TELADAN YANG INDAH DALAM MEMAAFKANبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِNabi yan…

TELADAN YANG INDAH DALAM MEMAAFKAN

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Nabi yang Mulia Yusuf ‘alaihissalaam adalah seorang nabi yang pernah mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari saudara-saudaranya sendiri.

Beliau dibuang ke dalam sumur, lalu terpisah dengan orang tuanya dalam waktu yang lama, dan dengan sebab itu pula beliau dijual sebagai budak oleh orang-orang zalim yang menemukan beliau, sampai akhirnya beliau dipenjara karena tidak mau memenuhi ajakan untuk berbuat dosa dari tuannya.

Dan tatkala beliau telah menjadi pejabat negara, datanglah saudara-saudara beliau tersebut dalam keadaan lemah dan membutuhkan pertolongan beliau, maka beliau memilih untuk memaafkan dan menolong mereka, bukan membalas perbuatan mereka.

Bahkan tatkala berbicara dengan mereka, beliau memilih kata-kata yang tidak menyindir atau menyinggung mereka. Allaahu Akbar, inilah akhlak mulia yang luar biasa.

Al-Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata,

وقول يوسف لأبيه وإخوته : هذا تأويل رؤياي من قبل قد جعلها ربي حقا وقد أحسن بي إذا أخرجني من السجن يوسف ولم يقل : أخرجني من الجب حفظا للأدب مع إخوته وتفتيا عليهم : أن لا يخجلهم بما جرى في الجب وقال : وجاء بكم من البدو ولم يقل : رفع عنكم جهد الجوع والحاجة أدبا معهم وأضاف ما جرى إلى السبب ولم يضفه إلى المباشر الذي هو أقرب إليه منه فقال : من بعد أن نزع الشيطان بيني وبين إخوتي فأعطى الفتوة والكرم والأدب حقه ولهذا لم يكن كمال هذا الخلق إلا للرسل والأنبياء صلوات الله وسلامه عليهم.

“Dan ucapan Yusuf ‘alaihissalaam kepada ayah dan saudara-saudaranya,

هَذَا تَأْوِيلُ رُؤْيَايَ مِنْ قَبْلُ قَدْ جَعَلَهَا رَبِّي حَقًّا وَقَدْ أَحْسَنَ بِي إِذْ أَخْرَجَنِي مِنَ السِّجْنِ

“Inilah ta’bir mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya Rabbku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Rabbku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari penjara.” [Yusuf: 100]

Beliau tidak berkata “Rabbku mengeluarkan aku dari sumur” karena menjaga adab terhadap saudara-saudaranya dan pemuliaan kepada mereka, agar mereka tidak merasa malu dengan apa yang mereka lakukan di sumur tersebut.

Beliau berkata selanjutnya,

وَجَاءَ بِكُمْ مِنَ الْبَدْو

“Dan (Rabbku) membawa kalian dari dusun padang pasir.” [Yusuf: 100]

Beliau tidak berkata “Yang membawa kalian ke sini adalah kesusahan karena kelaparan dan kebutuhan” sebagai adab kepada mereka.

Dan berikutnya, beliau menyandarkan perlakuan saudara-saudaranya kepada sebab (yaitu godaan setan), bukan kepada mereka sebagai pelaku yang sebetulnya lebih pantas disalahkan. Beliau berkata,

مِنْ بَعْدِ أَنْ نَزَغَ الشَّيْطَانُ بَيْنِي وَبَيْنَ إِخْوَتِي

“Setelah setan merusakkan (hubungan) antaraku dan saudara-saudaraku.” [Yusuf: 100]

Maka beliau memberikan hak terhadap kemuliaan, kedermawanan dan adab, oleh karena itu tidak mungkin sempurna akhlak ini kecuali dalam diri para rasul dan nabi sholawaatullaahu wa salaamuhu ‘alaihim.” [Madaarijus Saalikin, 2/380-381]

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم.

Sumber: https://sofyanruray.info/teladan-yang-indah-dalam-memaafkan/

═══ ❁✿❁ ════

GABUNG TELEGRAM
https://t.me/taawundakwah
https://t.me/kajian_assunnah
https://t.me/kitab_tauhid
https://t.me/videokitabtauhid
https://t.me/kaidahtauhid
https://t.me/akhlak_muslim

Gabung WAG Ketik: Daftar
Kirim ke wa.me/628111833375
Atau wa.me/628111377787

Medsos dan Website:
Facebook: https://www.facebook.com/taawundakwah
Instagram: https://www.instagram.com/taawundakwah
Website: https://taawundakwah.com

#Yuk_share agar menjadi amalan yang terus mengalir insya Allah. Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

“Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya.” [HR. Muslim dari Abu Mas’ud Al-Anshori radhiyallaahu’anhu]


View Source


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *