Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam bersabda,
لَا تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ
“Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukan satu amalan jika kalian lakukan maka kalian akan saling mencintai? Yaitu sebarkan salam diantara kalian.” [HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallaahu’anhu]
Al-Imam Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah berkata,
وأقبح ما يفعله بعض السفهاء الذين انبهروا بقوة الغرب المادية حتى ظنوا أن الرقي والتقدم بتقليدهم حتى في الشعائر الدينية حيث كان يعضهم يقول: باي باي يعني السلام عليك وربما علموها صبيانهم كما سمعنا ذلك فعلاً من بعض الصبيان إذا انصرف أو انصرفت عنه قال: باي باي من أين جاء هذا إلا من تعليم الآباء ضعفاء النفوس ضعفاء الشخصيات المسلم يجب أن يكون عزيزاً بإسلامه ودينه وأن يفخر إذا طبق شريعة الله في نفسه وفي عباد الله.
ثم اعلم أن المشروع أن يسلم الصغير على الكبير والقليل على الكثير والراكب على الماشي والماشي على القاعد فإن حصل تطبيق هذه السنة فهو الأفضل.
“Dan sejelek-jelek perbuatan sebahagian orang bodoh yang begitu kagum dengan kekuatan Barat dalam segi materi sehingga mereka mengira bahwa kemajuan dan perkembangan adalah dengan meniru-niru Barat, sampai-sampai pada syiar-syiar agama, yang mana sebagian mereka mengucapkan “Bye Bye” sebagai pengganti: Assalamu’alaikum.
Dan mungkin saja mereka ajarkan kepada anak-anak sebagaimana yang kita sering dengarkan ketika berpisah atau temannya meninggalkannya dia ucapkan bye bye; darimana hal ini kalau bukan hasil pengajaran orang tuanya…!?
Yaitu orang-orang yang meniru-niru Barat karena;
√ Kejiwaan yang lemah.
√ Kepribadian yang lemah.
Padahal seharusnya seorang muslim bangga dengan Islam dan ajarannya.
Dan hendaknya dia berjiwa besar ketika menjalankan perintah Allah pada dirinya dan kepada hamba Allah yang lain.
Dan ketahuilah bahwa yang disyariatkan adalah;
√ Orang yang muda memberi salam kepada yang tua.
√ Orang yang sedikit kepada yang banyak.
√ Orang yang naik kendaraan kepada yang berjalan kaki.
√ Orang yang berjalan kepada yang duduk.
Apabila sunnah ini terlaksana, demikian itulah yang utama.” [Nuur ‘Alad Darb: 338]
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
Al-Ustadz Muhammad Qodri, Lc hafizhahullah
Sumber:
https://web.facebook.com/taawundakwah/posts/2203330583233074
Telegram BIS: https://t.me/ilmusyar1
* Grup Whatsapp* :https://bit.ly/grupbis
Silakan disebar Artikel ini dengan tidak menambah atau mengurangi isi tulisan dan yang berkaitan dengannya
┅┅══❃ ✿❃══┅┅ ✿❃══┅┅
Leave a Reply