*SBUM*
*Sobat Bertanya*
*Ustadz Menjawab*
╚══❖•ೋ°° ೋ•❖══╝
*NO : 1⃣6⃣8⃣6⃣*
*Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS*
https://grupislamsunnah.com
*Kumpulan Soal Jawab SBUM*
*Silakan Klik :* https://t.me/GiS_soaljawab
═══════ ° ೋ• ═══════
*HUKUM ADZAN SUBUH*
*DI TAMBAH KALIMAT*
*ASHOLATU KHOIRUN MINNA NAU*
*& DUDUK TAHIYAT TERAKHIR*
*DI DALAM SHALAT 2 RAKA’AT*
*Pertanyaan*
Nama: Novi
Angkatan/Gelombang : 6
Grup : 12
Nama Admin : Nissa
Nama Musyrifah : Zatriana
Domisili : Bandung
بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه
Izin bertanya Ustadz.
1. Apakah hukumnya adzan subuh ditambah kalimat “Asholatu Khoirun Minna naum”?
Ada yang berpendapat kalau kalimat itu hanya untuk adzan awal membangunkan, untuk shalat tahajud.
2. Untuk sholat yang 2 rakaat, di tahiyat terakhir duduknya apa iftirasy
Atau tawwaruk?
Mohon pencerahannya Ustadz.
جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.
*Jawaban*
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله أما بعد.
1. at-Tatswiib ( التثويب) adalah istilah untuk menyebutkan ucapan muadzdzin “ash-Shalâtu Khairun Minan Naum” dua kali setelah mengucapkan “Haiya ‘Alal Falâh” dua kali dalam adzan Subuh. at- Tatswiib disyari’atkan dengan dasar hadits Abul Mahdzurah yang berbunyi :
فَإِنْ كَانَ صَلَاةُ الصُّبْحِ قُلْتُ الصَّلَاةُ خَيْرٌ مِنْ النَّوْمِ الصَّلَاةُ خَيْرٌ مِنْ النَّوْمِ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
Jika shalat Subuh aku mengucapkan :
الصَّلَاةُ خَيْرٌ مِنْ النَّوْمِ الصَّلَاةُ خَيْرٌ مِنْ النَّوْمِ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
[HR Abu Dâud no. 501, an Nasâ’i (2/7-8) dan Ahmad 3/408 dan dishahihkan al-Albâni dalam Takhrîjul Misykah no. 645].
Penulis kitab Shahih Fiqhis Sunnah menyatakan, “al-Tatswiib dalam adzan Subuh telah diriwayatkan dari hadits Bilâl, Sa’ad al Qartz, Abu Hurairah, Ibnu Umar, Na’im al Nahâm, A’isyah, Abu al-Mahdzûrah, namun dalam sanad-sanadnya ada kelemahan dan yang terbaik dari semuanya yaitu tiga riwayat terakhir. Tiga riwayat ini dan seluruh riwayat lainnya telah menunjukkan bahwa al Tatswîb dalam adzan Subuh itu disyarai’atkan. [Shahîh Fiqhusl Sunnah, Abu Mâlik Kamâl bin Al Sayyid Sâlim, tanpa cetakan dan tahun, Maktabah at-Taufîqiyyah, Mesir. 1/283].
Adapun tentang kapan taswîb itu diucapkan, maka disini ada dua pendapat Ulama. Apakah diucapkan pada adzan pertama yaitu adzan sebelum waktu Subuh tiba ataukan adzan kedua yang dilakukan setelah waktu Subuh tiba?
Pendapat pertama : Menyatakan bahwa at-tatswîb dilakukan pada adzan pertama yang dikumandangkan sebelum masuk waktu Subuh.
“at-Tatswîb disyari’atkan hanya di adzan awal Subuh yang dikumandangkan sekitar seperempat jam sebelum masuk waktu Subuh, dengan dasar hadits Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma yang berbunyi :
كَانَ فِيْ الأَذَانِ الأَوَلِ بَعْدَ الْفَلاَحِ الصَّلاَةُ خَيْرٌ منَ النَّوْمِ مَرَّتَيْنِ
Pada adzan pertama setelah al Falâh, ada
الصَّلاَةُ خَيْرٌ منَ النَّوْمِ
(Shalat itu lebih baik daripada tidur) dibaca dua kali. [Diriwayatkan al Baihaqi (1/423), juga at-Thahâwi rahimahullah dalam Syarhul Ma’âni (1/82)].
Sedangkan hadits Abu al Mahdzûrah di atas masih mutlak bisa mencakup dua adzan yaitu adzan pertama dan adzan kedua. Namun adzan yang kedua bukanlah adzan yang dimaksudkan dalam hadits tersebut. Terbukti dengan ada riwayat lain yang mempersempit pengertian hadits di atas yaitu :
وَإِذَا أَذَّنْتَ بِالْأَوَّلِ مِنْ الصُّبْح فَقُلْ الصَّلَاةُ خَيْرٌ مِنْ النَّوْمِِ
Dan jika kamu mengumandang adzan diawal Subuh, maka katakanlah “asshalâtu Khairum Minan Naum”.
[Diriwayatkan oleh Abu Dâud, Nasâ’i, at Thahâwi dan lainnya dan riwayat ini ada dalam kitab Shahîh Abu Dâud no. 510-516].
Leave a Reply