Sihir adalah sesuatu yang nyata dan memiliki hakikat. Ada berbagai macam bentuk sihir yang dipraktikkan oleh para pelakunya, mulai dari sihir yang membuat lelaki bisa tertarik kepada wanita atau sebaliknya, sihir yang membuat orang lain jatuh sakit, bahkan sihir yang bisa mematikan. Keberadaan sihir adalah sesuatu yang ditunjukkan oleh Al-Quran, di antaranya firman Allah,
وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ
“Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul.” (QS. Al Falaq: 4). Meminta perlindungan pada Allah dari sihir menunjukkan bahwa hakikatnya sihir itu benar adanya.
Tak tanggung-tanggung, perbuatan sihir bahkan pernah ditujukan kepada diri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Para ulama mengatakan bahwa turunnya surat Al-Falaq di atas demikian pula surat An-Naas disebabkan oleh peristiwa Nabi yang disihir. Ibunda ‘Aisyah berkata,
سَحَرَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ مِنْ بَنِي زُرَيْقٍ يُقَالُ لَهُ لَبِيدُ بْنُ الْأَعْصَمِ حَتَّى كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهُ كَانَ يَفْعَلُ الشَّيْءَ وَمَا فَعَلَهُ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah disihir oleh seseorang dari bani Zuraiq yang bernama Labid bin Al-A’sham, sampai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salllam dibuat membayangkan seolah-olah beliau melakukan sesuatu padahal beliau tidak berbuat apa-apa.” (HR. Bukhari, no. 5763 dan Muslim, no. 2189)
Sebagian kalangan mengingkari hal ini, mereka menganggap bahwa hal tersebut bertentangan dengan kema’shuman Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Tetapi yang benar bahwa Nabi memang tersihir, hanya saja sihir tersebut sama sekali tidak berpengaruh pada wahyu kenabian. Pengaruh maksimal dari sihir tersebut hanya sampai pada perasaan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang mendatangi istrinya padahal sebetulnya tidak.
Hikmah dari kejadian ini adalah sekali lagi menegaskan bahwa Nabi juga manusia biasa, beliau juga tidak lepas dari yang namanya sakit bahkan bisa terkena sihir. Jika salah seorang di antara kita terkena sihir, maka tenangkanlah dirinya dan ingatlah bahwa orang yang lebih baik dari kita yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun pernah terkena sihir.
Kejadian tersebut menjadi asbabun nuzul (sebab turunnya) surat Al-Falaq dan An-Naas. Setelah kejadian itu, Jibril ‘alahissalam lalu meruqyah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan Allah memberikan kesembuhan.
Ustadz dr. Raehanul Bahraen, M.Sc., Sp.PK. (Alumnus Ma’had Al Ilmi Yogyakarta)
Sumber: https://muslimafiyah.com/kenapa-nabi-terkena-sihir-ini-hikmahnya.html
Telegram BIS: https://t.me/ilmusyar1
* Grup Whatsapp* :https://bit.ly/grupbis
Silakan disebar Artikel ini dengan tidak menambah atau mengurangi isi tulisan dan yang berkaitan dengannya
┅┅══❃ ✿❃══┅┅ ✿❃══┅┅
Leave a Reply