SEPULUH KAIDAH PENTING TENTANG ISTIQOMAH
Kaidah Kedelapan: Buah dari istiqomah di dunia adalah bisa istiqomah ketika meniti shirot (jalan) pada hari kiamat nanti
Siapa yang telah di beri hidayah (petunjuk) untuk meniti shirothol mustaqim (jalan yang lurus) yaitu jalannya Allah Azza wa jalla di dunia ini maka dia akan di beri hidayah di kampung akhirat nanti ketika sedang menyebrangi shirot yang di bawahnya adalah neraka jahanam. Maka pada hari kiamat seseorang akan berjalan melewati shiroth yang telah di bentangkan di atas neraka jahanam yang mana dia lebih tajam dari pada mata pedang dan lebih lembut dari pada rambut.
Setiap manusia di perintahkan untuk melewati shiroth (titian) ini, namun pada akhirnya setiap orang saling berbeda-beda di dalam cara melewatinya sesuai dengan kadar amal perbuatannya ketika masih di dunia, demikian pula sesuai dengan keistiqomahanya dalam menempuh shirothol mustaqim pada kehidupannya di dunia.
Imam Ibnu Qoyyim mengatakan, “Barangsiapa yang telah diberi hidayah (petunjuk) di dunia ini kepada shirothol mustaqim (jalan yang lurus) oleh Allah Azza wa jalla yang mana Allah Ta’ala telah mengutus para rasulNya dengannya dan menurunkan bersama mereka kitab-kitabNya, dengan sebab itu dia akan diberi hidayah ketika meniti shiroth yang akan mengantarkan kepada surgaNya dan negeri balasan. Namun ketetapan seorang hamba di atas shiroth (jalan yang lurus) ini yang mana di bentangkan oleh Allah Azza wa jalla di dunia akan menjadikan tetapnya dia ketika melewati shiroth yang berada di atas neraka jahanam di akhirat nanti sesuai dengan kadar amalannya, dan seberapa besar ia didalam (menempuh) pada jalan yang lurus ini (ketika didunia) maka begitu pula kadarnya ketika melewati shiroth di akhirat nanti sehingga di antara mereka ada yang melewatinya secepat kilat, di antara mereka ada yang melewatinya seperti kedipan mata, di antara mereka ada yang melewatinya secepat angin, ada yang seperti orang yang naik kendaraan, ada yang seperti orang yang berlari, ada yang seperti orang yang berjalan kaki, dan ada di antara mereka yang merangkak, ada yang tersambar oleh api neraka dan ada yang terjatuh kedalamnya, maka seorang hamba dalam melewati shiroth sesuai kadar ia di dalam menjalani shirotol mustaqim sebagai balasan yang setimpal, Allah Ta’ala berfirman:
قال الله تعالى: ﴿هَلْ تُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ [النمل: 90]
“Tiadalah kamu dibalasi, melainkan (setimpal) dengan apa yang dahulu kamu kerjakan“. [an-Naml/27: 90].
Perhatikan serta berhati-hatilah terhadap syubhat (kerancuan.pent) dan syahwat (hafa nafsu) yang akan memalingkan dari jalan yang lurus ini, maka sesungguhnya shiroth adalah (seperti) besi bengkok yang akan menjauhkan dari shiroth tersebut kemudian ia tersambar oleh api neraka, dan terhalangi untuk melewatinya, walaupun demikian Allah berfirman:
قال الله تعالى: وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ [فصلت: 46]
“Dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu Menganiaya hamba-hambaNya“. [Fushilat/41:46][1]
Dalam kesempatan yang lain beliau menegeskan: “Barangsiapa yang dalam kehidupan di dunia ini telah tersambar fitnah syubhat serta syahwat (sehingga) berpaling dari jalan yang lurus, maka dia akan tersambar oleh jilatan api mana kala melewati shiroth pada hari kiamat nanti seperti halnya dia tersambar oleh (fitnah) syubhat dan syahwat didunia, dan pada tempatnya ada pembahasan yang lain dalam kitab ini (al-Jawabul kaafii)[2]
[Disalin dari عَشْرُ قَوَاعِدَ فِي الاسْتِقَــامَةِ (edisi Indonesia : Sepuluh Kaidah Penting Tentang Istiqomah). Penulis Prof. DR. Abdurrazaq bin Abdul Muhsin al-Badr Penerjemah Abu Umamah Arif Hidayatullah, Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com]
_______
Footnote
[1] Madaarijus Saalikin 1/10
[2] Jawabul kafi 123
Leave a Reply