╔══❖•ೋ°° ೋ•❖══╗

*SBUM*
*Sobat Bertanya*
*Ustadz Menjawab*

╚══❖•ೋ°° ೋ•❖══╝

*NO : 0⃣7⃣9⃣*

*Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS*
https://grupislamsunnah.com

*Kumpulan Soal Jawab SBUM*
*Silakan Klik :* https://t.me/GiS_soaljawab

═══════ ° ೋ• ═══════

*Judul bahasan*
*MAKSUD DARI QIYAS DAN*
*TAKWIL DAN HARAPAN ORANG TUA*
*SYAIKH AL-ALBANI RAHIMAHULLAH*

*Pertanyaan*
Nama : Nenni Yuliati
Angkatan : 01
Grup : 40
Domisili : –

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

1. Apa yang dimaksud dengan *QIYAS* dan *TAKWIL?*

2. Apa yang diharapkan orangtua *Syaikh Al-Albani* dari beliau?

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم

*Jawaban*

وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته

بسم الله

Pertanyaan yang sangat bagus sekali dari Ukhti Nenni Yuliati hafizhakillah (semoga Allah menjagamu).

Baarakallahu fiikum.

*1. Arti dari Qiyas dan Takwil:*

A. *Qiyas* artinya analogi, di dalam Islam syari’at telah melarang kita menggunakan Qiyas kecuali yang sifatnya darurat dan itu pun dalam perkara-perkara ibadah ghairu mahdhah, bukan untuk digunakan pada ibadah mahdhah. Sebagai contoh menunaikan zakat di zaman Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dan para Shahabatnya radhiyallahu ‘anhum dengan menggunakan makanan pokok seperti: kurma, kismis, gandum dan anggur kering.

Oleh karena di Indonesia makanan pokoknya bukan seperti di negeri Arab atau di zaman Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, maka *diqiyaskan (dianalogikan)* dengan beras sebagai makanan pokok kita orang Indonesia.

B. *Takwil*, mari kita simak dan pahami bersama penjelasan dari *Al-Fadhil Al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat hafizhahullah* ketika beliau menjelaskan tentang arti takwil yang sebenarnya di dalam kitab *’Al-Masaail jilid 6*, halaman 183 beliau hafizhahullah menjelaskan dan menegaskan:

Arti ta’wil yang benar menurut Ulama mutaqaddimin (yang dahulu dari kaum salaf) mempunya dua arti:

1 .Dengan arti *tafsir*. Oleh karena itu Al-Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari setiap kali menafsirkan suatu ayat dia mengatakan ta’wil ayat ini yang maksudnya tafsir ayat ini.

2. Dengan arti *keadaan yang sebenarnya*.

Sedangkan kaum khalaf mengartikan ta’wil dengan arti bid’ah yaitu *memindahkan dari arti yang zhahir pada arti yang lain*. Seperti Tangan Allah diartikan dengan Kekuasaan Allah atau Allah datang diartikan dengan datang keputusan-Nya/perintah-Nya atau Allah turun ke langit dunia setiap sepertiga malam yang terakhir diartikan dengan turun rahmat-Nya. Arti ta’wil yang seperti ini tidak dikenal sama sekali di dalam Islam dan jelas menyalahi bahasa Arab yang Qur’an diturunkan dengan bahasa Arab.
(Lihat Fatawa Hamawiyah Kubra oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah).

*2. Apa yang diharapkan orang tua Syaikh Al-Albani rahimahumullah dari beliau?*

Mari kita simak sekelumit biografi *Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah* bersama sikap dan perkataan ayahnya kepada beliau yang ditulis oleh *Ustadz Mubarak Bamuallim hafizhahullah* di dalam buku *’Biografi Syaikh Al-Albani: Mujaddid dan Ahli Hadits Abad Ini’*, halaman 12-15 beliau menjelaskan:

“Beliau adalah seorang Imam Mujaddid (reformis), seorang ‘alim yang dapat dipercaya, peneliti yang cermat, ahli hadits dan fiqih di zaman ini, pembawa bendera tauhid dan Sunnah Rasulullah ﷺ yang berjalan meniti jejak salafush shalih dalam aqidah, ibadah, dan manhaj, pembela kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya ﷺ dari perubahan orang-orang yang melampaui batas atau yang menganggap baik kebathilan mereka atau penakwilan orang-orang yang jahil.

Nama lengkapnya: Muhammad Nashiruddin bin Nuh bin Adam Najati, nama julukannya: Al-Albani, disandarkan kepada negeri kelahirannya Albania, beliau dipanggil dengan sebutan Abu “Abdirrahman’.

Al-Albani rahimahullah dilahirkan pada tahun 1332 H, bertepatan dengan tahun 1914 M di kota Shkodera, ibukota lama republik Albania, beliau hidup di kota ini kurang lebih selama sembilan tahun.

View Source


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *