╔══❖•ೋ°° ೋ•❖══╗
           
                    *SBUM*
            *Sobat Bertanya*
         *Ustadz Menjawab*

╚══❖•ೋ°° ೋ•❖══╝

*NO* : 1⃣6⃣3⃣6⃣

*Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS*
  https://grupislamsunnah.com

  *Kumpulan Soal Jawab SBUM*
  *Silakan Klik :* https://t.me/GiS_soaljawab

═══════ ° ೋ• ═══════

  *CIRI ORANG YANG BERIMAN*

*PERTANYAAN :*
Nama : Rini Ekowati
Angkatan : 6
Grup : T17
Nama Admin : Mba Triana
Nama Musyrifah : Ita Intari
Domisili : Samarinda, Kaltim

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه

Maaf Ustadz, saya ingin bertanya.

Saya takut sekali jika saya bukan orang beriman.
Saya sudah menjalankan kewajiban sebagai seorang muslim, tapi apakah demikian sudah cukup ?

Mohon penjelasannya, sebagai orang beriman yang baik (Saya sudah menjalankan kewajiban sebagai seorang muslim, tapi saya masih takut saya bukan orang beriman).

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.

*JAWABAN :*

بسم الله، والحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن اهتدى بهداه.

Diantara ciri orang yang beriman yaitu :

1. Memiliki Rasa Takut di Dalam Hatinya

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka.”
(QS. Al-Anfal : 2)

Berdasarkan ayat tersebut, hanya orang yang beriman jika disebutkan nama Allah, muncul rasa takut dalam hatinya.
Rasa takutnya sebagai bentuk mengagungkan Allah.
Sebagai contoh, jika ada seseorang yang berkeinginan melakukan maksiat, kemudian ia teringat Allah atau ada yang mengingatkannya dengan mengatakan, “bertakwalah anda kepada Allah”, maka dia adalah seorang yang mukmin.
Rasa takut tersebut adalah ciri-ciri orang yang beriman.

2. Adanya Tambahan Iman ketika Ayat Quran Dibacakan

Allah Ta’ala berfirman,

وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتْهُمْ إِيمَٰنًا

“Dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya).”
(QS. Al-Anfal : 2)

Hal ini menjadi bukti keimanan seseorang ketika Al-Qur’an dibaca baik oleh dirinya ataupun orang lain, ia dapat mengambil manfaat dengan bertambahnya rasa iman.

Sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam pernah memerintahkan Ibnu Mas’ud untuk membacakan Al Qur’an, lantas Ibnu Mas’ud bertanya, “Bagaimana aku membacakan Al-Qur’an sedang Al-Qur’an diturunkan untukmu?”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam pun menjawab, “Sungguh aku senang mendengar bacaan Al Qur’an dari orang lain.”
Ibnu Mas’ud pun membaca surah An-Nisa, tatkala sampai pada ayat 41,

فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِن كُلِّ أُمَّةٍۭ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَىٰ هَٰٓؤُلَآءِ شَهِيدًا

“Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu).”
(QS. An-Nisa : 41).
Maka Nabi mengatakan, “Cukup.”
“Aku pun memandangi Nabi dan melihat mata beliau berlinangan air mata.”
(HR. Al-Bukhari)

Potongan ayat ke-2 surah Al-Anfal di atas menjadi dalil bahwa rasa iman bisa bertambah dan bisa berkurang.
Karena akidah ahlusunnah adalah iman itu bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang dengan melakukan maksiat.
Dicontohkan dalam ayat di atas adalah melakukan ketaatan dengan mendengarkan bacaan Al- Quran.
Adapun kelompok murji’ah yang memiliki penyimpangan dalam akidah ini, mengatakan bahwa rasa iman tidak dapat bertambah maupun berkurang, dan ini adalah akidah yang keliru.

Kisah Ibnu Mas’ud di atas juga menunjukkan betapa lembutnya hati Nabi, tatkala beliau dibacakan Al Qur’an, hati beliau terenyuh sehingga berlinanglah air mata beliau.

3. Mengimani dan mempercayai dengan yakin seyakinnya tidak ada keraguan tentang rukun iman yang enam.

Dengan demikian jika saudari memiliki ciri-ciri tersebut maka masih dikatakan orang beriman.

والله أعلم بالصواب

  Dijawab oleh :
Ustadz Abdus Syakur Musawiru S.Ud., M.Pd

View Source


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *