╔══❖•ೋ°° ೋ•❖══╗
           
                    *SBUM*
            *Sobat Bertanya*
         *Ustadz Menjawab*

╚══❖•ೋ°° ೋ•❖══╝

*NO*  : 3⃣1⃣6⃣

*Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS*
  https://grupislamsunnah.com

  *Kumpulan Soal Jawab SBUM*
  *Silakan Klik :* https://t.me/GiS_soaljawab

═══════ ° ೋ• ═══════

  *Judul bahasan*
       *CARA MEMINTA MAAF*      
       *KEPADA ORANG YANG*
*PERNAH KITA GHIBAHI*
      

  *Pertanyaan*
        Nama : Utik Sulistyo Ningsih
        Angkatan : 02
        Grup : 26
        Domisili : –

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz,
Saya sekarang bekerja di Jepang.
Di Jepang kontrak 3 tahun, namun karena ada masalah saya meminta pulang dipercepat.

Saya bingung harus memulai cerita dari mana.

Saya sadar akhir-akhir ini, selama ini saya sering diajak ngobrol dengan teman saya, namun teman saya ini sering membicarakan kejelekan orang dan sebelum saya benar-benar belajar soal Sunnah, apa yang dibicarakan teman saya sering saya bicarakan kembali dengan teman saya yang lain.

Ketika saya membicarakan itu, orang yang saya bicarakan itu mendengar, sehingga dia berubah sikap terhadap saya.

Saya bingung bagaimana cara saya meminta maaf kepada orang yang saya bicarakan padahal saya dapat informasi itu dari teman saya, namun saya tahu itu kesalahan saya.

Dan sekarang saya jarang ngobrol dengan teman saya, saking takutnya ngobrolin kejelekan orang, karena setiap bahan pembicaraannya kejelekan orang lain. Dan teman saya sering membuka-buka HP saya, namun saya tidak punya bukti untuk menegurnya.

Sekarang teman saya sering menyindir-nyindir saya setiap hari, kadang saya bingung harus bagaimana.

Saya ingin membicarakan dengan teman saya, namun setiap ingin berbicara dia justru menyindir-nyindir saya dengan temannya atau dengan orang tuanya, bahkan ketika saya shalat dia telpon dengan suara yang keras.

Saya bingung harus bagaimana menyikapinya?

Saat saya belajar Sunnah dan mulai mempraktikkannya, saya semakin dijauhi teman-teman saya.

Saya tidak makan daging di restoran ketika keluar bareng karena saya takut dan saya tahu itu daging tidak halal, tapi orang-orang selalu berbicara saya pelit atau apalah. Karena saya di sini hanya punya 1 teman cowok yang mengenalkan saya pada Sunnah.

Saya kadang pergi berdua jadi saya takut terjadi zina dengan pergi berdua, tapi cuma dia orang yang benar-benar membantu saya memperbaiki akhlak saya.

Saya memutuskan pulang karena berbagai hal tersebut.

Apakah keputusan pulang saya salah, Ustadz?

Dan bagaimana saya menyikapi orang-orang tersebut?

Bagaimana saya meminta maaf kepada orang-orang yang pernah saya bicarakan?

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.

*Jawaban*

وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته

بسم الله

1. Ketika Ukhty berniat untuk bekerja di Jepang maka telah kita ketahui bersama bahwa Jepang adalah bukan negara Islam. Mereka adalah negeri penyembah matahari.

Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda,

أَنَا بَرِيْءٌ مِنْ مُسْلِمٍ سَاكِنِ الْمُشْرِكِيْنَ

“Aku berlepas diri dari seorang Muslim yang menempati tempat tinggal kaum musyrikin”.
(HR. Abu Dawud).

Dan para ulama sangat ketat dalam memberikan kesempatan untuk tinggal di negeri kafir.

Adapun untuk seperti yang Ukhty lakukan bukan termasuk yang diperbolehkan.

2. Ketika Ukhty tinggal di Jepang, apakah Ukhty bersama suami atau sendiri?? Apabila bersama suami, maka Ukhty aman dari safar tanpa mahram

Adapun ketika Ukhty safar tanpa mahram maka itu perbuatan dosa.

Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :

لا تُسَافِرِ المَرْأَةُ إلَّا مع ذِي مَحْرَمٍ، ولَا يَدْخُلُ عَلَيْهَا رَجُلٌ إلَّا ومعهَا مَحْرَمٌ، فَقالَ رَجُلٌ: يا رَسولَ اللَّهِ إنِّي أُرِيدُ أنْ أخْرُجَ في جَيْشِ كَذَا وكَذَا، وامْرَأَتي تُرِيدُ الحَجَّ، فَقالَ: اخْرُجْ معهَا

“Seorang wanita tidak boleh melakukan safar kecuali bersama mahramnya. Dan lelaki tidak boleh masuk ke rumahnya kecuali ada mahramnya”.

Maka seorang Shahabat berkata:

View Source


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *