𝗦𝗕𝗨𝗠
𝗦𝗼𝗯𝗮𝘁 𝗕𝗲𝗿𝘁𝗮𝗻𝘆𝗮
𝗨𝘀𝘁𝗮𝗱𝘇 𝗠𝗲𝗻𝗷𝗮𝘄𝗮𝗯
╚══꧁✿✿°°°°✿✿꧂ ══╝
𝗡𝗢 : 1⃣7⃣5⃣4⃣
𝗗𝗶𝗿𝗮𝗻𝗴𝗸𝘂𝗺 𝗼𝗹𝗲𝗵 𝗚𝗿𝘂𝗽 𝗜𝘀𝗹𝗮𝗺 𝗦𝘂𝗻𝗻𝗮𝗵 | 𝗚𝗶𝗦
https://grupislamsunnah.com
𝗞𝘂𝗺𝗽𝘂𝗹𝗮𝗻 𝗦𝗼𝗮𝗹 𝗝𝗮𝘄𝗮𝗯 𝗦𝗕𝗨𝗠
𝗦𝗶𝗹𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗞𝗹𝗶𝗸 : https://t.me/GiS_soaljawab
═══════゚・:✿:・゚═══════
𝗛𝗨𝗞𝗨𝗠 𝗠𝗘𝗠𝗕𝗘𝗥𝗜𝗞𝗔𝗡 𝗛𝗔𝗗𝗜𝗔𝗛 𝗞𝗘𝗣𝗔𝗗𝗔 𝗚𝗨𝗥𝗨 𝗗𝗔𝗡 𝗕𝗔𝗚𝗔𝗜𝗠𝗔𝗡𝗔 𝗖𝗔𝗥𝗔 𝗠𝗘𝗠𝗕𝗘𝗥𝗜𝗞𝗔𝗡 𝗛𝗔𝗗𝗜𝗔𝗛 𝗞𝗘𝗣𝗔𝗗𝗔 𝗚𝗨𝗥𝗨 𝗬𝗔𝗡𝗚 𝗗𝗜𝗣𝗘𝗥𝗕𝗢𝗟𝗘𝗛𝗞𝗔𝗡
Nama : Algo Ona
Angkatan/Gelombang : 6
Grup : T14
Nama Adminah : Velya Aristi
Nama Musyrifah : Zatriana
Domisili : Semarang, Jawa Tengah
𝗣𝗲𝗿𝘁𝗮𝗻𝘆𝗮𝗮𝗻
بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه
Izin bertanya, Ustadz.
Ustadz, setahu ana memberikan hadiah kepada guru hukumnya adalah haram.
Misalnya memberikan hadiah kepada guru dalam rangka hari guru dengan niat menunjukkan kasih sayang.
1. Apakah termasuk yang diharamkan ?
2. Dan memberikan hadiah kepada guru di saat kelulusan sebagai ucapan terimakasih, yang demikian apakah halal atau haram ?
3. Bagaimana cara yang halal dalam memberikan hadiah kepada guru ?
Mohon penjelasannya, Ustadz.
جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.
𝗝𝗮𝘄𝗮𝗯𝗮𝗻
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته.
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله أما بعد.
1. Ada sebuah hadits yang menjelaskan tentang larangan memberi hadiah kepada para pekerja yang sudah ada gaji pokoknya dari istansi kerja.
Walaupun hadits ini masih diperselisihkan oleh para ulama tentang keumuman larangannya, maksudnya apakah hadis hanya mencakup pegawai negeri atau (juga termasuk pegawai) swasta?
Akan tetapi pendapat yang hati-hati adalah bahwa hadits tersebut mencakup seluruh pekerja, baik swasta maupun negeri.
Dan begitupun memberikan hadiah kepada para guru di momen-momen tertentu.
Karena seorang guru telah mendapatkan gaji dari tempat dia bekerja.
Nabi sholallohu ‘alaihi wassallam bersabda,
مَنِ اسْتَعْمَلْنَاهُ عَلَى عَمَلٍ فَرَزَقْنَاهُ رِزْقًا فَمَا أَخَذَ بَعْدَ ذَلِكَ فَهُوَ غُلُولٌ
“Barang siapa yang kami pekerjakan dalam suatu pekerjaan, lalu ia mendapatkan gaji dari pekerjaan tersebut, maka apapun yang ia dapatkan (hadiah atau tips) dari pekerjaan tersebut itulah yang disebut ghulul (hadiah khianat).”
[HR Abu Daud 2943].
Dalam lafaz yang lain disebutkan,
هَدَايَا الْعُمَّالِ غُلُولٌ
“Hadiah bagi pekerja (pegawai/pejabat) adalah ghulul (hadiah khianat).”
[HR Ahmad 5/424, Irwa’ul Gholil 2622].
Sehingga Nabi menjelaskan bagaimana sisksaan hadiah khianat ini kelak pada hari kiamat.
اسْتَعْمَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا مِنْ بَنِي أَسْدٍ يُقَالُ لَهُ ابْنُ الْأُتَبِيَّةِ عَلَى صَدَقَةٍ فَلَمَّا قَدِمَ قَالَ هَذَا لَكُمْ وَهَذَا أُهْدِيَ لِي فَقَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْمِنْبَرِ قَالَ سُفْيَانُ أَيْضًا فَصَعِدَ الْمِنْبَرَ فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ ثُمَّ قَالَ مَا بَالُ الْعَامِلِ نَبْعَثُهُ فَيَأْتِي يَقُولُ هَذَا لَكَ وَهَذَا لِي فَهَلَّا جَلَسَ فِي بَيْتِ أَبِيهِ وَأُمِّهِ فَيَنْظُرُ أَيُهْدَى لَهُ أَمْ لَا وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا يَأْتِي بِشَيْءٍ إِلَّا جَاءَ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَحْمِلُهُ عَلَى رَقَبَتِهِ إِنْ كَانَ بَعِيرًا لَهُ رُغَاءٌ أَوْ بَقَرَةً لَهَا خُوَارٌ أَوْ شَاةً تَيْعَرُ ثُمَّ رَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى رَأَيْنَا عُفْرَتَيْ إِبْطَيْهِ أَلَا هَلْ بَلَّغْتُ ثَلَاثًا
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang amil zakat/sedekah mengambil sesuatu dari harta tersebut melainkan ia akan memikulnya pada hari kiamat diatas tengkuknya, jika (harta tersebut) unta maka unta itu yang mendengus, dan jika sapi maka sapi itu yang melenguh, dan jika kambing maka kambing itu yang mengembik”, kemudian beliau mengangkat kedua tangannya hingga kami melihat putih kedua ketiak
Leave a Reply