حكم تكرار صلاة الاستخارة
🎙️ Syekh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah bin Baz (wafat 1420 H) rahimahullah
السؤال: أخونا من ليبيا منذر يسأل أيضًا ويقول: هل تشرع صلاة الاستخارة مكررة أم تكفي مرة واحدة؟
Pertanyaan: Saudara kita dari Libya, Mundzir, juga bertanya: Apakah boleh melaksanakan salat istikharah berulang-ulang atau cukup dilakukan satu kali saja?
الجواب: تشرع مكررة حتى يطمئن قلبه وينشرح صدره لما يريد، ويستشير إخوانه الثقات المعروفين الذين يعتقد فيهم الخير، وأنهم يحبون له الخير يستشيرهم بعد الصلاة، يصلي ركعتين ويستخير ربه بما جاء في حديث جابر -والحديث معروف موجود في رياض الصالحين وغيره- ثم يستشير بعد الدعاء فإن انشرح صدره وإلا أعاد الصلاة وأعاد الاستشارة، وهكذا مرتين ثلاث أربع أكثر حتى يحصل له الطمأنينة والانشراح في الزواج أو في شراء بيت أو في سفر إلى بلد أو في إقامة شركة أو ما أشبهها من الأمور التي تشتبه عليه، فيستخير الله فيها ويستشير إخوانه الطيبين ثم يعمل ما يطمئن إليه قلبه وينشرح له صدره بعد الاستخارة وبعد الاستشارة. نعم.
Jawaban: Disyariatkan untuk mengulang-ulang salat tersebut hingga hatinya tenang dan pikirannya tenteram dengan apa yang diinginkannya. Hendaknya ia berkonsultasi dengan saudara-saudaranya yang terpercaya dan ia kenal, yang ia yakini kebaikannya dan mereka menyukai kebaikan untuknya. Ia hendaknya berkonsultasi dengan mereka setelah salat. Dia salat dua rakaat beristikharah kepada Rabnya dengan doa yang disebutkan dalam hadis Jabir—sebuah hadis terkenal yang terdapat dalam kitab Riyadh Ash-Shalihin dan kitab lainnya—lalu ia hendaknya bermusyawarah setelah berdoa. Jika hatinya tenteram, maka lanjutkan; jika tidak, ia hendaknya mengulang-ulang salat dan bermusyawarah. Ia bisa melakukan hal ini dua, tiga, empat kali, atau lebih hingga ia mencapai ketenangan dan ketenteraman, baik dalam perkara pernikahan, membeli rumah, bepergian ke suatu negara, mendirikan perusahaan, atau hal-hal serupa yang belum jelas baginya. Ia hendaknya beristikharah kepada Allah mengenai hal-hal tersebut dan bermusyawarah dengan saudara-saudaranya yang baik, kemudian mengerjakan apa yang hatinya tenteram dan pikirannya tenang setelah istikharah dan musyawarah.
Sumber:

