IMAN KEPADA ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA
3. Beriman kepada Uluhiyah Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kita mengetahui dan meyakini bahwa hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala saja ilah yang sebenarnya, tidak ada sekutu bagi-Nya. Hanya Dia yang berhak disembah. Dia-lah Rabb (Tuhan) semesta alam, ilah alam jagad raya. Kita menyembah-Nya dengan cara yang Dia syari’atkan, disertai kesempurnaan hina kepada-Nya, kesempurnaan cinta dan kesempurnaan pengagungan.
Kita mengetahui dan meyakini bahwa sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Esa dalam rububiyah-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya. Maka, demikian pula Dia Maha Esa pada uluhiyah-Nya, tiada ada sekutu bagi-Nya. Maka, kita hanya menyembah-Nya saja, tiada sekutu bagi-Nya dan kita menjauhi penyembahan kepada selain-Nya. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
قال الله تعالى: وَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ [البقرة/163]
Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; Tidak ada Tuhan (Yang hak di sembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. [Al-Baqarah/2:163]
Setiap yang disembah selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka uluhiyahnya adalah batil dan penyembahan kepadanya adalah batil.
ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ [الحج/62]
(Kuasa Allah Subhanahu wa Ta’ala) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala, Dialah (Rabb) yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala, Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. [Al-Hajj/22 :62]
4. Beriman kepada Asma` dan Sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Pengertiannya: memahaminya, menghapalnya, mengakuinya, menyembah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengannya, dan mengamalkan tuntutannya. Maka, mengenal sifat-sifat keagungan, kebesaran, kemuliaan, dan keagungan Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengisi hati semua hamba karena membesarkan dan mengagungkan-Nya.
Dan, mengenal sifat kemuliaan, kemampuan, kekuasaan mengisi hati sifat hina, tunduk, dan merendahkan diri di hadapan Rabb-nya.
Dan, mengenal sifat-sifat kasih sayang, kebaikan, pemurah, dan pemberi mengisi hari rasa ingin dan berharap pada karunia, kebaikan, dan kemurahan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dan, mengenal sifat ilmu dan meliputi, mengharuskan bagi hamba sifat muraqabah kepada Rabb-nya dalam segala gerak geriknya.
Gabungan semua sifat ini mengharuskan seorang hamba untuk memiliki sifat mahabbah (cinta), rindu, bahagia dekat dengan-Nya, tawakkal, dan mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala saja, tidak ada sekutu bagi-Nya.
Kita menetapkan bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala asma` dan sifat (Nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang mulia) yang ditetapkan-Nya untuk diri-Nya atau yang ditetapkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bagi-Nya. Kita beriman kepada-Nya dan kepada yang diindikasikan atasnya berupa ma’na dan pengaruh. Maka, kita beriman bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala رَحِيْمٌ(Maha Pengasih) dan pengertiannya adalah bahwa Dia mempunyai sifat kasih sayang. Dan di antara pengaruh dari nama ini: bahwa Dia memberikan kasih sayang kepada orang yang dikehendaki-Nya. Dan, seperti inilah penjelasan pada nama-nama yang lain. Kita menetapkan hal itu berdasarkan atas sifat dan asma` yang pantas bagi kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala tanpa ada tahrif (mengubah lafazh dan membelokkan makna sebenarnya), ta’thil (pengingkaran seluruh atau sebagian asma` dan sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala), takyif (menanyakan bagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala), dan tamtsil (menyerupakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan makhluk-Nya berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ [الشورى/11]
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. [Asy-Syura/42:11]
Kita mengetahui dan meyakini bahwa hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala semata yang memiliki nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang tinggi dan kita berdoa kepada-Nya dengannya:
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
قال الله تعالى: وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ [الأعراف/180].
Hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asma-ul husna itu dan tinggalakanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. [Al-A’raaf/7 :180]
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi waa sallam bersabda.
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله- صلى الله عليه وسلم- قال: «إنَّ للهِ تِسْعَةً وَتِسْعِيْنَ اسْماً، مِائَةً إلَّا وَاحِداً، مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الجَنَّةَ». متفق عليه.
“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala mempunyai 99 nama, seratus kurang satu. Barangsiapa yang dapat menghitungnya niscaya ia masuk surga.” Muttafqun ‘alaih.[1]
[Disalin dari مختصر الفقه الإسلامي (Ringkasan Fiqih Islam Bab : Tauhid dan keimanan التوحيد والإيمان ). Penulis Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri Penerjemah Team Indonesia islamhouse.com : Eko Haryanto Abu Ziyad dan Mohammad Latif Lc. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2012 – 1433]
________
Footnote
[1] HR. Al-Bukhari no.7392 dan Muslim no. 2677.
Leave a Reply