╔══❖•ೋ°° ೋ•❖══╗

*SBUM*
*Sobat Bertanya*
*Ustadz Menjawab*

╚══❖•ೋ°° ೋ•❖══╝

*NO : 0⃣7⃣5⃣*

*Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS*
https://grupislamsunnah.com

*Kumpulan Soal Jawab SBUM*
*Silakan Klik :* https://t.me/GiS_soaljawab

═══════ ° ೋ• ═══════

*Judul bahasan*
*MELAFALKAN DO’A*

*Pertanyaan*
Nama : Sulisiyah Suwito
Angkatan : 01
Grup : 124
Domisili : –

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Semoga Ustadz sekeluarga beserta seluruh tim GiS dan para anggotanya serta seluruh kaum Muslim selalu diberkahi oleh Allah Ta’ala.

Afwan Ustadz, ketika berdo’a dalam sujud jika menggunakan bahasa Indonesia, mulut kita dalam keadaan diam do’a dibaca dalam hati atau mulut boleh terbuka melafalkan do’a kita?

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم

*Jawaban*

وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته

بسم الله

Pertanyaan yang sangat bagus sekali dari Ukhti Sulisiyah Suwito hafizhakillah (semoga Allah menjagamu).

Baarakallahu fiikum.

Al-Fadhil Al-Ustadz Dr. Firanda Andirja, MA di dalam buku ‘Bekal Shalat Jilid 2’ halaman 544-545 beliau hafizhahullah menjelaskan:

“Hukumnya boleh, dan ini adalah pendapat yang dipahami dari perkataan Ibnu Taimiyyah رحمه الله.

Ibnu Taimiyyah  رحمه الله berkata:

والدعاء يجوز بالعربية وبغير العربية، والله سبحانه يعلم قصد الداعي ومراده، وان لم يقوم لسانه فإنه يعلم ضجيج الأصوات باختلاف اللغات على تنوع الحاجات.

“Dan berdo’a boleh dengan Bahasa Arab dan selain Bahasa Arab, dan Allah Ta’ala Maha Mengetahui tujuan dan keinginan seorang yang berdo’a walaupun lidahnya tergelincir maka sesungguhnya Dia Maha mengetahui bermacam suara dengan Bahasa-bahasa yang berbeda dan dengan kebutuhan yang bermacam-macam”.
(Al-Fatawa Al-Kubra 2/424).

Meskipun perkataan beliau masih umum yang ada kemungkinan yang dimaksud adalah untuk do’a yang berada di luar shalat.

Dan pendapat ini (yaitu bolehnya) itulah pendapat yang terkuat, karena tidak ada dalil yang menunjukan keharamannya, sementara dalil datang dengan menunjukan bolehnya berdo’a secara bebas, sebagaimana dalam sabda Nabi:

*ثم يتخير من الدعاء أعجبه اليه، فيدعوا*

“Kemudian ia memilih dari do’a yang ia sukai, kemudian ia berdo’a dengannya”.
(HR. Bukhari No. 835).

Dan inilah pendapat yang dipilih oleh para ulama Al-Lajnah Ad-Daaimah. Mereka berkata:

“Dan seseorang berdo’a kepada Allah di dalam shalatnya dan di luar shalatnya dengan menggunakan bahasa Arab atau selain bahasa Arab, sesuai dengan keadaan yang paling mudah menurut dia. Dan ini tidaklah membatalkan shalatnya, ketika dia berdo’a dengan selain bahasa Arab. Namun, ketika dia hendak berdo’a dalam shalat, selayaknya dia mencari doa yang terdapat dalam hadits yang shahih dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam berupa do’a-do’a di dalam shalat”.
(Fatawa Al-Lajnah Ad-Daaimah No. 5728, 24/169).

Selesai sampai di sini penjelasan beliau hafizhahullah.

Dan kami ketika duduk di majelis ilmu para Ustadz kita tercinta hafizhakumullah, para ustadz kita tersebut sering menjelaskan kurang lebihnya:

“Jika kita ingin berdo’a di dalam shalat dengan bahasa selain bahasa Arab seperti bahasa Indonesia misalnya, maka berdo’anya di dalam hati saja dan tidak dilafazkan. Sebab bacaan-bacaan di dalam shalat yang dilafazkan itu haruslah dengan bahasa Arab”.

Wallahu a’lam. Wallahul muwaffiq.

Semoga bermanfaat.

*Referensi:*

1. Fiqih Shalat Berdasarkan Al-Qur’an & As-Sunnah, Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Media Tarbiyah.

2. Bekal Shalat Jilid 2, Ustadz Dr. Firanda Andirja, MA, Penerbit UF.

والله تعالى أعلم

26 Maret 2021.

Dijawab oleh : Abu Uwais Muhammad
Yasin bin Sutan Muslim bin
Amir bin Syamsuddin

Diperiksa oleh : Ustadz Nur Rosyid, M. Ag.

═══════ ° ೋ• ═══════

*Tambahan Ustadz Nur Rosyid, M. Ag.*

View Source


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *