*SBUM*
*Sobat Bertanya*
*Ustadz Menjawab*
╚══❖•ೋ°° ೋ•❖══╝
*NO* : 1⃣6⃣1⃣9⃣
*Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS*
https://grupislamsunnah.com
*Kumpulan Soal Jawab SBUM*
*Silakan Klik :* https://t.me/GiS_soaljawab
═══════ ° ೋ• ═══════
*AMALAN UNTUK BAYI BARU LAHIR*
*Pertanyaan*
Nama : Hamba Allah
Angkatan : T.06
Grup : 05
Nama Admin : Sri Mulyani/Ade Irma
Nama Musyrifah : Rezky septiani
Domisili : Desa Mayang Bangka Barat
بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه
Izin bertanya Ustadz.
1. Apakah benar bayi yang baru lahir di telinga kanan dibacakan adzan dan ditelinga kiri dibacakan iqamah ?
2. Amalan apa saja ketika bayi yang baru lahir ?
Mohon dijelaskan, Ustadz.
جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.
*Jawaban*
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Bismillah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du;
1. Ada khilaf diantara ulama dalam masalah ini, ada yang membolehkan ada yang melarang.
A. Yang melarang hal ini adalah semisal Imam Malik rahimahullah sebagaimana yang dijelaskan oleh Syekh Abu Muhammad bin Abi Zaid,
وكره مالك أن يؤذَّن في أذن الصبي المولود
“Imam Malik membenci azan pada bayi yang baru lahir.”
(Lihat Mukhtashar Al-Khalil, 2: 86)
Demikian juga, Syekh Al-Albani rahimahullah yang juga melemahkan hadits tersebut.
Beliau rahimahullah berkata,
فحسنت حديث أبي رافع به في “الإرواء” (4/400/1173) ، والآن وقد طبع – والحمد لله – كتاب البيهقي: “الشعب “، ووقفت فيه على إسناده، وتبين لي شدة ضعفه؛ فقد رجعت عن التحسين المذكور،
“Aku pernah menghasankan hadits Abu Rafi’ di dalam kitab Al-Irwa’ (4: 400, 1173). Sekarang, kitab Al-Baihaqi Asy-Syu’b telah dicetak -alhamdulilah-.
Aku periksa sanadnya dalam kitab tersebut dan nampak jelas bagiku bahwa hadis tersebut parah kelemahannya.
Aku pun menyatakan rujuk dari menghasankan hadits tersebut.”
(Silsilah Al-Ahadits Adh-Dha’ifah, 13: 272) ;
pada akhirnya penelitian Syaikh Al-Albani dalam Ad-Dlaifah berhenti padanya.
B. Syekh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menilai disyariatkan hal ini.
Beliau rahimahullah berkata,
هذا مشروع عند جمع من أهل العلم، وقد ورد فيه بعض الأحاديث وفي سندها مقال، فإذا فعله المؤمن فحسن؛ لأنه من باب السنن ومن باب التطوعات، والحديث في سنده عاصم بن عبيد الله بن عاصم بن عمر بن الخطاب وفيه ضعف وله شواهد
“Azan di telinga bayi adalah disyariatkan menurut beberapa ulama.
Terdapat beberapa hadits yang membahas hal tersebut, namun pada sanadnya ada pembahasan.
Akan tetapi, jika seorang mukmin melakukannya, maka ini adalah kebaikan.
Karena hal ini masuk bab sunah dan tathawu’.
Hadits tersebut di dalam sanadnya terdapat ‘Ashim bin ‘Ubaidillah bin ‘Ashim bin ‘Umar bin Al-Khattab.
Dan padanya terdapat ke-dha’if-an dan syawahid (penguat).”
Kesimpulan :
Kami lebih condong kepada pendapat yang men-dhoif-kan, karena derajat hadits tersebut setelah diteliti ulang Syaikh Al-Albani rahimahullah adalah dhoif.
Meski kami secara pribadi memilih pendapat untuk tidak mengadzani telinga bayi, namun kita berlapangdada pada pendapat orang lain yang menyatakan kebolehannya.
2. Ketika bayi lahir ;
a. Dianjurkan memberikan kabar gembira dengan kelahiran seorang anak.
b. Mentahnik (mengunyah buah kurma, lalu mengolesinya ke langit-langit mulut si bayi, atau jika tidak ada dengan madu) dan mendoakan keberkahan untuknya (seperti mengucapkan “Baarakallahu fiik”).
عَنْ أَبِى مُوسَى – رضى الله عنه – قَالَ : وُلِدَ لِى غُلاَمٌ ، فَأَتَيْتُ بِهِ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم فَسَمَّاهُ إِبْرَاهِيمَ ، فَحَنَّكَهُ بِتَمْرَةٍ ، وَدَعَا لَهُ بِالْبَرَكَةِ.
Dari Abu Musa ia berkata, “Anak saya lahir, lalu saya membawanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian Beliau menamainya Ibrahim, mentahkniknya dengan kurma dan mendoakan keberkahan untuknya.”
(HR. Bukhari)
Leave a Reply