekat dalam doa dan harapan.

Rujukan utama Syarah Tsalatsatil Ushul, Syaikh Khalid Al-Mushlih -hafidzahullah-

 

Wallohu a’lam semoga bermanfaat, baarokallohu fiikum

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Secret Link