*SBUM*
*Sobat Bertanya*
*Ustadz Menjawab*
╚══❖•ೋ°° ೋ•❖══╝
*NO : 1⃣2⃣4⃣*
*Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS*
https://grupislamsunnah.com
*Kumpulan Soal Jawab SBUM*
*Silakan Klik :* https://t.me/GiS_soaljawab
═══════ ° ೋ• ═══════
Judul Bahasan
*PENGERTIAN MADZHAB DAN*
*SEJARAH SINGKATNYA*
*Pertanyaan*
Nama: Tetty
Angkatan : 01
Grup : 075
Domisili : –
بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه
Tolong jelaskan perbedaan dan atau persamaan tiap mazhab serta keistimewaannya masing-masing madzhab. Kenapa hal itu bisa terjadi? Apa yang mendasari adanya perbedaan madzhab tersebut?
جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.
*Jawaban*
وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته
بسم الله
Madzhab secara bahasa berasal dari kata ذهب-يذهب yang artinya pergi.
Kata madzhab sendiri memiliki arti yang sangat luas, yaitu yang pertama artinya adalah jalan, jadi apabila ada kalimat seseorang mengikuti seseorang dengan madzhab yang baik maksudnya adalah jalan yang baik-baik.
Madzhab juga dapat diartikan sebagai cara atau metode ketika ada kalimat dipersempit menjadi madzhab-madzhab. Maksudnya adalah menjadi beberapa metode atau cara. Dan madzhab juga datang kepadanya makna lain yaitu tempat tujuan untuk berpergian.
Kalau ada kalimat seseorang pergi ke suatu ‘madzhab’ yang jauh, maksudnya adalah tempat yang jauh. Makna lain dari madzhab juga banyak yaitu tujuan, dasar, pemikiran, maksud, kepercayaan.
Sedang *secara istilah umum madzhab adalah suatu cara atau metode dalam memahami agama.*
Dan sekarang kita akan membahas bagaimana madzhab bisa muncul? Mengapa mereka dapat dikenal sampai sekarang, maka Insyaa Allah kita akan membahasnya secara ringkas sebagai berikut.
Pada zaman Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, Beliaulah yang menjadi rujukan dalam mengambil fatwa, dan perkataannya sangat jelas di setiap perkara, dan sangat sedikit sekali terjadi perbedaan di kalangan para Shahabat, walaupun di antara mereka ada ijtihad, akan tetapi ijtihad mereka dibarengi dengan pengkoreksian dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam.
Tidaklah para Shahabat itu berijtihad melainkan dalam dua keadaan, yaitu saat safar, atau keadaan lain yang tidak memungkinkan mereka untuk merujuk langsung kepada Rasululah Shallallahu Alaihi Wa Sallam, setelah mereka berijtihad mereka akan sesegera mungkin menemui Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam untuk memastikan ijtihad mereka, kalau salah mereka buang, kalau benar mereka ambil.
Sampai kepada wafatnya Baginda Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, perbedaan yang terjadi sangatlah sedikit, sekalipun ada perbedaan maka dalam hal tersebut maka para Shahabat merujuk kepada pemahaman Khulafau Ar-Rasyidiin dan juga ulama-ulama senior, dan ulama senior pun juga merujuk kepada Khulafau Ar Rasyidiin, mereka (Shahabat senior) akan merundingkan perbedaan yang terjadi dengan Khulafau Ar Rasyidiin, kemudian kekhalifahan akan memberikan fatwa dari perbedaan yang terjadi.
Demikian, berdasarkan hadits Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam :
“عليكم بسنتي و سنت الخلفاء الراشدين”
“Hendaklah kalian bersama Sunnahku dan Sunnah Khulafau Ar Rasyidin”.
Pada saat itu perbedaan sangat jarang terjadi, meskipun begitu tetap ada perbedaan, tapi tidaklah terjadi perbedaan kecuali pada masalah furu’iyah (percabangan) bukan Ushul (pokok). Kemudian para Shahabat ada yang berpisah ke beberapa negeri, yang akhirnya para penduduk negeri tersebut mengikuti Shahabat yang tinggal di negeri mereka. Terkhusus ketika masa-masa akhir generasi Shahabat. Maka para penduduk suatu negeri akan mengikuti fatwa Shahabat yang alim yang ada di negeri mereka, yang di mana para Shahabat adalah orang yang paling faqih, dan mereka bertemu langsung dengan Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam, dan hidup bersama para Shahabat yang lainnya, mereka mengambil ilmu yang murni dari sumber yang suci.
Leave a Reply