(Al-Ahzab: 33).
Bagaimana kita bisa mengganggap apa yang diperintahkan Allah sebagai penjara?
Namun, rumah memang penjara bagi wanita yang menginginkan:
• untuk kehilangan rasa malu atau
• bercampur dengan para pria.
Karena kebahagiaan tinggal di rumah adalah kebahagiaan yang sesungguhnya;
• Tinggal di rumah menunjukkan rasa malu
• Tinggal di rumah adalah sikap terpuji
• Tinggal di rumah menjauhkan wanita dari fitnah (cobaan yang menimpa agamanya)
• Tinggal di rumah menjauhkan wanita dari keluar bercampur baur dengan kaum pria.
Karena jika wanita itu keluar dan melihat para pria ini, (ia akan melihat berbagai hal dan berpikir);
• Ini adalah pemuda yang tampan
• Ini pria dewasa yang menawan
• Pria ini memakai pakaian yang indah
• Dan pemikiran lain semisalnya, yang menunjukkan ia terfitnah/ terpikat oleh pria, sebagaimana kaum pria terpesona oleh wanita.
Jadi para wanita harus bertaqwa kepada Allah dan kembali kepada apa yang difirmankan oleh Rabb dan Pencipta mereka, kembali kepada apa yang disabdakan utusan Rabb semesta alam Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam kepada mereka dan kepada selain mereka.
Hendaknya mereka meyakini bahwa mereka akan berjumpa dengan Allah ‘Azza wa Jalla. Mereka akan ditanya,
{ مَاذَا أَجَبْتُمُ الْمُرْسَلِينَ}
“Apa jawaban kalian terhadap para rasul?”
(Al-Qashash: 65).
Dalam keadaan mereka tidak tahu kapan akan bertemu dengan Allah Ta’ala:
• Bisa jadi di pagi hari seorang wanita berada di rumahnya dan istananya namun di sore hari ia berada di dalam kuburnya
• Atau di sore hari dia di rumahnya dan paginya sudah ada di dalam kuburnya”.
(Fatàwa Nùr ‘Alàd-Darb Kaset No. 371).
Maka tempat yang paling aman bagi seorang perempuan adalah rumah. Dan karena Islam adalah agama fitrah maka diamnya wanita di rumah adalah fitrah, sesuai dengan urf (budaya) tidak elok bagi wanita yang keluyuran keluar rumah dan bergaul ke sana kemari, melainkan untuk tinggal di rumah. Dan hikmah di balik itu semua sangat banyak, salah satunya adalah terjaganya harga diri seorang perempuan, terhindar dari fitnah, dan lebih dekat dengan Allah dan masih banyak lagi keutamaan wanita di rumah. Seorang laki-laki akan terjaga harga dirinya ketika keluar rumah (berkerja) sementara perempuan terjaga harga dirinya ketika di rumah. Ukhti fillah anti harus melawan tipu daya syaitan dengan keinginan anti keluar rumah, karena itu bukan fitrah melainkan tipu daya syaitan yang menjerumuskan.
Sungguh mulianya wanita sehingga dimudahkan jalannya menuju syurga dengan berbakti kepada suaminya. Dalam hadits dari Abdurrahman bin Aur radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi WA Sallam bersabda,
إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِى الْجَنَّةَ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ
“Apabila wanita shalat 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, menjaga kehormatannya, dan mentaati suaminya, maka disampaikan kepadanya: Silakan masuk surga dari pintu mana pun yang kamu inginkan”.
(HR. Ahmad 1683 dan dihasankan Syuaib Al-Arnauth).
Ini menunjukkan begitu mudahnya wanita dalam menjalani kehidupan ini dan juga tanggung jawab laki-laki sangatlah banyak dia diharuskan bertanggung jawab terhadap anak istri, orang tua, pekerjaan dan urusan-urusan lain di luar rumah, sementara istri hanya bertanggung jawab kepada rumah, dan berbakti kepada suami. Setelah menikah wanita sudah tidak memiliki tanggungan kepada orang tuanya lagi. Meski begitu dalam hubungan suami istri tidak dibenarkan dalam Islam kalau hanya istri yang mendapatkan ancaman ketika tidak berbuat baik kepada suami. Suami pun juga mendapatkan acaman, pertama hubungan antara suami terhadap istrinya adalah patokan baiknya hubungan suami kepada yang lain. Apabila ia baik di dalam rumah maka dia menjadi orang yang baik di luar rumah, namun apabila dia buruk hubungannya dengan istri maka hubungannya di luar rumah pun juga sebanding, berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam,
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى
Leave a Reply