Penentuan Awal Puasa Ikut Keputusan Pemerintah – Ustadz DR Syafiq Riza Basalamah MA

Penentuan Awal Puasa Ikut Keputusan Pemerintah – Ustadz DR Syafiq Riza Basalamah MA

Bagiaman bila sesorang melihat hilal, namun kesaksiannya tidak diterima oleh pemerintah. Apa yang harus ia lakukan? – Ustadz DR Syafiq Riza Basalamah MA

Simak selengkapnya full kajian ada di : https://youtu.be/9z3zoL3-lFU


Silahkan bergabung dan mendapatkan tulisan, audio, video serta jadwal kajian Ust. DR. Syafiq Riza Basalamah di :

FB :

Syafiq Riza Basalamah Official / https://bit.ly/2q3eDpi

IG :

Syafiq Riza Basalamah Official

Twitter :

Syafiq Riza Basalamah Official / https://bit.ly/2GVl88e

telegram :

https://t.me/SRB_Official

website :

http://syafiqrizabasalamah.com/

source


Comments

22 responses to “Penentuan Awal Puasa Ikut Keputusan Pemerintah – Ustadz DR Syafiq Riza Basalamah MA”

  1. Di jepang sudah lihat hilal dan puasa
    Di Jepang matahari terbit duluan di banding indonesia

    Padahal kan bulan itu di seluruh dunia tidak berubah
    Disini faktor mendung aja

  2. Jaman pak Harto kita puasa dan lebaran bareng ya. Karena pak Harto Muhammadiyah, sedih aku. Puasa sendiri. Tapi gpp semua Allah yg menilai

  3. Menteri yg sebelum moderat

  4. Kalau masalah ni aq setuju ma wahabi…

  5. Seharusnya kita tidak boleh ikut pemerintah klo memang kita melihat hilal ustadz,, krn pasti cuma ada 1 metode yg betul dalam menentukan 1 ramadhan. Krn malam lailatul qodr juga cuma 1. Jika salah menentukan tgl 1 Ramadhan, praktis tidak akan dapat lailatul qodr.

  6. Ini ustadz tak baca fatwa imam ahmad nich, dasar ulama suu'

  7. bgmn dg q.s. an nisa :59?….

  8. Tapi pemerintah sendiri tidak mewajibkan masyarakatnya untuk ikut, mereka mempersilahkan masyarakat kalo mau berbeda.

  9. Kalo ikut pemerintah tapi saya kan gak lihat sendiri istad ..trus udah ada yg lrbaran…tapi saya kita tetep ikut 1 syawal olehbpemeriktah..puasa nnya tetep apa gak puasa ustad..

  10. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ…

    AWAL ROMADHON DAN 'IDUL FITHRI TAHUN 2023 INI MASIH ADA PERBEDAAN…?

    Kasus semacam ini memang sudah ada sejak masa silam. Namun di zaman now, di zaman globalisasi sekarang perbedaan tersebut sebenarnya dapat dihilangkan jika para ulil amri negara negara yang mayoritas muslim ada niat baik mengedepankan persatuan tanpa terkotak kotak ego domestik/ daerah, wilayah maupun negara dengan didasari Firman Allah Swt :

    وَا عْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖ وَا ذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَآءً فَاَ لَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَ صْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖۤ اِخْوَا نًا ۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّا رِ فَاَ نْقَذَكُمْ مِّنْهَا ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَـكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ

    "Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu berpecah belah, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk."
    (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 103)

    Solusinya secara syari'at dengan :
    * Para ulil amri negara negara mayoritas muslim bersatu melaksanakan Ru-yatul Hilal secara global internasional secara bersama -sama dan terpadu dengan meninggalkan pengkotakan ego domestik/negara maupun ego sekterian/kelompok, golongan…

    Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW :

    الصَّوْمُ يَوْمَ تَصُومُونَ وَالْفِطْرُ يَوْمَ تُفْطِرُونَ وَالأَضْحَى يَوْمَ تُضَحُّونَ

    “Puasa kalian ditetapkan tatkala mayoritas kalian berpuasa, hari raya Idul Fithri ditetapkan tatkala mayoritas kalian berhari raya, dan Idul Adha ditetapkan tatkala mayoritas kalian beridul Adha.” (HR. Tirmidzi no. 697. Hadits ini shahih kata Syaikh Al Albani).

    Imam Tirmidzi ketika menyebutkan hadits ini berkata,

    وَفَسَّرَ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ هَذَا الْحَدِيثَ فَقَالَ إِنَّمَا مَعْنَى هَذَا أَنَّ الصَّوْمَ وَالْفِطْرَ مَعَ الْجَمَاعَةِ وَعُظْمِ النَّاسِ

    “Para ulama menafsirkan bahwa hadits ini yang dimaksud adalah berpuasa dan berhari raya bersama al jama’ah dan mayoritas manusia”.

    Untuk mempermudah terlaksananya Ru-yatul Hilal secara global internasional secara bersama -sama dan terpadu tersebut para ulil amri negara negara mayoritas muslim bisa membentuk majelis dan mengangkat salah seorang dari para ulil amri negara negara mayoritas muslim tersebut sebagai pimpinan/imam majelis tersebut…

    *Para ulil amri negara negara mayoritas muslim tersebut wajib menerapkan dan mengimplementasikan Dalil Ru-yatul Hilal sesuai redaksi hadits yang asli dan original tanpa ditambah opini penyesatan hilal hanya oleh masing-masing negeri yang jadi patokan…

    Dalil Ru-yatul Hilal tanpa pembatasan golongan, kelompok, maupun wilayah/negeri :

    Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

    إِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَصُومُوا, وَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَأَفْطِرُوا, فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدُرُوا لَهُ

    “Jika kalian melihat hilal, maka berpuasalah. Jika kalian melihatnya lagi, maka berhari rayalah. Jika hilal tertutup, maka genapkanlah (bulan Sya’ban menjadi 30 hari).” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 1906 dan Muslim no. 1080).

    وَعَنِ اِبْنِ عُمَرَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: – تَرَاءَى اَلنَّاسُ اَلْهِلَالَ, فَأَخْبَرْتُ رَسُولَ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – أَنِّي رَأَيْتُهُ, فَصَامَ, وَأَمَرَ اَلنَّاسَ بِصِيَامِهِ – رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ, وَالْحَاكِمُ

    Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Manusia sedang memperhatikan hilal. Lalu aku mengabarkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa aku telah melihat hilal. Kemudian beliau berpuasa dan memerintahkan kaum muslimin untuk berpuasa.” Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Daud dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan Al Hakim.
    * Para ulil amri negara negara berpenduduk muslim tersebut seyogyanya dengan ikhlash mengakui Hilal yang telah terlihat di salah satu atau di beberapa negara mayoritas muslim tersebut karena mereka hidup di bumi/ ardhi yang sama…

    Adapun Dalil yang mendasarinya Rasulullah SAW menerima Ru-yatul Hilal dari seorang 'Arab Badui tanpa membedakan suku dan daerah maupun negeri dari Arab Badui tersebut :

    وَعَنِ اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ أَعْرَابِيًّا جَاءَ إِلَى اَلنَّبِيِّ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالَ: – إِنِّي رَأَيْتُ اَلْهِلَالَ, فَقَالَ: ” أَتَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ? ” قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: ” أَتَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اَللَّهِ? ” قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: ” فَأَذِّنْ فِي اَلنَّاسِ يَا بِلَالُ أَنْ يَصُومُوا غَدًا” – رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ خُزَيْمَةَ, وَابْنُ حِبَّانَ وَرَجَّحَ النَّسَائِيُّ إِرْسَالَهُ

    Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa seorang Arab Badui ada pernah datang menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia pun berkata, “Aku telah melihat hilal.” Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam– bertanya, “Apakah engkau bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah?” Ia menjawab, “Iya.” “Apakah engkau bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah?“, Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam– kembali bertanya. Ia pun menjawab, “Iya.” Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam– pun memerintah, “Suruhlah manusia wahai Bilal agar mereka besok berpuasa.” Diriwayatkan oleh yang lima, yaitu Abu Daud, An Nasai, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban menshahihkannya…

    Batasan wilayah pelaksanaan Ru-yatul hilal global bersama dan terpadu dari negara negara mayoritas muslim tersebut, bisa ditentukan umpamanya di mulai dari Indonesia sampai Turki atau negara mayoritas muslim lainnya dengan catatan tidak melebihi batas tempat pergantian tanggal /GMT Inggris…

    Indonesia secara geografis berada pada bagian timur bumi, maka jika berpuasa maupun berhari raya pada hari yang sama dan pada tanggal yang sama dengan negara Saudi Arabiya maka bedanya hanya 4 jam-an lebih dahulu, sebaliknya jika berpuasa maupun berhari raya berbeda dengan negara Saudi Arabiya selain beda hari dan tanggalnya, juga beda jauh 19 jam-an lebih lama…

    *Para ulil amri negara negara mayoritas muslim tersebut seyogyanya meninggalkan penggunaan dalil penolakan kesaksian dalam melihat hilal yang bertentangan dengan hadits hadits Ru-yatul Hilal pada saat hidupnya Rasulullah seperti HR Muslim 1087 karena dari alur narasinya dapat disimpulkan hadits ini ada setelah Rasulullah SAW wafat yaitu pada saat Muawiyah menjadi Gubernur Syam/Syiria pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan R'A.
    Juga meninggalkan pendapat pendapat tanpa dasar dalil yang jelas dan yang
    bertentangan dengan kebanyakan hadits hadits Ru-yatul Hilal…

  11. Mayoritas Umat Islam sangat mengharapkan dengan terlaksananya Ru-yatul Hilal secara global internasional secara bersama -sama dan terpadu negara negara mayoritas muslim tersebut karena akan berdampak positif :
    1.Semakin meminimalkan perbedaan dan pertentangan yang berkaitan hukum syar'i seperti contoh :
    -Jika terlihat hilal awal Romadhan tapi karena terkotak domestik, wilayah, negara maka karena tempat mereka yang tidak melihat hilal akhirnya meninggalkan kewajiban berpuasa.
    -Jika terlihat hilal awal Syawal tapi karena terkotak domestik, wilayah, negara maka karena tempat mereka yang tidak melihat hilal akhirnya berpuasa pada hari yang diharamkan.
    -Jika terlihat hilal awal Dzulhijjah tapi karena terkotak domestik, wilayah , negara maka karena tempat mereka yang tidak melihat hilal maka seperti menyangka jema'ah haji yang berwukuf tidak shah karena masih tgl.08 Dzulhijjah, padahal mereka yang berpuasa sunat hari arafah yang sebenarnya berpuasa pada hari yang diharamkan.

    2.Secara haqiqat semakin memperkuat bahwa negara negara mayoritas muslim tersebut satu qiblat dan satu Aqidah…

    3.Tidak ada lagi stigma negatif berpuasa maupun berhari raya berbeda dengan pemerintah, sehingga hadits bisa mengimplementasikan pendapat Imam Ahmad :
    يَصُومُ مَعَ الْإِمَامِ وَجَمَاعَةِ الْمُسْلِمِينَ فِي الصَّحْوِ وَالْغَيْمِ

    “Berpuasalah bersama imam kalian dan bersama kaum muslimin lainnya baik ketika melihat hilal dalam keadaan cuaca cerah atau mendung.”

    4. Jamaah kaum muslimin semakin taqorub ilallah…
    يَدُ اللَّهِ عَلَى الْجَمَاعَةِ

    “Allah akan senantiasa bersama para jama’ah kaum muslimin”.

    Jika Para Ulil Amri negara negara mayoritas muslim tersebut tidak ada niatan dan tindakan untuk mempersatukan penentuaan hilal awal bulan yang Sangat urgent dan penting tersebut maka jama'ah kaum muslimin boleh dan tidak mengapa berbeda dengan ulil amri/ pemerintah karena Ulil Amri yang wajib dithaati umat adalah Ulil Amri yang lebih dahulu dalam menthaati Allah Swt dan RasulNya, itulah sebabnya dalam AyatNya tertulis :
    "Yaaa ayyuhallaziina aamanuuu athii'ulloha wa athii'ur-rosuula wa ulil-amri mingkum", Bukan tertulis "Yaaa ayyuhallaziina aamanuuu athii'ulloha wa athii'ur-rosuula wa athii'ulil-amri mingkum"
    Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

    يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَطِيْـعُوا اللّٰهَ وَاَ طِيْـعُوا الرَّسُوْلَ وَاُ ولِى الْاَ مْرِ مِنْكُمْ ۚ فَاِ نْ تَنَا زَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَا لرَّسُوْلِ اِنْ كُنْـتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِا للّٰهِ وَا لْيَـوْمِ الْاٰ خِرِ ۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا

    "Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya."
    (QS. An-Nisa' 4: Ayat 59)

    ( والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ )

  12. Mohon dibantu jawab, bagaimana puasa kalo udh mendengar gema takbir, karena perbedaan

  13. Ini bukan ikut ormas sama pemerintah
    Tapi ikut Muhammadiyah atau NU

  14. Sudah ad dalil baik dari alqur,an dan hadist shoheh ,tinggal memahaminya,bahwa metode paling mudah ,paling gampang adalah rukyat,,,,,,, ikut dalil itu juga cara pemerintah, kalo NU itu banyak sama dgn muhammadiyyah,contoh di kediri, madura dll…

  15. Semoga orang muhamadiyah menjadi menteri agama di Indonesia, agar lebaran bersama, karena salafi ikut pemerintah…..

  16. Baru ini ada gerhana ya ustad.. masa besoknya puasa jg..😅😅

  17. Maaf ustad kesepakat 3drajat ,emang ada dalilnya , harus 3drajat baru bisa dikatakan sudah masuk bulan baru🙏🙏

  18. Kalo misal nya ulil amrinya gak beres gimana ustad??

  19. Zaman nabi semua Rakyat bebas melihat hilal.

  20. hanya di indonesia ormas bisa menentukan lebaran masing2..harusnyabsih ormas hanya memberi masukan keputusan satu pintu mutlak di tangan penerintah..saran sih yaaa

  21. Alhamduliilah, thanks buat penjelasannya.

  22. Salafi sebenarnya 100 persen Muhammadiyah, di akhir akhir kok terkesan mencari identitas yang seharusnya tidak beda dibuat beda. Contoh awal puasa ikut otoritas penguasa, sementara Muhammadiyah menurut ilmu, sebagian mereka mu nuduh Muhammadiah NU Bid'ah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *